x

Iklan

Era Sofiyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Quo Vadis Pendidikan Indonesia

Pendidikan berbasis budaya dan karakter hadir untuk memberikan terang setelah kegelapan itu datang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menghadapi era globalisasi yang kian menggurita, tantangan di berbagai bidang kehidupan dirasa semakin berat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi,dan transportasi sangat pesat, eskalasi pasar bebas antarnegara dan bangsa semakin meningkat, dan iklim kompetisi di berbagai aspek kehidupan semakin ketat. Masih banyak lagi masalah lain yang memerlukan penyelesaian seperti demokratisasi, hak asasi manusia, serta penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang adil dan terbuka.

Di lain sisi, segala keunggulan sumber daya alam ditunjang SDM berlimpah belum mampu mengejar ketertinggalan kita dan ketidak konsistenan kita pada kemajuan ilmu, teknologi dan informasi, belum mampu sepenuhnya membawa negara dan bangsa Indonesia berada sejajar dalam eksistensi percaturan bangsa-bangsa dunia. Padahal negara negara lain sangat mengagungkan keunggulan Indonesia, di antaranya dalam bidang politik bertahun lalu kita menonjol dan berperan aktif, dalam olahraga kita sejajar negara maju, dalam ekonomi pernah diramal akan menjadi salah satu macan Asia, di bidang pendidikan kita berjasa memberikan apa yang kita miliki uintuk mencerdaskan bangsa lain, dalam bidang pertahanan pengalaman sebagai pasukan internasional dipuji mutunya, dan dalam keberagaman kita mempelopori bagaimana menyatukan bangsa yang demikian beragam menjadi bangsa yang satu.

Salah satu fakta yang menunjukkan keprihatinan adalah pendidikan Indonesia yang sampai saat ini belum sepenuhnya mampu melahirkan generasi yang unggul dalam segala aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan saat ini hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan peserta didik. Jika peserta didik sudah mencapai nilai atau lulus dengan nilai akademik memadai/di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), pendidikan dianggap sudah berhasil. Yang lebih mengkhawatirkan, pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di dalam diri peserta didik kian hari kian terpinggirkan. Rapuhnya karakter dan budaya dalam kehidupan berbangsa jika dibiarkan, lambat laun bisa membawa kemunduran peradaban bangsa. Padahal, kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu bangsa dan negara dimata dunia. Ia menjadi modal sosial dan budaya (cultural and social capital) yang menjadi pengikat kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang untuk bersatu sebagai bangsa Indonesia.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berangkat dari pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berbasis karakter dan budaya bangsa adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan peserta didik melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Dalam hal ini, Pendidikan harus menjadi “the power in building character”, artinya pendidikan harus mampu memberi bekal kepada peserta didik untuk memilah mana yang baik dan mana yang kurang atau tidak baik berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang logis dan kritis.

Dalam hal ini, mengembangkan sumberdaya manusia Indonesia jauh dari pandangan sempit kebangsaan (chauvinism) haruslah ditegakkan dalam setiap kegiatan pendidikan dan pemberdayaan. Kebudayaan bukanlah dalam arti sempit seni dan budaya, akan tetapi mencakup masalah filsafat bangsa, gaya hidup, tata kehidupan, cara berfikir, pembinaan sikap, mental, moral dan budi pekerti yang saharusnya dibina sejak di rumah tangga, pra sekolah dan Taman Kanak-kanak. Budaya juga yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang. Apabila peserta didik menjadi asing dari budayanya maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, peserta didik sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena peserta didik tidak memiliki norma dan nilai budaya nasional yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pertimbangan. Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan, semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik.

Sementara, dalam konteks pendidikan karakter, kemampuan yang harus dikembangkan pada peserta persekolahan adalah berbagai kemampuan yang akan menjadikan mereka sebagai makhluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia. Kemampuan yang perlu dikembangkan pada peserta didik adalah kemampuan mengabdi kepada Tuhan menciptakannya, kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri, kemampuan untuk hidup secara harmonis dengan manusia dan makhluk lainnya, dan kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai wahana kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Sumberdaya manusia yang berkarakter sebagaimana diungkapkan di atas dapat dicapai melalui pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, dan jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa, fokus perhatian terutama pada aspek bagaimana peserta didik mau dan mampu untuk belajar dan pendidik harus berperan sebagai fasilitator, motivator, bukan peran sebagai instruktur. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif.

Pendidikan berbasis budaya dan karakter hadir untuk memberikan terang setelah kegelapan itu datang. Maka sudah saatnya, pendidikan budaya dan karakter menerebos dalam setiap sendi-sendi kehidupan dunia ilmu pendidikan sehingga menjadi habitus untuk menghasilkan generasi bangsa yang memiliki kecerdasan spiritual yang unggul sebagai jalan lurus ilmu pendidikan. Sehingga  nantinya mereka, para peserta didik memiliki nilai dan mengenali jatidirinya yang berkarakter dan berbudaya adi luhung, lalu mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya secara holistik, sebagai warga dunia, bangsa dan masyarakat Indonesia yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Era Sofiyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler