x

Iklan

Syarif Yunus

Pemerhati pendidikan dan pekerja sosial yang apa adanya
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kartini itu Sikap Bukan Ambisi

Kaum wanita berjuang untuk emansipasi. Lalu, haruskah mereka mengabaikan tanggung jawabnya? Kartini itu sikap bukan ambisi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Harusnya wacana tentang emansipasi dan kesetaraan wanita, seperti yang diperjuangkan RA Kartini sudah usai. Udah kelar. Karena apa yang diperjuangkannya dulu, kini telah jadi kenyataan.

 

Terus kartini-kartini zaman now, mau ngapain lagi?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kartini zaman now itu Kartini milenial. Wanita karier, wanita yang pergi pagi pulang malam. Penuh etos kerja hingga mampu meraih jabatan hingga harta. Sama sekali sudah gak isu lagi. Bahkan kaum wanita yang cerdas dan berpendidikan tinggi pun bertebaran di mana-mana. Lagi-lagi, udah gak isu. Zaman now, semua wanita sudah setara dengan laki-laki.

 

Kartini zaman now udah hebat-hebat.

Indikatornya sederhana saja. Dulu di kabinet, namanya “Menteri Urusan Wanita”. Berarti segala sesuatu yang berurusan dengan perempuan harus diatur, harus dibela. Tapi sekarang, nama menterinya adalah “Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak”. Itu artinya, apa sebenarnya yang harus dilakukan setelah perempuan berdaya dan bagaimana perempuan memandang anak?

 

Sejarah Islam sudah membuktikan.

Ada wanita-wanita sesat yang akhirnya gak bisa dibela oleh suaminya, seperti istri Nabi Nuh, istri Nabi Luth. Mereka terkena petaka karena ulahnya. Tapi ada wanita-wanita henat seperti Siti Hajar yang tangguh, Siti Aisyah bahkan Zulaikha yang semasa hidupnya mengemban amanat yang mulia semasa di dunia untuk keperluan akhirat.

 

Jelas sudah. Wanita zaman now adalah sikap bukan ambisi. Makna gari kartini itu membangun sikap, bukan membangun ambisi.

 

Kartini zaman now, patut mawas diri. Patut eling lan waspada. Karena menjadi wanita yang sukses, pintar dan kaya nyatanya tidaklah susah. Tapi menjadi wanita yang solehah, wanita yang sadar bahwa “ada di dunia” untuk “tetap ada di akhirat” patut dikedepankan.

 

Karena hari ini. Berapa banyak wanita yang terlalu mudah lupa kewajibannya akibat mengejar urusan dunia. Berapa banyak wanita yang bekerja dan berpendidikan. Tapi saat yang sama mereka gagal mengembang amanah sebagai ibu sekaligus istri untuk keluarganya.

 

Maka wanita zaman now. Sepertinya harus mereposisi diri, yang semua orientasi dunia berubah menuju orientasi akhirat. Bukan lagi jadi wanita yang sibuk memerdekakan diri sendiri dari berbagai obsesi dan mimpi. Tapi wanita yang tetap “membumi” menjalankan peran dunia sebagai jembatan menuju akhirat. Wanita tidak lagi fisik material tapi wanita yang lebih batin ruhaniah.

 

Kartini zaman now. Kartini era milenial. Kaum wanita yang tetap dalam fitrahnya lagi mampu menyelaraskan hak dan tanggung jawab sebagai hamba Allah. Itu sudah cukup.

 

Kartini zaman now. Bukanlah mereka yang berjuang untuk emansipasi lalu menyalahgunakannya sebagai kedok ‘kebebasan’. Karena emansipasi bukanlah pemberontakan wanita terhadap kodrat kewanitaannya.

 

Jika hari ini. Masih ada anak-anak yang kesepian hingga terlibat narkoba. Jika hari ini masih ada anak-anak yang dicaci maki ibunya karena ia merasa sudah berjuang mati-matian untuk anaknya. Bahkan jika hari ini, masih ada anak-anak yang “terluka hatinya” karena ibu mereka. Itu tanda bahwa Kartini hanya sebatas ambisi bukan sikap.

 

Kartini itu sikap, emansipasi pun sikap. Bukan ambisi

Tidak akan pernah ada pada kaum wanita yang mampu berkata “ya” kepada orang lain. Tapi mudah berkata “tidak” untuk keluarganya.

 

Kartini zaman now hampir lupa.

Bahagia itu bukan hanya di dunia tapi harus diperjuangkan hingga akhirat. Kebahagiaan itu bukan mereka yang ciptakan. Bukan pula pemberian Tuhan untuknya. Karena bahagia adalah perjuangan yang direstui oleh Tuhan.

 

Jadi sungguh, Kartini adalah sebuah sikap bukan ambisi…. ciamikk. #SelamatHariKartini

 

Ikuti tulisan menarik Syarif Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu