x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Manusia Subang

Penemuan arkeologis ini dapat jadi bekal untuk merekatkan keindonesiaan kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Penemuan kerangka manusia, senjata logam, serta manik-manik di situs Subang Larang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini semakin memperlihatkan bahwa negeri kita kaya akan jejak peradaban purba. Kerangka manusia ini, sebagaimana ditulis media, diduga kuat berasal dari tahun 45 Sebelum Masehi atau lebih dari 2.000 tahun yang silam.

Sejauh ini, belum ditemukan bukti adanya tulisan. Seperti dikutip media dari Lutfi Yondri, ketua Tim Ekskavasi Situs Subang Larang, ‘manusia Subang’ ini berasal dari masa pra-sejarah. Di Nusantara masa itu belum ada kerajaan yang berdiri, sementara pada masa yang sama di Eropa Kerajaan Romawi sedang berjaya di bawah kepemimpinan Kaisar Oktavianus. Nama asli Oktavianus adalah Augustus Caesar, pengganti Julius Caesar yang tewas dibunuh pada tahun 44 SM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dibandingkan dengan penemuan jejak-jejak peradaban kuno di wilayah lain di Indonesia, manusia Subang ini memang tergolong muda. Lukisan gua di situs arkeologi Maros, sekitar 40-60 km dari kota Makassar, diperkirakan berusia 40 ribu tahun. Artinya, lukisan ini dibuat oleh manusia yang hidup sezaman dengan ras Austromelanesoid di daratan Eropa yang juga meninggalkan jejak lukisan gua. Sayangnya, di Maros belum ditemukan jejak rangka manusia.

Begitu pula, penemuan susunan batu andesit berundak atau bertingkat di Gunung Padang, Cianjur, yang diperkirakan berasal dari masa 3.500 tahun Sebelum Masehi tidak disertai dengan penemuan rangka manusia. Sebagian ahli berpendapat bahwa fenomena batu bertingkat itu tidak lebih dari perwujudan gunung purba. Namun, sebagian ahli lainnya menduga ada jejak peradaban manusia di situ mengingat batu-batu itu berukuran panjang dan berpenampang segi lima—seolah-olah dipahat.

Andaikan suatu ketika ditemukan rangka manusia berusia tua di sekitar Maros dan Cianjur, akan semakin terbuka jalan untuk mengungkap sejak kapan nenek moyang kita menetap di Bumi Nusantara dan berasal dari mana, menetap di wilayah mana saja, dan bagaimana penyebarannya. Suatu ketika, para pakar barangkali akan mampu menyusun peta penyebaran nenek moyang ini, sejak dari zaman yang paling tua hingga ketika kerajaan mulai berdiri di Nusantara, bahkan hingga kini.

Penemuan manusia Subang ini semakin menunjukkan bahwa wilayah Nusantara menyimpan kekayaan luar biasa—sebuah laboratorium alam yang menanti untuk dieksplorasi. Jejak-jejak arkeologis di Nusantara yang belum tergali niscaya lebih banyak dari yang sudah ditemukan dan dipelajari. Penemuan arkeologis ini dapat jadi bekal untuk merekatkan keindonesiaan kita. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB