x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Populer tidak Identik Berkualitas

Banyak faktor yang membuat produk populer, kualitas hanya salah satu kemungkinannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Ngehits, ngetrend, populer—kata-kata ini merujuk kepada puncak keterkenalan sesuatu: makanan, baju, minuman, kafe, film, atau apa saja. Ketika ‘kue artis’ viral melalui media sosial, banyak orang mengantre di depan gerainya. Ratusan kue terjual setiap hari, hingga muncul jasa ‘mengantri’—berdiri beberapa jam di tengah antrian memang melelahkan, tapi hasrat untuk menyantap ‘kue artis’ mengalahkan kelelahan itu.

Tapi apakah karena ‘kue artis’ dengan merek tertentu yang mengusung nama artis pemiliknya demikian populer, alias ngehits, lantas kualitasnya pasti oke? Belum tentu. Popularitas tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas produk. Bila sebuah restoran cepat saji mampu menjual ratusan hamburger setiap hari, apakah berarti hamburgernya yang terbaik dibandingkan produk serupa tapi dengan merek berbeda?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mari kita ambil contoh lain, musik misalnya. Hanya karena karya Mozart jarang diputar di radio atau televisi atau diunduh dari iTunes dibanding lagu pop, apakah dengan begitu karya Mozart kalah kualitas? Sebagian orang mungkin berkata bahwa ini perkara selera musik, tapi orang juga dapat mengambil kesimpulan bahwa kualitas memang mampu mendorong popularitas, namun tidak selalu.

Apa yang perlu diingat ialah bahwa ketenaran adalah buah kerja dari berbagai unsur yang saling mendukung, di antaranya promosi, harga, desain, distribusi. Mungkin juga keunikan, kelezatan, atau konsep yang khas. Produk memang bisa populer karena kualitasnya dikenal bagus, tapi bisa pula karena iklannya gencar atau produk ini tidak punya pesaing di segmennya. Bahkan di era media sosial, faktor jejaring menjadi unsur penting bagi kecepatan viral suatu produk.

Produk juga bisa populer karena membuat orang merasa jadi bagian dari produk atau gagasan atau komunitas pemakainya. Seperti mereka yang ngantri ‘kue artis’ itu merasa jadi bagian komunitas ini, walaupun sebenarnya dari sisi kualitas orang dapat memperdebatkan apakah ‘kue artis’ ini selezat popularitasnya. Inilah ‘mata uang sosial’ yang berperan penting dalam mendongkrak ketenaran—apabila produk atau pesan tertentu membuat seseorang merasa jadi bagian darinya, ia cenderung menyebarluaskan info tentang produk itu.

Sebelum mengambil keputusan untuk membeli atau memakai produk/jasa tertentu, konsumen mempertimbangkan berbagai hal tadi. Meskipun, aspek emosional seringkali lebih menentukan keputusan akhir: “Saya suka banget sama warnanya.” Ada resonansi tertentu yang dirasakan konsumen ketika melihat produk itu sehingga pertimbangan lain terabaikan. “Pokoknya aku suka banget. Bungkus!” Unsur lain? Lewat! Termasuk kualitas.

Di antara berbagai hal tadi, ada hal yang kurang memperoleh perhatian mengenai faktor pendongkrak popularitas. Popularitas juga bisa terjadi ‘by design’. Maksudnya, popularitas ini terjadi bukan karena konsumen merasa suka banget dengan produk ini, melainkan karena produk itu terkait dengan kegunaan atau fungsi tertentu. Misalnya, orang memakai iOS Apple karena tidak punya pilihan; karena ia menyukai berbagai seri iPhone, maka iapun tidak bisa memilih operating system Android, walaupun ingin. Atau karena sebuah kantor mewajibkan pemakaian Windows, maka semua karyawan harus belajar Windows—tak punya pilihan lain, sebab peranti lunak yang disediakan kantor hanya yang didukung OS Windows. Windows populer di kantor ini karena ‘by design’.

Begitu pula, pangsa pasar belum tentu merupakan refleksi langsung dari pilihan pemakai akhir. Pangsa pasar yang besar berarti banyak produk yang laku, berarti pula banyak orang membelinya—mereknya populer. Namun apakah itu berarti produk tersebut berkualitas bagus? Belum tentu. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler