Hari Kesiapan Siagaan Bencana Nasional, Sukaresmi Tanam 5.300 Pohon
Dalam Rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional dan Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1439 H, Sabtu (12/5/2108), warga masyarakat menanam 5.300 Pohon, di area Pasir Lebe di bawah Kaki Gunung Papandayan, Kampung Cicana, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaresmi.
Penanggung jawab kegiatan Asep Saepuloh, Tokoh masyarakat mengatakan, bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama dengan para relawan peduli lingkungan, GAS (Gabungan Anak Sunda) Kabupaten setempat. Dirinya merasa terpanggil dan terketuk hati nuraninya melihat keadaan area Pasirlebe yang sudah terlihat gundul, padahal pohon bisa menjadi penyangga dan pertahanan bagi kekuatan tanah.
Ditakutkan, bila dibiarkan tidak ada penghijauan akan berdampak kepada bencana longsor seperti yang terjadi pada tahun 2014 yang lalu, sampai menimbulkan kerugian harta dan puluhan jiwa melayang. Asep menyebutkan keberadaan Pasirlebe yang sudah mulai gundul akibat dari penebangan pohon oleh ulah oknum orang yang tidak bertanggung jawab.
Penanamam 5300 bibit pohon yang ditanam, berasal dari berbagai jenis pohon, dan ditanam di lahan seluas kurang lebih 20 hektar, melibatkan 150 Relawan dari masyarakat Kampung Cicana, SMK Faujan dan dan para santri Faujan pimpinan KH. Aceng Umar A'Lam yang dikenal dengan sebutan Ceng Aam.
Mulyono Khadafi, selaku Ketua Gabungan Anak Sunda (GAS), sengaja datang bersama anggota, merasa bangga terhadap warga yang masih peduli terhadap lingkungan. Pihaknya sudah terbiasa menanam dan mensosialisasikan dalam upaya mendukung pemerintah daerah, bahkan LSM dan warga masyaakat peduli lingkungan, menurut mereka kedepanya Garut harus semakin kuat dan ramah lingkungan.
Camat Sukaresmi, Drs Ahmad Ridwan, atas nama Bupati Garut dalam sambutanya sangat gembira dan beri apresiasi dengan gagasan menyelamatkan lingkungan, melalui penanaman 5.300 pohon, diberharapkam kepedulian Asep yang juga pemerhati lingkungan, bisa dicontoh, sehingga nantinya akan banyak lagi Asep-Asep lain, yang mau peduli terhadap lingkungan dan akan menyelamatkan tatanan hutan yang hijau. “Gundulnya hutan akan mengakibatkan bencana banjir dan longsor yang akan merugikan warga masyarakat serta hancurnya harta benda bahkan nyawa”, katanya.
Selanjutnya Camat mengingatkan, agar kegiatan semacam ini jangan cuma dijadikan cermonial semata, atau sekadar kata basa-basi, tetapi implementasinya harus terus dilakukan bersama-sama menjaga kelestarian alam dan lingkungan bagi anak cucu dan warga masyarakat. “Supaya leuweungna hejo, rahayatna ngejo, maslahat dunia dan ahirat”, kilahnya.
Kabupaten Garut.(13/5/2018)
IWAN SINGADINATA
Ikuti tulisan menarik Iwan Singadinata lainnya di sini.