Keimanan seorang Muslim diukur terutama berdasarkan kadar dan kualitas ketaatannya ketika menjalankan sebuah perintah. Itu saja. Embel-embel lain sekedar pelengkap.
Ilustrasi: dari pagi sibuk di tempat kerja, lalu terdengar azan, dan kita menunaikan shalat zhuhur semata karena taat mengikuti tuntunan. Tidak ada dan tidak perlu persiapan macam-macam. Tiba waktunya, ya shalat. Begitu saja. Tanpa beban, tanpa merasa terpaksa, tanpa mengeluh, tanpa menggerutu. Juga tanpa ingin disebut "sedang berpuasa".
Begitulah semestinya kita menyambut bulan Ramadhan tahun 2018 ini (1439H). Jika ru’yah atau hisab, terserah mau pilih mana, sudah menentukan awal puasa mulai Kamis 17 Mei, ya puasa sajalah!
Dan tidak ada keharusan untuk persiapan macam-macam sedemikian rupa, toh Ramadhan bukan baru datang kali ini. Kita berpuasa semata karena taat pada tuntunan, dengan hanya satu tujuan: mengharap Ridha-Nya. Itu saja.
Ramadhan Karim dan selamat berpuasa.
Syarifuddin Abdullah | 16 Mei 2018 / 30 Sya’ban 1439H
Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.