x

Iklan

Putra Batubara

staf pengajar di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Seneng Nulis
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Zulkifli Hasan, Amien Rais, Dan Buah Reformasi

Tentu itu jerih payah mahasiswa dan Pak Amien. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah, saya mengajak kita mensyukuri

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peringatan Hari Reformasi pada tahun ini terasa spesial. Karena telah memasuki dua dekade. Namun sangat disayangkan, dimana agenda reformasi belum sepenuhnya tercapai, mulai ada pengaburan sejarah. Misalnya peran Amien Rais yang disebut tidak signifikan dibanding gerakan mahasiswa. Bahkan sampai ada yang menolak penyematan Bapak Reformasi kepada mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.

Di tengah suasana demikian, penegasan Ketua MPR Zulkifli Hasan sangat bijak. Menurutnya, gerakan reformasi tentu tak bisa dilepaskan dari peran-peran strategis Amien Rais dan mahasiswa. Sehingga kita bisa menikmati kehidupan yang demokratis.

"Tentu itu jerih payah mahasiswa dan Pak Amien. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah, saya mengajak kita mensyukuri," kata Zulkifli Hasan saat membuka acara "20 Tahun Refleksi Reformasi" di Gedung Parlemen, pada Senin, 21 Mei 2018 lalu, seperti dikutip dari republika.co.id.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian, menurut Ketua MPR RI ini kita masih punya pekerjaan rumah karena beberapa cita-cita reformasi belum tercapai.

Tak ada yang menafikan bagaimana peranan penting yang dimainkan Amien dan mahasiswa saat menjatuhkan Presiden Soeharto dua puluh tahun lalu. Jauh sebelum penguasa Orde Baru tersebut lengser, Amien dan juga mahasiswa, dengan peran masing-masing, kerap mengkritik kebijakan penguasa, bahkan sampai menyuarakan suksesi.

Karena itu, kalau kita baca kembali sejarah reformasi terlihat bagaimana kekompakan Amien dengan mahasiswa. Salah satu yang fenomenal adalah pada saat ribuan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR, yang sehari setelah itu Soeharto mengumumkan mundur.

"Amien Rais saat itu jadi bintang. Dia dielu-elukan mahasiswa yang menuntut Presiden Soeharto mundur. Amien lah satu-satunya tokoh nasional yang diizinkan mahasiswa masuk dari gerbang utama DPR," demikian dilansir situs merdeka.com dengan judul "Mengenang saat Amien kerahkan massa paksa Soeharto mundur".

Sementara Amien sendiri tampaknya tidak mau jumawa. Dia juga tidak menampik bahwa mahasiswa dengan kekuatan massanya tidak bisa dinafikan memiliki peran besar dalam momentum yang bersejarah tersebut. "Perjuangan para mahasiswa-mahasiswi Indonesia insya Allah sudah mulai menampakkan hasilnya," ujar Amien langsung disambut sorak-sorai mahasiswa seperti terlihat dalam sebuah video pendek "Jalan Lupakan Sejarah" yang viral belakangan ini.

Amien sendiri jauh sebelum reformasi dikenal sebagai tokoh nasional yang sangat kritis. Bahkan pada saat Tanwir Muhammadiyah tahun 1993 di Surabaya, Amien Rais menyuarakan pentingnya suksesi kepemimpinan. Padahal ketika itu, wacana pergantian Soeharto sangat tabu. Tak ada yang berani menyuarakan terutama para tokoh nasional. Amien sampai membuat 10 alasan suksesi kepemimpinan nasional.

Akibatnya pada saat Muktamar Muhammadiyah di Aceh tahun 1995 ada upaya dari penguasa untuk menyingkirkan alias membuat Amien tidak terpilih. Namun gagal. Amien Rais malah terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dengan suara cukup meyakinkan 98,5 persen.

Setelah resmi menjadi pimpinan puncak Muhammadiyah, Amien diingatkan oleh para koleganya untuk tidak keras lagi kepada rezim Orde Baru. Terlebih pada saat pembukaan Muktamar tersebut, Soeharto telah memberi isyarat halus, bahwa dirinya adalah bibit Muhammadiyah karena pernah mengenyam pendidikan di sekolah Muhammadiyah. "Tetapi sebagai Ketua Muhammadiyah saya tidak boleh berhenti menentang ketidakadilan," tegas Amien, seperti dikutip dari pwmu.co.

Terbukti, Amien tidak bisa dihentikan. Dia tidak bisa diam menyaksikan berbagai apa yang menurutnya tidak sejalan dengan konstitusi. Salah satu yang fenomenal adalah kritik kerasnya lewat tulisan di Harian Republik pada 9 Januari 1997. Artikel dengan judul "Inkonstitusional" di kolom tetapnya tersebut, dia mengkritik kebijakan Pemerintah menyerahkan ladang emas di Busang, Kalimantan Timur, kepada dua perusahaan asal Kanada dengan penguasaan saham sebesar 90 persen. Demikian juga Freeport yang menambang emas di Papua. Sontak, tulisan tersebut mengundang kehebohan nasional.

Polemik tersebut dibukukan dengan judul Ada Udang Di Balik Busang: Dokumentasi Pers Kasus Amien Rais yang diterbitkan oleh Mizan. Dalam pengantar buku setebal hampir 500 halaman tersebut, editor Hamid Basyaib dan Ibrahim Ali-Fauzi menjelaskan ada lima alasan kenapa kritik Amien mendapat perhatian sedemikian besar padahal semangat kritiknya juga cukup sering dilontarkan pengamat ekonomi dan politik serta sebagian politisi.

Yaitu karena posisi Amien sebagai Pimpinan Muhammadiyah sehingga bobot kritiknya menjadi signfikan; isunya mengenai jantung utama yang dirasakan rakyat, ketidakadilan ekonomi; kritiknya keras "Inkonstitusional" kata yang sering dituduhkan Soeharto kepada lawan politiknya; sasaran kritiknya nyaris langsung tertuju ke pemimpin tertinggi negara, hal yang tabu dalam politik Indonesia sejak 25 tahun terakhir, dengan interupsi kasus petisi 50; terakhir karena Amien juga sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI, ormas dukungan pemerintah.

Karena itu menarik, ketika Ketua MPR Zulkifli Hasan belum lama ini meminta Pemerintah memaklumi kalau Amien Rais bicara keras terhadap kebijakan yang dianggapnya menyalahi. Karena Amien seorang yang kritis bahkan sejak zaman Orde Baru, era sewaktu tidak ada kebebasan berpendapat seperti saat ini.

Ikuti tulisan menarik Putra Batubara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler