x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Enam Literasi untuk Hidup di Abad ke-21

Generasi milenial memerlukan bukan hanya fondasi literasi baca-tulis, hitung, sains, tapi juga finansial, digital, serta budaya dan kewargaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Semakin banyak orang (baca: bangsa) yang menyadari perlunya kesiapan yang lebih tangguh untuk menghadapi dunia yang kian kompleks. Contoh sederhana: pada tahun 1998, misalnya, internet belum sedahsyat sekarang pengaruhnya. Dalam rentang 20 tahun sejak tahun itu, banyak perubahan terjadi di berbagai lapangan kehidupan dengan teknologi informatika (digital) sebagai daya dorong.

Tantangan yang dihadapi generasi yang (terutama) lahir di sekitar pergantian milenium sungguh berbeda dalam berbagai hal. Untuk menghadapi tantangan yang kian kompleks, generasi ini memerlukan kompetensi seperti kreativitas, komunikasi, serta kolaborasi, dan kualitas karakter tertentu di antaranya kuriositas dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua isu penting itu, kompetensi dan kualitas karakter, sebagaimana dibicarakan dan tertuang dalam salah satu laporan World Economic Forum, membutuhkan fondasi literasi yang kuat. Tantangan abad ke-21, tempat generasi milenial hidup, tak cukup dihadapi dengan fondasi literasi baca tulis dan numerasi (matematis) yang kuat, tapi juga memerlukan literasi sains, finansial, digital, serta budaya dan kewargaan dengan fondasi yang tangguh.

Selama ini, untuk literasi baca tulis, matematika, dan sains secara teratur dilakukan survei yang diikuti secara sukarela oleh ratusan negara. Dalam ketiga jenis literasi ini, kita termasuk di antara negara-negara yang tertinggal atau tingkat literasinya rendah. Untuk jenis literasi lainnya yang disebut dalam laporan World Economic Forum, yaitu finansial, digital, serta budaya dan kewargaan, belum dilakukan survei serupa sehingga posisi Indonesia belum diketahui.

Apa sebenarnya yang disebut foundational literacies ini? Literasi ini merepresentasikan bagaimana siswa (baca: anak-anak generasi milenial) mengaplikasikan keterampilan inti mereka ke dalam tugas sehari-hari. Tiga jenis literasi yang selama ini sudah disurvei (karena menjadi fokus tradisional pendidikan di sebagian besar belahan dunia) tidaklah cukup untuk menghadapi tantangan hidup di abad ke-21.

Secara historis, kemampuan membaca dan menulis serta melakukan kalkulasi dianggap cukup untuk memasuki dunia kerja sebagaimana tergambar dalam tes masuk. Sayangnya, semua ini tidak lagi mencukupi. Generasi  milenial membutuhkan kesiapan yang lebih dari itu dan mesti membekali diri dengan literasi fondasi yang mencakup sains karena kemajuan sains semakin memengaruhi kehidupan manusia, sebagaimana literasi dalam bidang finansial maupun teknologi informatika dan komunikasi (ICT). Literasi finansial mencakup kemampuan memahami dan menerapkan aspek-aspek konseptual dan numerik dalam praktik keuangan. Sedangkan literasi ICT mencakup kemampuan menggunakan dan menciptakan konten berbasis teknologi, termasuk menemukan dan berbagi informasi serta berinteraksi dengan orang lain.

Tak kalah penting dari itu ialah literasi dalam budaya dan kewargaan—bagaimana hidup dalam dunia dengan keragaman budaya. Ketika semakin banyak orang yang berasal dari beragam latar kebangsaan, negara, bahasa, maupun agama saling bekerja sama—dalam urusan bisnis dan ekonomi, politik, teknologi, dan sebagainya, semakin diperlukan pemahaman mengenai isu-isu kemanusiaan agar generasi milenial mampu hidup bertetangga dengan saling menghargai. Dunia semakin sempit, sehingga gesekan akan mudah terjadi bila generasi milenial tidak membekali diri dengan fondasi yang kuat dalam literasi budaya dan kewargaan. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB