x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Biografi Sang Nabi yang Memikat

Martin Lings menghadirkan momen-momen historis perjalanan hidup Rasulullah Muhammad dalam bahasa yang memikat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Barangkali banyak orang ingin menulis biografi Rasulullah Muhammad SAW, tapi hanya sedikit yang sanggup mewujudkannya. Bukan hanya diperlukan kecermatan dalam ‘memotret’ perjalanan hidup Rasulullah dari masa ke masa, tapi lebih dari itu dibutuhkan kepekaan dan kerendahatian. Martin Lings termasuk sosok yang memiliki keteguhan hati untuk mampu menulis biografi nabi terakhir ini hingga melahirkan sebuah karya yang dipujikan: Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Penerbit Serambi).

 Membaca karya ini kita dapat merasakan tautan kimiawi antara Lings dan figur Sang Nabi. Dalam nada pengisahan yang sederhana, saya menemukan kejernihan saat menyusuri halaman demi halaman karya ini. Lings mengurai kerumitan dan menyederhanakan topik-topik bahasannya dalam kalimat dan paragraf yang bukan hanya sanggup dicerna, tapi juga menyajikan peristiwa-peristiwa dengan cara yang menggugah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Latar belakang kesastraannya agaknya jadi bekal yang menguntungkan bagi Lings dalam menghadirkan adegan-adegan peristiwa hingga kita seakan tengah menonton sebuah pementasan. Tanpa kehilangan detail dan juga akurasinya, kita diajak melihat kembali momen-momen historis perjalanan hidup Rasulullah. Dalam bab tentang Hijrah, Lings melukiskan kecintaan Rasul kepada kota Mekah:

Setelah mereka [Nabi dan Abu Bakar] berada di luar daerah Mekah, Nabi menghentikan untanya, menengok ke belakang dan berkata, “Dari seluruh bumi Allah, engkaulah tempat yang paling kucintai dan paling dicintai Allah. Jika kaumku tidak mengusirku darimu, maka aku tidak akan meninggalkanmu.”

Karya yang sudah diterjemahkan ke lebih dari 10 bahasa ini bersandar pada karya-karya klasik, seperti Kitab at-Thabaqat al-Kabir karya Muhammad ibn Sa’d (edisi Leiden). Dalam penelusurannya atas karya-karya klasik ini, Lings menemukan mutiara-mutiara dalam hidup Nabi. Lings pun menulis dengan kerendahan hati, rasa hormat, dan kecintaan kepada Muhammad tanpa hendak mengatakan ia lebih tahu dari orang lain.

Kekuatan naratif Lings mendesak kita untuk menuntaskan pembacaan karya yang banyak dipujikan ini. Ia menebarkan efek kimiawi di sepanjang penuturannya tentang sejarah Nabi yang ia tata dalam potret-potret ringkas serta memadukannya dengan nukilan ayat al-Qur’an. Lings berhasil menarik kita ke masa lampau hingga seolah hadir sendiri di beragam peristiwa yang dialami Sang Nabi, termasuk ketika menerima wahyu. Lings menyerap kisah-kisah perjumpaan, kesertaan, dan percakapan maupun kata-kata yang didengar orang-orang langsung dari Rasulullah.

Perjumpaan Lings dengan Islam telah mengantarkannya kepada kelahiran sebuah karya yang memperlihatkan kecintaannya kepada Rasulullah. Perjumpaan dengan keistimewaan yang tidak setiap orang dapat menikmatinya. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler