x

Iklan

Dini Pratiwi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Meet-Up Dampak Energi Fosil dan Perubahan Iklim

Sebuah komunitas lingkungan yaitu Climate Rangers, mengadakan kegiatan meet-up yang membahas dampak energi fosil dan perubahan iklim pada hari minggu sore

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah komunitas lingkungan yaitu Climate Rangers, mengadakan kegiatan meet-up yang membahas dampak energi fosil dan perubahan iklim pada hari minggu sore, tanggal 27 Mei 2018 di Nutrifood Inspiring Centre, Jakarta.

Dalam mendukung kampanye 350 Indonesia mewujudkan visi Indonesia Bebas Energi Fosil, Climate Rangers mengadakan diskusi rutin yaitu meet-up yang membahas isu lingkungan seperti perubahan iklim dan energi terbarukan.  Aktivitas ini dilaksanakan rutin satu kali dalam sebulan dengan membahas tema yang saling bersangkutan seputar dampak energi fosil, perubahan iklim dan manfaat energi terbarukan oleh berbagai narasumber. 

Sekitar 50 peserta meet-up dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, karyawan dan aktivis komunitas sangat antusias mengikuti diskusi ini.  Berbagai komunitas seperti trashbag community, mongabay dan Tau Dari Blogger juga ikut berpartisipasi dalam meet-up bulan mei ini.  Berkaitan dengan tema yang dibahas pada meet-up bulan April 2018, yaitu penyebab terjadinya perubahan iklim, pada meet-up bulan Mei ini Climate Rangers membawakan tema dampak energi fosil dan perubahan iklim.  Kegiatan diskusi ini mengundang dua narasumber yaitu dr. Aldy Setiawan Putra dari Globular Health Initiative dan Aldila Isfandiari dari Greenpeace Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam presentasinya, dr. Aldy menyatakan bahwa terjadinya perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kesehatan.  Cuaca yang sangat ekstrim menyebabkan musim kemarau berkepanjangan sehingga terjadinya gagal panen karena kekeringan.  Penurunan produksi pangan karena gagal panen ini mengakibatkan malnutrisi yang dialami anak-anak. 

Terjadinya kenikan suhu permukaan bumi juga memperbesar potensi berbagai penyakit seperti malaria.  Dengan suhu bumi yang terus memanas, nyamuk-nyamuk, seperti nyamuk malaria dan demam berdarah akan semakin cepat berkembang biak dan menyebar ke berbagai wilayah dan menyebabkan berbagai penyakit.  Musim kemarau berkepanjangan ini juga menggangu ekosistem sehingga jumlah gulma semakin banyak.  Serbuk sari yang dihasilkan dari gulma memicu orang-orang yang memiliki alergi dan asma menjadi kambuh. 

Aldila dari Greenpeace Indonesia yang juga merupakan salah satu narasumber pada meet-up ini membahas dampak energi fosil dalam berbagai aspek.  Salah satunya adalah kegiatan pertambangan batubara di Kalimantan yang menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat yang tinggal di daerah pertambangan.  Kolam penampungan air limbah dari pertambangan batubara mengandung logam berat yang menghasilkan air asam dengan pH sangat rendah sebesar 3,4. Kolam limbah ini letaknya sangat berdekatan dengan sungai, sehingga membuat sungai menjadi tercemar.  Warga yang tinggal di daerah sekitar pertambangan menjadi kesulitan mendapatkan air bersih akibat tercemarnya sungai oleh logam berat.  Saat musim hujan, air dari kolam penampungan limbah meluap dan mengalir ke tambak warga menjadikan ikan-ikan di tambak tersebut mati. 

Aldila juga menjelaskan bahwa keberadaan terumbu karang menjadi terancam karena aktivitas distribusi batu bara oleh kapal tongkang.  Di Karimun Jawa, kapal-kapal tongkang yang membawa batu bara dari Kalimantan menuju Jawa, berlabuh di sana dan menjadikan terumbu karang menjadi rusak. 

Emisi yang dihasilkan dari PLTU juga membuat warga yang tinggal di sekitar PLTU menderita berbagai penyakit paru-paru, seperti sesak nafas dan batuk.  Polusi-polusi juga mengotori lingkungan sekitar PLTU. 

Melihat berbagai dampak yang ditimbulkan dari energi kotor yaitu batu bara yang merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim, maka kita harus berkolaborasi bersama untuk meninggalkan energi kotor dan beralih ke energi terbarukan.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Dini Pratiwi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler