x

Iklan

Pakar Pikiran

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Puasa itu Bukan Sekedar Tidak Makan dan Tidak Minum

uasa kita di bulan Ramadhan tahun ini sudah melewati separuh perjalanan, bagaimana kabar anda selama menjalani puasa tahun ini? saya doakan yang setia memb

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Tentu menjadi sia-sia saja jika anda puasa tetapi tidak menemukan makna spesial, tidak menemukan “rasa” khusus selama menjalani ibadah pusa Ramadhan kali ini. Bagi sebagian besar orang, puasa seringkali hanya dimaknai dengan tidak makan dan tidak minum saja, saya memberi istilah puasa seperti ini adalah puasanya anak SD (Sekolah Dasar). Coba deh lihat anak SD, tanyakan ke mereka tentang puasa, pasti jawabannya ya tidak makan dan tidak minum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalau anda sekarang yang sudah dewasa memiliki pemahaman bahwa puasa itu hanyalah tidak makan dan tidak minum saja maka berarti ilmu anda sama dengan anak SD. Kondisi ini yang banyak dialami oleh orang yang katanya secara umur sudah dewasa, yaitu pemahaman dari jaman anak-anak terus dibawa sampai dewasa, ilmu yang didapat ketika usia anak-anak sama saja dengan ketika dewasa. Jika isi kepala anda sama dengan isi kepala waktu anak-anak maka namanya anda belum dewasa, tapi hanya usianya saja yang bertambah. Seharusnya dengan bertambahnya usia maka isi kepala anda juga bertambah, ilmu dan pemahaman yang anda miliki seharusnya berbeda. Ayo, saatnya dibulan yang penuh kebaikan ini kita semua melakukan perenungan diri. Apakah pemahaman anda sekarang tentang puasa masih sama saja ketika dulu masih duduk dibangku sekolah dasar. Kalau masih sama maka saatnya anda memaknai puasa dengan arti yang lebih dalam, dalam bahasa kerennya memaknai apa hakikat puasa sesungguhnya.

Saya menulis artikel ini selepas shalat subuh, ditemani “si aura” sedangkan “si syahrini” masih menikmati tidurnya, menikmati sejuknya udara pagi sambil mendengar sayup-sayup lantunan ayat suci Al-Quran. Kata PUASA, berasal dari istilah jawa yaitu PASA yang artinya adalah “mengekang”, “menahan diri”. Istilah PASA ini selaras dengan istilah Bahasa Arab yaitu “shaum” atau “shiyam”. Dari makna asal kata ini maka terlihat bahwa Puasa itu sesungguhnya tidak berhubungan langsung dengan makan dan minum, tapi berkaitan kepada “menahan diri” atau bahasa saya sih “pengendalian diri”. Tentu seharusnya setiap saat, setiap waktu kita semua harus melakukan pengendalian diri, tidak hanya di dalam bulan ini saja. Jadi setiap saat seharusnya semua orang melakukan PUASA.

Dengan melakukan puasa yang baik dan benar maka PASTI hidupnya menjadi baik dan benar juga, kalau ada orang yang mengatakan “saya sudah puasa tapi percuma saja, hidup tetap begini saja”, maka pasti orang ini tidak memahami hakikat puasa yang sesungguhnya. Kalau ada yang mengatakan selama puasa itu tidak melakukan aktivitas yang berlebih karena lapar dan haus maka ini juga pasti kurang benar memaknai puasanya. Saya sendiri membuktikan meskipun PUASA tetap bisa memberikan kelas AMC Reguler, Privat dan Platinum AMC bahkan juga aktivitas saya lainnya di kampus juga di kantor.

PUASA adalah pengendalian diri, dan pengendalian diri kuncinya ada di Pengendalian Pikiran. Sehingga jika ingin paham secara benar hakikat puasa maka harus paham dulu PIKIRAN, percuma saja ketika tahu apa itu rukun-rukun puasa dan tahu ayat-ayat tentang puasa tetapi tidak paham PIKIRAN maka pasti PUASA nya menjadi hambar. Karena PUASA nya seolah hanya menggugurkan kewajiban saja, yaitu tidak makan dan tidak minum selepas adzan subuh sampai waktu adzan maghrib.

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh:183).

Renungkanlah, selama usia hidup kita, sudah berapa kali kita benar-benar puasa? atau sepanjang hidup ini kita hanya puasa seperti puasanya anak SD. Puasa bukan sekedar tidak makan dan tidak minum saja, puasa adalah bentuk dari mengendalikan pikiran supaya pikiran bisa bekerja kepada hal-hal yang membuat hidup penuh kebaikan dan kesuksesan (manusia bertakwa).

Ikuti tulisan menarik Pakar Pikiran lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu