x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sakti

Orang yang sering berkelahi, justru menunjukkan masih banyak lawannya. Belum jago, dan pasti nggak sakti.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seorang temannya-teman, tiba-tiba sesumbar bercerita dengan angkuh tentang kejagoannya di depan saya. Dia ingin memberikan kesan bahwa dia seorang jagoan yang sakti.

Setelah bercerita panjang lebar tentang perjalanan “karir kesaktiannya”, dengan enteng saya bertanya ke dia yang angkuh itu: “Bapak sudah pernah membunuh orang?”

“Belum pernah membunuh orang”, jawabnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya bertanya lagi, “Sudah pernah terlibat pertarungan serius melawan seseorang dengan tangan kosong, atau dengan tangan berisi?”

“Belum pernah juga” jawabnya.

Terus jagomu dan saktimu itu di mana? Dan dia merasa malu hati sendiri.

Saya coba mengimbangi malunya dengan mengatakan begini:

Orang yang tidak pernah terlibat pertarungan, jika dikaitkan dengan soal keberanian, ada tiga kemungkinan: (a) bisa jadi karana memang ia penakut; (b) karena saking jagonya, sehingga tidak ada lawannya, makanya nggak pernah bertarung atau berkelahi. Seng ada lawannya; atau (c) karena dia orang baik, dan tidak pernah menemukan alasan yang membuatnya merasa penting untuk bertarung atau berkelahi.

Sebaliknya, orang yang sering berkelahi, justru menunjukkan masih banyak lawannya. Belum jago, dan pasti nggak sakti.

Syarifuddin Abdullah | 01 Juni 2018 / 16 Ramadhan 1439H

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler