x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Dari Tapal Batas Negeri

Kisah-kisah guru dan kepala sekolah dalam membenahi mutu pendidikan di tapal batas negeri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Kisah Dari Tapal Batas Negeri

Penyunting: Sofie Dewayani

Tahun Terbit: 2018

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Fire Publisher

Tebal: xvii + 163

ISBN: 978-602-1655-90-0

 

Salah satu keterampilan yang dibutuhkan anak di abad 21 untuk bisa bertanding dan bersanding dalam dunia kerja adalah kemampuan beradaptasi dan berinovasi. Memiliki pengetahuan saja tidak cukup bagi seseorang untuk memasuki dunia kerja. Sebab pengetahuan sekarang sudah dengan mudah didapatkan dari internet. Hanya mereka yang mampu secara cepat beradaptasi terhadap perubahan yang akan sukses dalam dunia kerja. Hanya mereka yang bisa menciptakan sesuatu yang baru dan dibutuhkan oleh masyarakatlah yang akan berhasil dalam dunia kerja di abad 21. Untuk menjadi orang yang inovatif, ia haruslah seorang pembelajar. Ia harus dengan cepat mengumpulkan informasi, memilah informasi yang sesuai dan kemudian menuangkan dalam bentuk gagasan baru. Kemampuan semacam ini bisa dilatih dan harus dilatihkan di sekolah.

Prof. Dr. Muchlas Samani, seorang pakar Pendidikan Indonesia, dalam bukunya yang berjudul: ‘Semua “dihandle” Google, Tugas Sekolah Apa?’ menyatakan bahwa seklolah harus berubah. Sekolah di jaman sekarang tertugas untuk mempersiapkan siswa-siswinya mempunyai kemampuan berinovasi. Sekolah tidak boleh lagi hanya fokus kepada memberi ilmu pengetahuan kepada siswa. Sebab ilmu pengetahuan dan informasi sudah diberikan secara mudah dan cepat oleh media sosial, demikian pendapat.

Selanjutnya beliau mengatakan sekolah tidak boleh lagi hanya berkutat dengan mengisi siswanya dengan pengetahuan saja. Sekolah seharusnya mengajarkan kepada siswanya untuk menjadi seorang yang memiliki life skills, bisa belajar secara mandiri, dan mampu berpikir tingkat tinggi. Sekolah juga harus mengembangkan karakter siswanya sehingga mampu bersaing, bertanding dan bersanding secara global.

Persoalannya kemudian adalah bagaimana caranya mengubah sekolah menjadi seperti yang digambarkan tersebut di atas? Harus mulai dari mana?

Banyak pihak yang sudah tahu dari mana awal mengubah sekolah. Banyak pihak juga sudah setuju. Guru! Benahi guru, maka sekolah akan berubah. Buat guru menjadi kreatif dan inovatif, maka mereka akan menghasilkan anak-anak yang kreatif dan inovatif. Adalah tidak mungkin menghasilkan anak-anak yang kreatif dan inovatif jika sang gurunya tidak kreatif dan inovatif.

Harus diakui bahwa berbagai upaya yang dilakukan selama ini belum mampu memenuhi harapan untuk menciptakan guru yang kreatif dan inovatif. Upaya memperbaiki kesejahteraan yang sudah diupayakan negara belum juga memberi dampak pada peningkatan mutu guru, apalagi mutu siswa. Upaya pengubahan kurikulum juga belum menunjukkan hasil yang memadai.

Selain membenahi guru, membenahi manajemen sekolah juga sangat penting. Guru-guru kreatif tidak akan bisa bekerja dengan baik dan nyaman apabila tidak didukung oleh manajemen sekolah. Itulah sebabnya dalam program-program pengembangan sekolah saat ini, pendekatan Whole Cchool Development approach menjadi arus utama. Whole School Development approach atau pengembangan sekolah secara menyeluruh adalah pendekatan pengembangan sekolah yang menyentuh semua aktor utama sekolah. Program tidak hanya melatih guru atau melatih kepala sekolah, atau memberdayakan masyarakat sekolah saja. Tetapi program melatih ketiga komponen tersebut untuk bisa bekerjasama secara terfokus membenahi sekolah. Khususnya membenahi mutu pembelajaran.

Kita harus berbangga bahwa banyak kasus di lapangan yang menunjukkan contoh-contoh baik. Banyak contoh guru-guru kreatif. Mereka mengajar dengan cara yang berbeda untuk membantu para siswanya mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahkan melampaui kompetesi tersebut. Kita melihat banyak kepala sekolah dan pengawas yang menjadi leader dalam memajukan sekolah. Mereka bertindak out of the box tetapi tetap mentaati aturan perundangan.

Sayang sekali pengalaman-pengalaman mereka ini tidak terdokumentasikan dengan baik. Pengalaman-pengalaman baik tersebut tercecer begitu saja. Menguap bersama pindahnya sang pelaku ke tugas yang lain atau pension.

Saya berbahagia dan merasa bangga menyambut terbitnya buku Kisah Dari Tapak Batas Negeri ini. Pengalaman-pengalaman guru dan kepala sekolah yang telah terbukti memberi hasil baik ini terdokumentasikan. Dokumentasi ini bisa menjadi sumber belajar bagi guru dan kepala sekolah di tempat lain, sehingga pengalaman baik ini bisa diadopsi dan diadaptasi.

Satu lagi, bukankan kemampuan menulis itu adalah bukti bahwa sang guru dan kepala sekolah telah mempunyai kemampuan berpikir logis? Bukankah itu bukti bahwa mereka telah mempunyai kemampuan untuk menuangkan ide-idenya secara runtut? Bukankah keterampilan menulis ini membuktikan bahwa mereka memiliki benih-benih kreatifitas dan inovasi yang siap ditebar di antara murid-muridnya?

Sekali lagi saya ucapkan selamat.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB