x

Iklan

Tiur Melanda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

3 Poin Panduan Hidup oleh Ravi Zacharias di UPH Festival 25

UPH menghadirkan Ravi Zacharias, seorang apologis Kristen berkebangsaan Kanada-Amerika Serikat untuk mendukung para mahasiswa baru dalam pendidikan .....

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Otak adalah seperti tubuh jasmani kita tetapi pikiran adalah jiwa. Karena otak ini adalah organ fisik, but it has mainly capacity untuk membantu kita berpikir. Setiap hari kita menghadapi begitu banyak pilihan,” jelas Ravi.

Itulah kalimat awal Ravi pada kehadiran dan devosinya bagi 3500 mahasiswa baru di Grand chapel UPH. Tema yang dibawakannya 'Marching to a Different Drummer - Daniel in a Foreign Land' sesuai dengan tema 'Set Apart' di UPH Festival yang dipersiapkan bagi mereka untuk menjalani pendidikan holistis dan transformatif.

Dalam tahun yang baru, dunia perkuliahan, dunia yang baru bagi mahasiswa baru, pikiran akan dibentuk dan akan berhadapan dengan ribuan pilihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kalian yang akan membuat pilihan, pilihan apa yang kalian biarkan memberi pengaruh dalam hidup,” tegas Ravi.

Bagi Ravi kesuksesan muncul dalam bentuk yang berbeda-beda, tapi definisi sukses yang paling utama dan pokok adalah apa yang disampaikan dalam Roma 12:2, untuk benar-benar mencari kehendak Tuhan dan benar-benar Tuhan menyetujuinya. “In English we can hear these two words, Well Done. Sangat baik. That’s the goal you and I should have in life. Meet God’s approval.”

Lebih lanjut Ravi menjelaskan tentang hidup seorang pemuda, Daniel, kepada siapa Tuhan mengatakan well done. Dalam bahasa inggris ada frase ‘Marching to a Different Drummer’ – Mengikuti perintah yang berbeda. Dunia ini terus menabuh genderang. Keinginan dunia adalah para manusia supaya menderapkan langkahnya mengikuti keinginan dunia. Sehingga dunia yang mengatakan well done. Hal yang sangat ditekankan oleh Ravi, jangan sampai karena ingin mendapatkan approval ‘well done’ dari teman sebaya namun tidak mendapat persetujuan dari Tuhan.

Ravi juga mengacu kepada ayat Daniel 1:1-8, 17-21; Nebukadnezar berencana mengubah dan berencana membawa Daniel kepada budaya Babilon. Sama hal nya dengan dunia ini, Ravi menyatakan bahwa para pemuda pasti akan berhadapan dengan seseorang dan hal-hal yang akan membentuk seturut dengan rupa dunia.

Lalu apa yang dilakukan oleh Daniel? Ada 3 poin utama yang Ravi nyatakan:

1. Garis batas penolakan, untuk meminalisir kesalahan yang akan dilakukan. Seperti halnya Daniel yang mendapat penawaran untuk makan di meja istana setiap malam, dia berani untuk berkata tidak, dia memilih makanan sederhana. Karena dia tahu bahwa raja ingin melunakkan dia dan membuatnya terbiasa dengan kehidupan mewah dan sulit untuk melepaskannya. Daniel menarik garis batas penolakan dengan melatih seleranya.

2. Garis kebergantungan, bagaimana mendapat hikmat dan kebijaksanaan untuk bergantung? Mendalami Firman Allah setiap hari dan satu lagi yang penting Ravi tambahkan yakni untuk cari perempuan atau pria saleh yang sudah mengalami berbagai pengalaman hidup yang sudah teruji imannya, yang iman tidak tergoyahkan.

3. Garis keyakinan, Daniel meskipun diancam untuk menyembah ilah-ilah palsu, dia tetap setia dan berpegang teguh kepada Tuhan.

Ravi menutup sermon-nya dengan berpesan bagi mahasiswa baru bahwa “You are you. Nobody can be you but you. Tuhan sudah menciptakanmu. Itulah sebabnya Daniel memiliki nama tersebut, God is my Judge. Allahlah hakimku. Supaya kalian meneladani Daniel yang menarik dengan tegas garis penolakan, garis kebergantungan dan garis keyakinan. Daniel tidak pernah ikut berpindah mengikut dunia.” 

Ikuti tulisan menarik Tiur Melanda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler