x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membela dengan Cerdas

Konon, kebohongan dan kelicikan yang hampir sempurna akan sulit ditelanjangi. Karena hanya kebohongan tanggung yang enteng dilucuti kedoknya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seseorang yang mestinya menang dalam suatu kontestasi publik, bisa saja kalah telak akibat pendukungnya yang ngawur dan tidak cerdas membelanya. Mungkin karena panik atau sekedar menjalankan perintah tanpa dedikasi.

Sebaliknya, seseorang yang diasumsikan sudah kalah bahkan sebelum bertanding, bisa saja meraih simpati dan menang dengan cara sederhana: menelanjangi perilaku absurd dan ketidakcerdasan para pembela kubu lawan.

Sejarah Islam mencatat akhir cerita dari pertarungan antara “kelicikan” kelompok Mu’awiyah versus “kepolosan” kelompok Ali bin Abu Thalib pada pertemuan arbitrase (tahkim) di Dumatul-Jandal pada tahun 37 Hijriyah (658M).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah arbitrase yang kemudian terabadikan sebagai awal dari Dinasti Umayyah, yang bertahan sekitar 370 tahun, dan cucu-cicitnya sukses merentangkan wilayah kekuasaan ke daratan benua Eropa: Cordoba, Spanyol.

Konon, kebohongan dan kelicikan yang hampir sempurna akan sulit ditelanjangi. Karena hanya kebohongan tanggung yang enteng dilucuti kedoknya. Dan publik memiliki kecerdesan kolektif untuk mendeteksi pembohong ecek-ecek.

Syarifuddin Abdullah | 24 Agustus 2018/ 12 Dzul-hijjah 1439H

Sumber foto: bintangnusa.com

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler