Saya memang berjalan dengan sangat lamban saat mendaki kemarin. Yang ada dipikiran saya saat itu, ada rasa tidak enak terhadap teman-teman yang menunggu saya berjalan di belakang. Harusnya bisa istirahat minum sebentar, terlebih semalam saya kurang tidur.
Karena itu teman, jaga fisik kamu paling tidak sehari sebelum mendaki, supaya tidak kelelahan.
Mencapai puncak adalah target pendaki. Kita sudah tahu itu. Namun proses mendaki jauh lebih bernilai, karena itu saya tidak terlalu pusing jika tidak sampai ke puncak Bromo kemarin. Itu tidak ada di pikiran saya. Mendaki bukan sebuah kompetisi, paling tidak untuk saya pribadi.
Suasana tenang, jauh dari kesibukan kota, dan dekat dengan alam merupakan kelebihan penting yang sudah jarang saya rasakan. Mendaki dengan susah payah, sambil mendengar suara nafas saya yang semakin besar. Memang saya takjub dengan seberapa kecilnya saya, dibandingkan bentangan alam yang ada di depan saya, itu baru gunung Bromo.
Persiapan mendaki jangan dilupakan
Ada beberapa alat-alat penting yang harus kamu bawa. Jangan sampai lupa, coba cek berulang kali sebelum kamu keluar rumah. Hal ini menjadi penting, karena selama pendakian, kamu akan berhadapan dengan alam liar, cuaca ekstrim, terlebih, jumlah manusia yang sedikit, sama sekali berbeda di kehidupan kita sehari-hari.
Saya sendiri mengalami beberapa luka sayat karena potongan ranting, karena itu perlengkapan medis pertolongan pertama harus selalu kamu bawa. Siapa tahu apa yang akan terjadi, kamu sudah siap dengan semua potensi bahaya.
Kamu tidak serta merta dapat memanfaatkan fitur GPS yang sekarang hampir semua smartphone punya, dikarenakan sinyal yang terbatas di daerah tertentu. Dengan membawa alat navigasi tambahan, kamu akan tertolong agar dapat menentukan arah dengan cepat, dan menghindari perjalanan memutar yang tidak perlu.
Hati-hati dengan cuaca. Walaupun tidak sedang musim hujan, bukan berarti pendakian gunung kamu sama sekali tidak akan hujan. Kondisi cuaca di Indonesia dalam beberapa tahun kebelakang semakin ekstrim, terlihat dari pancaroba yang sering terjadi. Apalagi dengan altitute ketinggian gunung, cuaca secara alami akan menjadi lebih dingin. Karena itu saya menyarankan kamu untuk membawa jaket, bahkan sampai sarung tangan dan topi.
Perlengkapan penting lain yang dapat kamu persiapkan adalah sumber api, sumber cahaya, makanan tahan lama, air yang cukup dan tempat bermalam.
Satu lagi tidak kalah penting adalah cara mengemas ransel gunung. Ada trik khususnya. Jika kamu mampu menyusun barang di dalamnya dengan rapih dan seimbang, beban yang kamu tanggung dapat menjadi lebih ringan.
Baca lebih lanjut tentang cara mengemas tas ransel untuk pendakian dari backpacks asia. Salah satu tips paling penting adalah untuk menghindari menggantung barang pada ransel karena akan menyebabkan ketidak keseimbangan. Hasilnya, ransel akan terasa lebih berat dibanding seharusnya.
Artikel lain yang bermanfaat tentang pengepakan ransel dari Kompasiana (@azlan_shah).
Pengalaman pribadi
Bagi saya pribadi, mendaki jauh lebih dari sekedar aktifitas outdoor lain. Ada obat mental bagi saya karena selama ini diributkan oleh lalu lintas yang berisik penuh polusi, dan kesibukan yang tidak ada habisnya.
Pengalaman mendaki memang spesial. Namun saya juga mengerti ada banyak orang yang memiliki pandangan masing-masing, dan tidak sedikit yang sudah memiliki pengalaman mendaki di banyak pegunungan di Indonesia. Saya hanya seorang manusia bercerita, semoga dapat bermanfaat untuk saya dan teman semua.
Pengalaman mendaki apa yang bisa kamu ceritakan?
Ikuti tulisan menarik Azlan Shah lainnya di sini.
