x

Iklan

Haikal Yusuf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Stop Gunakan Bencana Palu Sebagai Alat Politik

Huru hara Pilpres 2019 nampaknya masih berlanjut hingga ke bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Huru hara Pilpres 2019 nampaknya masih berlanjut hingga ke bencana gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah. Pemerintah dan oposisi mempunyai sikap masing-masing dalam melihat bencana ini.

Juru Bicara Tim Kampanye Prabowo-Sandiaga, Ferry Juliantono selaku Kubu oposisi mempermasalahkan status Presiden Jokowi yang saat ini juga menjadi salah satu kandidat Calon Presiden di Pilpres 2019.

Ferry menuding Presiden Jokowi memanfaatkan fasilitas negara yang dimiliki olehnya sebagai seorang presiden. Bahkan Ferry menghimbau agar tidak melakukan kampanye terselubung dalam memberikan bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun kenyataan yang ada, Presiden Jokowi justru menjalankan tugas dan kewajibannya selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk memberikan perlindungan, keamanan dan kenyamanan bagi Warga Negara-nya. Apalagi di tengah bencana alam yang telah menelan korban hingga 800-an orang ini membutuhkan Pemimpin yang cepat, tanggap, dan solutif.

Saat mendengar gempa dan tsunami terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah, Presiden Jokowi langsung memerintahkan jajaran Menteri, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melaksanakan operasi tanggap darurat, yang meliputi pencarian korban, evakuasi dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan. Sembari beliau terus memantau kondisi.

Hari ini pun (30/09/18), Presiden Jokowi langsung memutuskan bertolak ke Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, untuk meninjau langsung daerah terdampak gempa dan tsunami. Fokus utama nya saat ini adalah evakuasi korban dan juga pengiriman bantuan.

Sulitnya akses komunikasi tidak menghalangi Presiden Jokowi meninjau langsung lokasi. Padahal hal ini sangat beresiko untuk terjun ke lokasi terdampak, mengingat baru 2 hari yang lalu terjadi gempa dan tsunami. Bahkan bandara dan landasan pacu untuk mendaratkan pesawat pun mengalami kerusakan.

Apakah salah ketika Presiden Jokowi turut berempati terhadap sesama manusia?

Apakah salah ketika Presiden Jokowi cepat tanggap dalam merespon bencana alam ini?

Namun diatas semua upaya dan doa kita semua akan kesedihan saudara saudara kita di Sulteng ini, sangat miris melihat pihak oposisi yang memanfaatkan situasi duka ini menjadi kesempatan emas untuk melancarkan serangan terkait Pilpres 2019.

Apalagi pihak oposisi bersuudzon dengan menghimbau bahwa Presiden Jokowi jangan berkampanye saat memberikan bantuan. Bahkan sampai hati mengatakan bencana Palu adalah azab bagi Pemerintah karena telah menjadikan Gus Nur tersangka! Astaghfirullahaladzhim

Saya rasa pikiran-pikiran seperti itu sangat tidak bijak, tidak tepat dan tidak menunjukan empati terhadap sesama saudara sebangsa dan se-tanah airnya di tengah kondisi seperti ini.

Bagaimana mungkin seorang Presiden bisa tidur nyenyak di tengah kondisi duka dan bencana yang dihadapi warga negaranya. Apalagi sampai hati memikirkan tentang kampanye terselubung. Sungguh pikiran yang sangat picik.

Boleh saja donk saya juga ikut bersuudzon bahwa ucapan “kampanye di atas musibah bencana alam” itu sebenarnya adalah “niat terselubung” pihak oposisi yang mungkin memang berniat ingin kampanye namun dituduhkan kepada Pemerintah! Ah dosa juga kan jadinya saya, padahal di agama manapun tidak diperbolehkan bersuudzon

Semoga mereka juga masih mengingat potongan ayat ini:

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari pra-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49] : 12)

Mari kita sama sama berfikir siapakah justru yang mempolitisir bencana ini? Siapakah pihak yang sesungguhnya tertawa di atas tangis air mata saudara-saudara kita di Palu dan Donggala ini?

Marilah sejenak kita lupakan kepentingan Pilpres 2019. Jangan memanfaatkan bencana alam ini sebagai ajang untuk meluncurkan fitnah. Alangkah lebih bijaknya kalau bapak dan ibu memberikan dukungan kepada saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah.

Kalau kita belum bisa memberi bantuan materi, berilah bantuan fisik, kalau belum bisa berilah dukungan moril, kalau belum bisa juga maka ayo kita berdoa bersama-sama agar saudara saudara kita di Sulawesi Tengah selalu dalam Lindungan Yang Maha Esa dan bencana ini segera berakhir.

Mohon jangan jadikan tangisan dan duka saudara-saudara kita di Sulteng jadi bahan huru-hara Pilpres 2019. Masih banyak cara yang lebih elegan dan pantas tanpa perlu mengorbankan perasaan saudara kita.

Karena keributan tidak akan bisa menghapus air mata mereka dan mengembalikan sanak saudara mereka yang telah tiada.

Ikuti tulisan menarik Haikal Yusuf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu