x

Iklan

Anggito Abimanyu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Reformasi (belum selesai) IMF dan Bank Dunia

Apakah perubahan IMF dan Bank Dunia sudah menguntungkan perekonomian dunia? Jawabannya belum memuaskan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perhelatan tahunan IMF dan Bank Dunia akan digelar di Bali, 8-14 Oktober 2018. Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia akan dihadiri oleh 189 negara yang merupakan negara anggota IMF dan Bank Dunia untuk membahas isu internal terkait dengan dua lembaga multilateral tersebut, semacam rapat umum pemegang saham. Dalam setiap pertemuan tahunan kedua lembaga tersebut juga digelar pertemuan sampingan (side meeting), baik high level, regional, bilateral, kajian akademik, investor, promosi dan presentasi dari berbagai negara atau lembaga tertentu, bahkan eksibisi dan pagelaran budaya dari negara penyelenggara.

Jika tidak salah Indonesia sebagai negara penyelenggaran pertemuan tahun ini menartargetkan peserta sekitar 25-30 ribu pengunjung. Dampak ekonomi dari kehadiran sejumlah pengunjung kelas menengah ketas tersebut jelas akan menghasilkan devisa dan dampak tidak langsung bagi perekonomian Indonesia dan pariwisata Bali khususnya.

Keputusan pertemuan internal IMF dan Bank Dunia sendiri bersifat mengikat para anggotanya karena keputusan kebijakan IMF dan Bank Dunia dilakukan pemungutan suara berdasarkan kuota masing-masing negara. Kuota negara dihitung berdasarkan besarnya PDB di masing-masing negara. Tentu bisa dihitung negara dengan kuota terbesar di IMF dan Bank Dunia adalah AS, China, Jepang, Rusia dan negara-negara Eropa seperti Jerman, Inggris dan Perancis. Keputusan IMF digodok di IMFC (IMF Commitee) dan Bank Dunia di DC (Development Committee). Negara dengan kuota besar memiliki Executive Director (ED) sendiri dan perangkatnya. Negara yang tidak memiliki kuota cukup seperti Indonesia kepemilikian ED harus bergantian dengan negara lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti layaknya pertemuan pemegang saham, pertemuan IMF dan Bank Dunia, membahas pertanggungjawaban pengurus, laporan perkembangan ekonomi, persetujuan program kerja dan menyetujui isu-isu strategis lainnya. Isu-isu strategis yang selalu menarik dan menjadi perdebatan adalah masalah reformasi internal, kuota suara dan penanganan masalah-masalah ekonomi global hingga penanganan negara tertentu.

***

Sesuai dengan mandatnya, tugas dari IMF berbeda dengan Bank Dunia. IMF bertugas menjaga stabilitas makro ekonomi, Bank Dunia memberi pinjaman untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Tugas IMF dan Bank Dunia tidak berubah tetapi pendekatannya tampaknya mulai berubah, dari top down menuju bottom-up. Kantor-kantor Bank Dunia dan IMF mulai tersebar di seluruh ibu kota negara anggota untuk menampung kebutuhan negara anggota. IMF dan Bank Dunia juga mendirikan fasilitas untuk pembiayaan perbankan, UKM, dan perdagangan swasta.        

Apakah perubahan IMF dan Bank Dunia sudah menguntungkan perekonomian dunia? Jawabannya belum memuaskan. Pemilihan Managing Director IMF dan Bank Dunia selama ini bersifat subyektif. Pemimpin IMF selama ini berasal dari negara Eropa, Bank Dunia dari AS, bahkan ADB juga selalu dari Jepang.  Presiden Bank Dunia sekarang yakni Kim Jim Yong, lahir di Korsel tetapi warga negara AS. Fasilitas stabilitas makro IMF dan pinjaman Bank Dunia sering tidak fleksibel dan tidak sesuai kebutuhan anggota.

Apa manfaat IMF dan Bank Dunia bagi Indonesia? Indonesia pernah mengalami trauma dengan kesalahan resep IMF pada masa kirisis moneter 1998. Pada krisis global 2008, IMF juga tidak terlalu bermanfaat bagi Indonesia. IMF tidak dapat meyakinkan pelaku pasar keuangan akan program reformasi ekonomi yang dilakukan pada tahun-tahun tersebut. Pada waktu itu peringkat Indonesia sulit sekali meningkat, dan pinjaman pasar menjadi sangat mahal. IMF tidak bisa membantu apa-apa pada waktu Indonesia mengalami kekeringan likuiditas. Rekomendasi dan nasehat IMF baik melalui hasil pengawasan atau surveillance dan pemeriksaan baik melalui article 4 consultation  tidak bermanfaat.

Bank Dunia juga sama saja. Persyaratan pinjaman proyek masih saja memberatkan dan tidak fleksibel. Pinjaman program untuk reformasi kebijakan dipersyaratkan mengikat dan sulit dipenuhi. Kontribusi Bank Dunia mengembangkan pendalaman pasar keuangan Indonesia dan refomasi fiskal tidaklah signifikan.

Meskipun Indonesia menjadi negara penerima pinjaman yang cukup besar, kita jarang menemui staf profesional Indonesia di Bank Dunia, dan juga IMF. Staf profesional dan muda di IMF dan Bank Dunia dari Asia dipenuhi tenaga dari China dan India.

Indonesia pernah menjadi salah satu ketua pokja reformasi Lembaga Multilateral pada waktu krisis 2008, namun program reformasi terhambat dengan keterbatasan modal yang dimiliki oleh lembaga-lembaga tersebut. Kepemimpinan lembaga-lembaga tersebut oleh dominasi AS dan Eropa (dan saat ini juga Cina) membuat lembaga tersebut tidak berdaya menghadapi kebijakan mereka yang tidak menguntungkan perekonomian dunia. IMF dan Bank Dunia meneriakkan agar Cina melepaskan nilai tukar tetap, tidak pernah berhasil. IMF dan Bank Dunia juga menyuarakan agar tidak melakukan proteksi perdagangan, tetapi ketika AS melakukannya mereka tidak berdaya. IMF dan Bank Dunia powerful di negara berkembang dan negara yang mengalami krisis.

Pekerjaan rumah lembaga keuangan multilateral dunia tersebut masih banyak. Mengharapkan kedua lembaga multilateral berfungsi sebagai motor penggerak ekonomi dunia masih sulit.

Apakah pertemuan IMF dan Bank Dunia bermanfaat untuk melanjutkan reformasi kelembagaan seperti halnya pada tahun 2008? Tahun 2009 Indonesia berhasil memulai reformasi di ADB pada waktu pertemuan tahunan ADB di Bali. Tahun 2009 juga diselenggarakan pertemuan G20 dan reformasi IMF dan Bank Dunia. Tahun 2009 ASEAN plus 3 mendeklarasikan kerjasama keuangan dan membentuk dana cadangan krisis keuangan yang lebih fleksibel dan mencukupi bagi negara-negara ASEAN. Reformasi ini berjalan karena krisis global 2008. Tahun 2008 Indonesia sukses menyelenggarakan pertemuan ADB dengan pengunjung sekitar 10 ribu dan reformasi di IMF, Bank Dunia dan ADB mulai berjalan.

Kini Indonesia diberikan kepercayaan menyelenggarakan pertemuan multilateral yang lebih besar. Dengan persiapan yang ada, kita yakin Indonesia akan sukses menyelenggarakan pertemuan dunia IMF dan Bank Dunia di Bali. Tetapi jangan berharap pertemuan tersebut akan menyelesaikan masalah ekonomi dunia saat ini dan reformasi lanjutan di IMF dan Bank Dunia. IMF dan Bank Dunia saat ini berada dalam lanskap ekonomi dunia yang berubah. Meskipun IMF dan Bank Dunia tetap saja dominasi antara AS, China dan Eropa, saat ini mereka memiliki agenda dan masalah ekonomi sendiri-sendiri. Kita tunggu saja.  

Ikuti tulisan menarik Anggito Abimanyu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler