x

Iklan

Haikal Yusuf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

PILPRES DAMAI: Nyata atau Fatamorgana ???

Mungkin telah banyak yang lupa, setelah kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014, Jokowi menemui Prabowo, dan Prabowo menyambutnya dengan sukacita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin telah banyak yang lupa, setelah kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014, Pada tanggal 17 Oktober 2014, Jokowi menemui Prabowo di kediamannya di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan. Prabowo menyambut kedatangan Jokowi dengan sukacita. Setelah itu beberapa kali Jokowi dan Prabowo terlihat bertemu untuk membahas persoalan negara.

Empat tahun telah berlalu, Presiden Jokowi ingin kembali menciptakan suasana yang kondusif pada Pilpres 2019 layaknya 4 tahun yang lalu tersebut.

Setelah pidato Game of Thrones nya pada acara pertemuan tahunan IMF-World Bank yang menyerukan tentang Persatuan, hari ini (15/10/18) dalam acara Dies Natalis Universitas Kristen Indonesia (UKI) ke 65, kembali Presiden Jokowi mengajak elit-elit politik untuk berkampanye damai agar mendidik mental dan karakter masyarakat Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beliau menekankan bahwa kontestasi politik itu adalah ajang untuk adu ide, gagasan, program, kemudian untuk melihat rekam jejak/track record si calon pemimpin. Bukannya untuk saling mencela, memaki, menghina, karena hal tersebut bukanlah tata krama bangsa Indonesia.

Menjadi wajar apabila beliau selalu menekankan hal tersebut, karena setahun belakangan menjelang Pilpres 2019 suasana semakin panas. Masyarakat menjadi terkotak-kotak, isu sentimen terhadap suku bangsa dan agama merebak. Hal tersebut dikarenakan hoax yang ada dimana-mana, membuat masyarakat kesulitan melihat mana yang benar dan salah.

Beliau menyampaikan hal tersebut bukan hanya untuk para elit politik, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terlibat dalam proses kontestasi politik agar masyarakat menjadi cerdas. Sehingga, ajang Pilpres maupun Pilkada menjadi ajang untuk memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika dan Persatuan kita, bukannya justru memecah belah persatuan.

Presiden Jokowi menginginkan rakyat Indonesia merayakan kontestasi politik dengan kegembiraan, yang diwarnai narasi-narasi yang sejuk, ide-ide dan program-program untuk Indonesia maju. Bukannya memakai politik untuk menakut-nakuti masyarakat, sehingga suasana menjadi panas.

Kalau terus disodorkan dengan kebencian, fitnah dan hoax bagaimana menciptakan SDM yang unggul? Pikiran masyarakat akan dipenuhi hal-hal negatif, permusuhan, sentimen, sehingga tidak menjadi kreatif dan inovatif. Hal tersebut akan membuat kita tidak bisa bersaing dengan bangsa lain dan Kita akan tertinggal!

Elit-elit politik HARUS memberi contoh yang baik, menciptakan iklim politik yang sejuk dan dewasa, sehingga masyarakat tidak semakin antipati terhadap politik dan demokrasi.

Semua itu tidak hanya sekedar dibuktikan dengan kata-kata dan sebatas jargon, tetapi juga ditunjukan dengan perbuatan. Selarasnya kata dan perbuatan.

Dengan adanya persatuan, tentu akan menciptakan kekuatan besar untuk menyelesaikan masalah-masalah yang lebih krusial seperti; ketidakpastian ekonomi global, terorisme, radikalisme, bencana alam dan tantangan yang akan dihadapi ke depan, sehingga ”Winter is Coming” akan bisa kita atasi bersama.

Bukankah kita lebih senang kalau semua kandidat bersatu untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia?

Bukankah menyejukkan ketika melihat para elit-elit politik saling dukung, support ketimbang saling sindir dan nyinyir.

Bukankah, kalau memang tujuan utamanya adalah untuk Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, maka seharusnya mereka dengan sukarela mewujudkan kontestasi politik yang damai dan sejuk.

Jadi, apabila ada elit elit politik yang menghalalkan adanya black campaign dan hoax berarti sama saja mereka tidak mendidik mental dan karakter bangsa kita, dan memang ingin menciptakan pembodohan publik, kerusuhan dan instabilitas negara Indonesia!

Ikuti tulisan menarik Haikal Yusuf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler