x

Iklan


Bergabung Sejak: 1 Januari 1970

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Filosofi Tukang Kebun; Cukup Saling Mengerti

Di kebun tiap pohon berbeda, ada yang lemah ada yang kuat. Hidup manusia pun harus seperti di kebun. Karena berbeda, maka kita cukup saling mengerti ...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pohon di kebun, dan tukang kebun itu sama pentingnya. Karena gak mungkin ada kebun, kalo gak ada pohonnya gaka ada tukang kebunnya.

Tiap pohon harus tumbuh. Tukang kebun juga harus dinamis. Dari benih yang kecil, pohon dirawat, disirami, hingga tumbuh dengan “pegangan akar” yang kokoh. Manusia juga gitu, si tukang kebun juga begitu. Dia harus tetap jadi pribadi yang tumbuh dan berdinamika. Gak gitu-gitu aja, gak begitu-begitu mulu …

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kebun, ada pohon yang gak kuat angin. Ada juga yang mudah rontok daunnya begitu digoyang sedikit. Bahkan ada pohon yang kecilnya tumbuh bagus tapi giliran mau berbuah busuk. Jadi, pohon-pohon di kebun itu beda-beda. Tapi satu yang pasti, semua pohon butuh udara butuh angin untuk tetap tumbuh. Tanpa perlu masuk angin tentunya … Pohon punya cara sendiri-sendiri untuk mendapat dan bertahan dari angin.

 

Tukang kebun atau manusia juga sama. Tiap orang itu beda-beda. Ada yng mudah mengeluh, ada yang kokoh dalam keadaan apapun. Bahkan ada yang mudah “tercerabut akarnya” karena sentimen atau ego pribadi.Maka, ada orang yang niatnya baik tapi akhirnya melukai. Ada yang ingin memenangkan orang lain tapi menanam kebencian. Ada yang ingin meraih kuasa. Tapi harus menebar kebohongan.

 

Wajar bila akhirnya, banyak tukang kebun atau manusia yang lupa. Lupa bahwa mereka makhluk sosial, harus interaksi dengan yang lain. Tiap mereka pasti berbeda dan tidak sama. Dan yang terpenting, tukang keun atau manusia itu bukan siapa-siapa, bukan apa-apa?

 

Di kebun, kita bisa belajar dan diingatkan.

Bahwa tiap pohon itu beda. Dan tukang kebun harus tahu dan mengenal karakter tiap pohon. Karena yang baik buat pohon talas belum tentu baik buat pohon singkong. Maka saya harus memahami. Bahwa saya dan orang lain itu beda. Apa yang biasa buat saya bisa jadi sensitive buat orang lian, dan sebaliknya.

 

Berkomentar, bertindak sesuai keperluan masing-masing pohonan. Di kebun, kita gak boleh menggunakan kaca mata kuda. Gak bisa sama menilai orang atau menyamaratakan orang. Karena senyuman, teguran, sapaan, nasehat, bantuan, candaan bisa berbeda arti dan makna di mata masing-masing orang.

 

Hanya di kebun. Kita cukup bertindak sesuai keperluan masing-masing pohon saja. Tidak usah berlebihan, tapi jangan sampai kekurangan. Pohon pasti akan sehat dan tumbuh, bila kita tahu karakter mereka.

 

Jadi di kebun, kita butuh sikap saling mengerti. Kalau tidak punya cinta, cukup menngerti saja. Agar pohonan dapat tumbuh dengan semestinya.

 

Kenapa kita harus ke kebun? Karena di kebun, ada banyak yang bisa disuburkan, di tumbuhkan walau dalam keheningan. Dan keheningan adalah sahabat sejati yang tidak pernah berkhianat; pada apapun, terhadap siapapun ....ciamikk @Salam dari tukang kebun #TGS

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB