Catatan Budaya Thamrin Dahlan
Dalam istilah ekonomi ada istilah Break Even Point (BEP). Makna BEP secara sederhana begini : kalau sudah balik modal maka boleh di ambil kebijakan. Nah ketika BEP menjadi urusan pemerintah kebijakan yang diambil tentu meng gratis kan fasilitas umum tersebut. Ini kaedah normal di negeri makmur sejahtera namun di negara yang sedang membangun maka makna BEP bisa berjuta rasa.
Menurut Zahir Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. https://zahiraccounting.com/id/blog/break-even-point-bep/
Negeri makmur seperti Kerajaan Saudi Arabia tidak menarik biaya bagi kendaraan yang melintas di jalan tol Mekkah Madinah. Bukan saja tol gratis namun beberapa fasilitas umum lain di Kerajaan Saudi Arabia disediakan pemerintah tanpa pungutan biaya. Warga Indonesia bisa menikmati kesejahteraan itu ketika menunaikan ibadah haji atau umroh bahwa di muka bumi ini ada sepotong syurga di timur tengah.
Tdiak usyah jauh jauh ke negeri sana, di negara tetangga Taiwan tol juga gratis. Disini awak mengutip perjalanan seorang warga negara indonesia ketika berkunjung ke Taiwan berdasarkan telusur google https://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/10/02/nct3l5-tol-gratis-untuk-rakyat
Setelah itu, kendaraan melaju memasuki jalan tol tanpa gerbang pengutip biaya masuk. Saya heran dan bertanya pada Konrad, "Benarkah ini jalan tol?"
"Iya," timpalnya.
"Kok nggak bayar?"
"Lha, memang di sini tidak ada jalan yang pakai bayar, kok."
"Oh, begitu."
"Urusan jalan atau infrastruktur yang laik itu adalah tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya. Kami tidak ingin membebani rakyat dengan mengutip biaya di jalanan," kata Konrad penuh kebanggaan dalam ucapannya.
Saya tercenung, berpikir, dan sedikit menggumam. "Kapan ya, Indonesia dapat membebaskan rakyatnya menikmati jalan tol tanpa pungutan?"
Jadi harap maklum sodara. Negeri kita sedang membangun. Hasil restribusi biaya tol bisa jadi digunakan selain untuk perawatan jalan itu sendiri, sebagian dana digunakan untuk membangun jalan tol baru. Oleh karena itu walaupun jalan tol jagorawi sudah puluhan tahun dibangun namun tetap saja kendaraan membayar biaya tol. Sekali lagi harap maklum negeri ini belum makmur.
Terbetik berita Presiden joko Wiidodo menggratiskan jalan tol Suramadu. Seperti di beritakan, CNN Indonesia -- Direktur Informasi dan Komunikasi TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Dwi Badarmanto menegaskan bahwa keputusan Jokowi mengeluarkan kebijakan penggratisan tarif Tol Suramadu bukan merupakan bentuk kampanye terselubung jelang Pilpres 2019. Ia mengatakan kebijakan itu dikeluarkan guna menstimulasi geliat perekonomian di Pulau Madura dapat berkembang dan tumbuh pesat.
Kembali kejudul artikel, Tol Gratis kenapa tidak, tentu akan menjadi kenyataan ketika negeri ini sudah makmur. Jangan bandingkan dengan negara lain, bisa sakit hati ini. Permakluman warga agar berbesar hati sabar menunggu bahwa tol gratis itu masih angan angan bersebab biaya tol masih menjadi sektor pendapatan untuk digunakan membangun tol di seantero negeri.
Lupakan istilah balik modal (BEP). Apakah mungkin Presiden mengratiskan biaya tol seluruh indonesia ? Tentu saja bisa. Tetapi sabar. Cita cita mungkin baru bisa terwujud pada pemerintahan presiden puluhan tahun lagi. Seandainya saat ini menjelang Pilpres 2019 semua tol digratiskan maka harapan masyarakat hanyalah satu harapan hampa kecuali terjadi keajaiban.
Ya sudahlan keputusan sudah ditetapkan. Sudah pasti warga Pulau Madura riang gembira bersebab bisa melenggang bebas tanpa bea di atas Jembatan Suramadu. Namun seperti kata ustazd teman saya asli Madura " keputusan itu belum tentu mengobati kekecewaan kami ketika Professor Mahfud MD gagal menjadi cawapres"
Nah lho
Salamsalaman
Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.