x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Foto Amal Hussain, Anak Yaman yang Menggugah Dunia

Lihatlah! Tak ada lagi dagingnya, yang terisa cuma tulang belulang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Lihatlah! Tak ada lagi dagingnya, yang terisa cuma tulang belulang”, begitu komentar dokter Makkiyah Mahdi, yang merawat sambil mengusap rambut dan kulit Amal Hussain, yang fotonya dikategorikan “gut wranching” (mengguncang hati dunia).

Ilustrasi foto: usianya baru 7 tahun. Rambutnya cenderung pirang, kulitnya coklat nyaris hitam, ruas-ruas tulang dadanya tampak jelas menonjol; bentuk tubuhnya dari pinggang ke dada tak lagi simetris, menyerupai segitiga; bagian perut-pinggangnya membesar dan melebar menunjukkan busung lapar; bahunya sudah tak lagi berbentuk; urat lehernya terlihat membesar, karena tak ada lagi daging leher di antara rahang dan telinga; kepalanya menengok ke kanan sambil menunduk; tulang rahang dan pipinya menonjol jelas; matanya menyorot kosong; tangan kirinya diletakkan di dada menempel ke leher, sementara tangan kanannya ditempelkan di ulu hati, seolah ingin menutupi ruas-ruas tulang dadanya yang menonjol, tak ada lagi daging di tubuhnya.

Amal sempat terbaring lemas di sebuah pusat kesehatan di wilayah Aslam, sekitar 90 mil arah Barat Laut dari kota Sana’a. Para suster mengasupinya susu setiap dua jam, tapi Amal terus muntah-muntah dan berak-berak (Muntaber), dan juga menderita Kolera dan Difteria.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amal Hussain sempat dirawat di rumah sakit selama sepekan, lalu keluar karena pihak rumah sakit membutuhkan ranjang yang ditempati Amal untuk pasien lain. Dokter meminta ibunya untuk memindahkan Amal ke rumah sakit yang dikelola oleh organisasi Dokter Tanpa Batas (Médecins Sans Frontières/MSF), yang berlokasi di wilayah Abas, namun sang ibu menjawab: “Aku tidak punya uang untuk membawa Amal Hussain ke Abas”. Biaya transportasi di Yaman sudah naik berlipat-lipat ganda setalah BBM naik sekitar 50 persen dibanding sebelum perang.

Keluarganya kemudian membawa pulang Amal Hussain ke sebuah kemah darurat yang beratapkan plastik. Nasibnya tak tertolong. Tiga hari setelah keluar dari rumah sakit, tubuh Amal Hussain yang tinggal tulang-belulang itu menghembuskan napas terakhir pada 26 Oktober 2018. Fotonya baru viral secara global sejak Kamis, 1 Nopember 2018.

Ibunya, Maryam, mengatakan “My heart is broken (hatiku terenyuh). Ketika masih hidup, Amal terus tersenyum. Saat ini aku mengkhawatirkan nasib anak-anakku yang lain”.

Perang Yaman yang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun (gempuran udara pertama pihak koalisi pimpinan Saudi Arabia terhadap Yaman dimulai sejak Maret 2015), telah menyisakan duka dan derita tak tertanggunkan. Hingga hari ini masih terus berlangsung. Dan tidak ada tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Derita dan duka yang diwakili secara gamblang dan terang benderang oleh foto Amal Hussain hanya menggambarkan salah satu dari sekitar 1,8 juta anak-anak Yaman yang menderita gizi buruk yang amat parah. PBB mengatakan, terdapat sekitar 8 juta warga Yaman (berpotensi meningkat menjadi 14 juta jiwa atau separuh dari penduduk Yaman), yang kini hidup dengan mengandalkan bantuan pangan darurat.

Amal Hussain meninggal dunia karena kelaparan dan gizi buruk, di tengah dentuman rangkaian tembakan bom dan Rudal yang harga per unitnya bisa mencapai ratusan juta dolar.

Syarifuddin Abdullah | 03 Nopember 2018/ 25 Safar 1440H

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu