x

Iklan


Bergabung Sejak: 1 Januari 1970

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jadi Pahlawan atau Sok Pahlawan ?

Zaman now makin susah membedakan mana pahlawan, mana sok pahlawan? Kenapa begitu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anak-anakku yang aku cintai,

Kenapa saat aku bertanya pada kalian, "mau jadi apa jika sudah besar nanti?".

Kalian begitu lantang menjawab, "mau jadi dokter, mau jadi pilot, mau jadi politis, bahkan mau jadi guru". Kok, tidak satupun dari kalian yang menjawab "ingin jadi pahlawan". Mengapa anak-anakku? Mengapa kalian tidak mau jadi pahlawan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sungguh anak-anakku,

Pahlawan memang bukan pekerjaan. Karena pahlawan gak ada duitnya. Pahlawan pun gak punya jam kerja. PAHLAWAN memang hanya sebuah panggilan. Karena pahlawan itu "besar" keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; dalam memperjuangkan bangsanya dengan gagah berani. Maka sama sekali bukan pahlawan, bila hanya bisa "mengecilkan" bangsanya sendiri, berjiwa kerdil dan pesimis terhadap bangsanya. Pahlawan itu sebuah panggilan, lahir maupun batin.

Tapi sayangnya, anak-anakku.

Hari ini, entah kenapa? Makin banyak orang yang "melakukan pekerjaan tanpa panggilan". Bahkan tidak sedikit mereka yang "bekerja karena keterpaksaan". Mereka hanya ingin meraih mimpinya, meraih sesuatu yang belum pernah digenggamnya. Maka wajar, hasilnya pun tidak optimal. Sungguh sayang sekali anak-anakku. Bila saja "pekerjaan itu sebagai suatu panggilan". Pasti, kalian akan kerjakan dengan sepenuh hati, dengan rasa cinta. Maka di situlah, kalian akan menjadi PAHLAWAN bagi diri sendiri, bahkan bagi orang-orang di sekitar kalian.

 

Anak-anakku yang aku cintai

Pahlawan itu tidak cukup untuk dikenang. Pahlawan tidak cukup hanya diperingati. Tidak cukup untuk dihormati, bahkan diberi tanda jasa. Karena pahlawan, sama sekali tidak terbatas pada segelintir orang yang kita kenal dan pelajari sewaktu belajar di sekolah dulu. Lalu kita, hanya upacara dan memperingati si pahlawan. Tanpa pernah tahu "apa yang mereka perjuangkan dulu?"

 

Anak-anakku yang aku banggakan,

Pahlawan itu "orang yang berjuang pada masanya". Maka kalian pun berhak menjadi pahlawan. Setidaknya untuk diri sendiri dan orang-orang di dekat kalian. Maka jadilah pahlawan yang sederhana, pahlawan kecil di rumah sendiri. Itu sudah cukup. Dan ingat anak-anakku, satu hal yang paling ditakuti pahlawan adalah saat bersanding dengan kata "sok". Alias sok pahlawan. 

 

Sok pahlawan itu ujungnya jadi sok tahu, sok mengerti, dan sok pintar. Sok pahlawan, sungguh kini sedang menghinggapi banyak orang. Karena mereka ingin dibilang hebat, ingin dibilang tahu segalanya. Padahal aslinya, mereka sama sekali gak tahu atau tahu hanya sedikit saja. Mereka hanya ingin "menang" dengan cara menebar kejelekan orang lain. Mereka bangga dibilang hebat bila mampu mengumpat, menghujat orang lain. Itulah sok pahlawan, anak-anakku.

Jadi ingatlah anak-anakku, satu hal yang paling ditakuti pahlawan adalah saat bersanding dengan "sok pahlawan".

 

Anak-anakku, sekarang ini banyak orang ingin jadi pahlawan. Tapi sebenarnyamereka tidak melakukan apa-apa. Selain celotehan atau bualan semata. Omong begini omong begitu, harusnya begini harusnya begitu. Tapi sungguh, itu semua hanya di omongan semata. Mereka itulah para "sok pahlawan".

 

Anak-anakku, ketahuilah. Pahlawan itu sederhana. Pahlawan adalah orang-orang yang  tidak pernah kehilangan jati diri. Tidak kehialangan dirinya sendiri sekalipun peradaban zaman berubah drastis. Pahlawan yang apa adanya. Pahlawan yang tetap siap berkorban, bukan buat dirinya sendiri. Tapi buat orang banyak,untuk kebaikan orang banyak.

Pahlawan itu bukan hanya punya cita-cita. Tapi tahu cara menggapainya.

Pahlawan itu bukan hanya punya semangat. Tapi bersikap pantang menyerah.

Pahlawan itu bukan hanya berani. Tapi mampu kokoh dalam situasi apapun.

Pahlawan itu bukan hanya memiliki jiwa raga. Tapi mau berkorban.

Anak-anakku yang aku cintai

Jadilah pahlawan di masa sekarang, bukan di masa dulu.

Bukan seperti mereka yang merasa jadi "sok pahlawan".  Pahlawan-pahlawan yang terlalu mudah MENYESALI apa-apa yang tidak mereka lakukan dalam hidupnya; bahkan hingga menjelang ajal tiba. Pahlawan yang teriak-teriak kebaikan tapi tidak melakukan apapun.

 

Anak-anakku, pahlawan itu tidak harus ngotot untuk memenangkan kompetisi. Pahlawan itu tidak perlu berjuang untuk berada "di atas" orang lain. Zaman now, kalian sudah cukup jadi pahlawan bila mau belajar, mau sekolah. Kalian pun sudah cukup jadi pahlawan bila tidak ingin menyakiti orang lain sekalipun kalian harus meraih tujuan hidup. Bahkan bila kalian mampu menjadi anak-anak biasa yang penuh motivasi pun itu sudah cukup.

 

Ketahuilah anak-anakku, pahlawan itu tidak pernah mempersilakan jalan hidupnya ditulis oleh orang lain. Pahlawan adalah mereka yang berani menuliskan perjalanan hidupnya sendiri. Tentu, dengan bantuan Tuhan.

Maka anak-anakku, jadilah pahlawan karena panggilan. Bukan karena keterpaksaan atau ingin mengalahkan orang lain.

Karena seorang pahlawan, adalah jenderal yang mengukir perjalanan hidupnyasendiri; selalu berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain. Bila begitu, maka kalian tidak akan pernah menyesal menjadi pahlawan, kapanpun dan dimanapun.... ciamikk #TGS #SelamatHariPahlawan

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB