x

Iklan

Anan Alkarawangi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Babinsa Trowulan Dampingi Poktan Gawe Makmur-2 Panen Padi

Mojokerto, - Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Kodim 0815 Mojokerto Serda Irfan Novianto lakukan pendampingan panen padi di Dusun Jatisumber Desa Watesumpak

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mojokerto, - Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Kodim 0815 Mojokerto Serda Irfan Novianto lakukan pendampingan panen padi di Dusun Jatisumber Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (13/11/2018).

Kegiatan panen padi di lahan seluas dua hektar yang ditanami jenis padi varietas Ciherang, milik H. Wanto, anggota Poktan Gawe Makmur-2 Dusun Jatisumber, dilakukan secara manual dengan memanfaatkan buruh tani dari desa setempat.

Pada kesempatan tersebut, Babinsa Watesumpak Serda Irvan Novianto mengatakan, panen padi di lahan H. Wanto menghasilkan 11 ton, berarti dalam satu hektar gabah yang didapat hanya 5,5 ton. Hasil panen kali ini mengalami penurunan cukup lumayan, biasanya dalam satu hektar mampu menghasilkan minimal 7 hingga 7,6 ton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara harga gabah kering panen (GKP) saat ini di tingkat petani dikisaran Rp 4.500,- hingga Rp 5.000,- per kilogram, sedangkan harga gabah kering giling (GKG) sekitar Rp 5.600,- hingga Rp 6.000,- per kilogram.

“Kurang optimalnya hasil panen kali ini disebabkan, panen padi dilakukan lebih awal karena adanya serangan burung pipit pengganggu tanaman padi. Selain itu, kurangnya pasokan air saat padi dalam masa pertumbuhan,” terangnya.  

Sementara, pemilik lahan, H. Wanto (50), Warga RT 001 RW 004 Dusun Jatisumber Desa Watesumpak, Trowulan mengungkapkan, tanaman padi miliknya dipanen lebih awal karena untuk menyelamatkan padi dari serangan burung.  

“Semestinya masa panen saat tanaman padi berumur 115 hari, namun masih kurang satu mingguan sudah kita panen. Dan hasilnya juga hanya 5,5 ton per hektar, padahal kalau bagus bisa mencapai 8 ton per hektar,” ungkapnya.

Masih tutur H. Wanto, walaupun kondisi padi sudah tua namun masih hijau dan sudah pasti harganya akan turun atau ada selisih minimal Rp 500 dalam per kilogram. “Misalkan harga padi normal Rp 4.500,- namun karena padi saya masih hijau, maka harganya akan berkurang, kira-kira Rp 4.000,- per kilogramnya,” ucapnya.

Ikuti tulisan menarik Anan Alkarawangi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB