x

Iklan

Angelia Loreta

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Facebookmu, Harimaumu

Istilah “mulutmu, harimaumu” berarti kita harus berhati-hati dalam berucap karena kata-kata yang keluar dari mulut kita dapat berbahaya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cikarang, 22 November 2018 – Istilah “mulutmu, harimaumu” berarti kita harus berhati-hati dalam berucap karena kata-kata yang keluar dari mulut kita dapat berbahaya bagi diri kita sendiri maupun orang lain apabila tidak dijaga. Istilah “Facebookmu, harimaumu” adalah istilah yang pas untuk menggambarkan pidato Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. sebagai salah satu pembicara pada konferensi ilmiah yang berjudul “Conference on Dynamic Media, Communication, and Culture” pada 22 November 2018.

 

Konferensi tersebut merupakan konferensi perdana yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi President University. Konferensi yang berlokasi di Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi itu mengusung tema “Message, Meaning, Media in Disruptive Communication Era”.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pidatonya, Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., selaku pakar di bidang ilmu komunikasi yang telah menerbitkan 30 judul buku serta ratusan karya ilmiah menjelaskan bahwa kita harus bertanggungjawab dalam menggunakan media sosial. Hal ini menjadi masalah karena banyak pengguna media sosial yang belum paham istilah “Facebookmu, harimaumu”. Seperti yang terjadi pada seorang pramugari asal Rusia, Tatiana Kozlenko, pada 2013. Ia mem-posting fotonya mengacungkan jari tengah di Facebook. Hal itu pun membuatnya terpaksa dipecat dari pekerjaannya.

 

Selain itu, Prof. Deddy juga menekankan bahwa walaupun media sosial adalah perpanjangan panca indera, berkomunikasi lewat media sosial dapat menghilangkan makna pesan yang sesungguhnya. Ada beberapa aspek komunikasi nonverbal yang tidak dapat digantikan dengan media sosial. Terlebih lagi, komunikasi melalui media sosial tidak dapat menggantikan komunikasi tatap muka.

 

Dengan berkomunikasi tatap muka saja, kesalahpahaman masih dapat terjadi. Apalagi komunikasi lewat media sosial. Masalah yang terjadi bukan hanya karena perbedaan media komunikasi, namun juga karena adanya perbedaan latar belakang seperti budaya dari masing-masing individu yang berinteraksi. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial dan selalu mengingat istilah “Facebookmu, harimaumu”.

Ikuti tulisan menarik Angelia Loreta lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler