x

Iklan

Aditya Harlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gaya kepemimpinan Soeharto bakal ditiru Prabowo, baik kah?

Titiek Soeharto yang menyatakan bahwa jika Prabowo memenangkan pilpres maka gaya pemerintahan yang akan diberlakukan adalah gaya pemerintahan Soeharto

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sedang booming soal ucapan Titiek Soeharto yang menyatakan bahwa jika Prabowo memenangkan pilpres maka gaya pemerintahan yang akan diberlakukan adalah gaya pemerintahan Soeharto. Seperti apa sih Soeharto saat memimpin Indonesia kala itu? Yuk telusuri jejaknya!

            Soeharto adalah presiden ke - 2 yang memiliki tanggal kelahiran 18 Juni 1921 di Yogyakarta. Mulai menjabat sebagai presiden sekitar tahun 1967. Pada masanya, presiden ke-2 ini memimpin dengan baik tanpa banyak yang tahu di belakang kepemimpinannya presiden ini memiliki banyak hutang ke luar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Yang masyarakat ketahui, mereka hidup aman, tentram dan tidak kekurangan pangan. Namun, siapa sangka jika kebobrokan ekonomi tengah terjadi melanda Indonesia. Namun, saking pintarnya Soeharto menutupi polemik ini, rakyat dibuat percaya dan aman seaman – amannya.  Mereka mengira, track record presiden ke-2 ini sangatlah baik. Yaitu mampu membersihkan G30S/PKI, mengatasi krisis moneter, mensukseskan swasembada pangan dan sebagainya. Namun, setelah ditelusuri ternyata Soeharto ada di balik semua peristiwa itu. Rakyat baru tersadar saat Soeharto sudah mulai melakukan pelencengan terhadap tugasnya sebagai presiden RI.

            Apa saja penyelewengan yang dilakukan oleh Soeharto pada masa jabatannya?

  1. Kasus dugaan korupsi

Setelah presiden RI ke-2 ini lengser dari jabatannya, barulah diketahui bahwa beliau menyelewengkan sejumlah dana seperti yang dikutip Bank Dunia yang menyatakan sekitar 20 – 30 % dari dana pengembangan Indonesia di selewengkan selama bertahun – tahun.

  1. Merangkul ABRI berpihak pada partai politiknya.

Mentang – mentang memiliki kekuasaan, Soeharto menggunakan akal liciknya untuk kepentingan politik.

  1. Berkuasa melebihi hak presiden

Pada masa kepemimpinan Soeharto segala mandat dan perintah darinya harus dilaksanakan saklek dengan apa yang diperintahkannya. jika tidak, maka pihak yang diperintahnya akan lengser dari jabatannya. Memang kepemimpinannya ini terkenal sangat otoriter.

  1. Berkhianat kepada Soekarno

Siapa sih, yang tidak kenal dengan tokoh proklamayor bapak Soekarno? Andil besarnya dalam memerdekakan Indonesia sangatlah pantas diapresiasi dengan baik oleh segenap rakyat. Namun, bukannya apresiasi yang didapatkannya, malah penghianatan sadis yang beliau tuai. Pasalnya, pada saat itu Ir. Soekarno yang sedang menderita sakit justru dibuat terlunta oleh tentara suruhan orde baru. Kabarnya, obat – obatan yang sedang dikonsumsi oleh bapak presiden pertama ini dibuang. Mengapa sedemikian tega? Sebab Ir. Soekarno dianggap sebagai musuh politik bagi orde baru.

  1. Tidak mengindahkan HAM

Seperti yang kita ketahui, HAM di Indonesia sangatlah dijunjung tinggi. Namun, pada masa orde baru yang dibarengi krisis moneter telah merenggut sejumlah hak – hak manusia yang seharusnya dilindungi. Masih ingat bukan, kebakaran terjadi dimana – mana, kerusuhan, keributan sampai pemerkosaan dan pembunuhan yang meninggalkan korban jiwa hingga 1000 nyawa lebih. Di mana letak HAM saat iru? Tidak bisakah presiden kita saat itu meredam semuanya dan melindungi HAM di Indonesia?

 

Begitulah daftar panjang sejarah kesalahan dan penyelewengan masa jabatan Soeharto. Lantas apa yang masih bisa di banggakan dari perjuangannya? Pantaskah Prabowo akan meniru gaya kepemimpinan mantan presiden ini? haruskah sejarah kelam ini terulang kembali di era yang modern ini? sanggupkah Indonesia menjadi negara maju?

Sebaiknya, pikirkan kembali untuk meniru gaya kempemimpinan mantan presiden yang satu ini menimbang deretan kesalahan yang sudah dilakukannya di masa lalu. Tentunya, kita sebagai rakyat menginginkan negara yang damai, makmur secara ekonomi, dan hidup saling berdampingan satu sama lain. Bukan menginginkan kerusuhan yang terjadi di mana – mana sehingga menimnulkan korban – korban seperti masa lalu.

Sebaiknya pula, rakyat mempertimbangkan keuntungan apa yang akan mereka peroleh dengan adanya gaya kepemimpinan tersebut. Pasalnya, jika menengok masa lalu sangatlah kejam dan mengerikan. Bayangkan, seseorang yang tidak sesuai dengan kehendaknya langsung dieksekusi tanpa ba bi bu. Semua ormas yang tidak disukai harus bubar begitu saja. Maka, kita sebagai rakyat berperan sebagi apa? Budak belaka? Atau sebagai syarat saja berdirinya suatu negara?

Ikuti tulisan menarik Aditya Harlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler