x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dekat-dekat Jokowi, Yusril Perlu Panggung

Tak dapat tempat di kubu Prabowo, Yusril berpaling kepada Jokowi. Yusril dan PBB membutuhkan panggung politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Yusril Ihza Mahendra mengambil langkah cerdik untuk memperoleh kembali panggungnya, sebagai individu, maupun untuk partai yang ia pimpin, Partai Bulan Bintang (PBB). Dalam pertemuan dengan Joko Widodo di Istana Bogor, 30 November 2018, ia mengisyaratkan dukungan partainya kepada capres petahana itu. Langkah Yusril memang tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan oleh banyak politikus dan partai yang berpaling dari teman lama untuk kemudian mendukung capres petahana, yang mereka proyeksikan bakal menang lagi dalam Pilpres 2019.

Yang membedakan ialah partai-partai lain sudah lebih awal bergabung dengan PDI-P untuk mengusung Jokowi. Sampai sekarang pun, secara resmi PBB belum mengeluarkan pernyataan dukungan. Menurut Yusril, keputusan resmi partai mengenai dukungan kepada capres baru akan diputuskan dalam Rakernas PBB, Januari mendatang. Isyarat dukungan sudah disinyalkan oleh Yusril dan boleh jadi Rakernas Januari nanti hanya tinggal ketok palu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, Yusril sudah lebih dulu melangkah dengan mendekati atau didekati atau saling mendekat dengan kubu capres petahana. Di kubu Prabowo, Yusril dan PBB mungkin merasa tidak memperoleh tempat. Mungkin Yusril dan PBB merasa tidak cukup ruang untuk tampil di panggung politik nasional. Gerindra, PAN, dan PKS yang sering tampil menanggapi berbagai isu. Ketika banyak politikus berpaling kepada capres petahana, maka langkah Yusril itu menjadi jamak belaka. Sejauh ini, begitulah realitas politik yang berlangsung di negeri kita.

Jika mengikuti jalan cerita Yusril, ia mengaku dipinang untuk menjadi pengacara Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai calon presiden, dan bersedia. Dalam kapasitas pengacara profesional, istilahnya. Tapi Yusril adalah juga seorang politikus, yang siapapun niscaya tahu bahwa imbas politis tidak mungkin tidak akan ada. Terlebih lagi ketika PBB tengah berjuang untuk dapat menempatkan kembali wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dari 12 partai yang mengikuti pemilihan legislatif 2014, PBB hanya memperoleh 1.825.750 suara atau 1,46 persen, dan di bawahnya PKPI mendapat 1.143.094 suara atau 0,91 persen. Alhasil, kedua partai ini tidak lolos ke Senayan yang mensyaratkan perolehan suara minimal 3,50 persen.

Dengan langkah-langkahnya itu, Yusril boleh jadi berharap bahwa PBB akan mendapatkan apa yang disebut-sebut sebagai ‘efek ekor jas’. Maksudnya, dengan mendukung capres petahana yang diproyeksikan menang, perolehan suara PBB dalam pemilihan legislatif 2019 diharapkan dapat ikut terdongkrak. Partai politik tanpa punya wakil di DPR jelas tidak akan mampu berperan apa-apa dalam politik kenegaraan.

Karena itulah, PBB membutuhkan panggung politik untuk berbicara. Ketika kubu Prabowo kurang memberi tempat kepada PBB, dan Yusril khususnya sebagai representasi PBB, maka berpaling kepada Jokowi dianggap sebagai pilihan yang masuk akal. Jika kemudian PBB tetap tidak menikmati efek ekor jas dari dukungannya kepada Jokowi dan gagal mengirim wakilnya ke Senayan, setidaknya Yusril sudah memperoleh panggung politiknya kembali. (Foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler