x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menitipkan Pesan pada Tamsil yang Tak Utuh

Ia mengetuk pintu rasa, bukan mendobrak gerbang akal. Ia hanya mampir pada mereka yang mampu merangkul beragam pilihan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengaburkan keresahan pada sebaris puisi yang tak selalu puitis. Menempelkan kegalauan pada abstraksi yang tak selamanya cerdas. Menitipkan pesan pada tamsil yang tak utuh.

Mereka bilang: abstraksi puitis mengisyaratkan kedalaman paham, juga kecerdasan memadatkan masalah yang terurai. Ia mengetuk pintu rasa, bukan mendobrak gerbang akal.

Tapi tak semua orang memahaminya. Yang paham pun lebih memilih diam. Karena puisi abstrak selamanya multi tafsir. Ia hanya mampir pada mereka yang mampu merangkul beragam pilihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Membaca berlembar-lembar bait yang abstrak. Terasa asyik-maksyuk. Di halaman terakhir, kesimpulan yang diraih hanya satu: kepekaan rasa, setelah akal lebih dulu tajam terasah.

Syarifuddin Abdullah | 03 Desember 2018/ 24 Rabiul-awal 1440H

Sumber foto: The Light Shutter

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler