x

Iklan

Izzul Muslimin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketika Yusuf Dikriminalisasi dan Pemimpin yang Teguh

Ibrah dari kisah Nabi Yusuf adalah agar kita tetap selalu istiqomah dalam prinsip perjuangan meskipun akan berhadapan dengan godaan dan cobaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nabi Yusuf AS adalah salah satu teladan yang bisa menjadi ibrah buat kita semua. Perjalanan hidup Nabi Yusuf dipenuhi dengan intrik dan tipu muslihat yang ingin mendegradasi eksistensinya, bahkan ketika Beliau masih kecil. Sejak Yusuf kecil bermimpi ketika ada sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya, Nabi Ya'kub mengetahui bahwa anaknya kelak menjadi Nabi. Nabi Ya'kub pun meminta agar Yusuf merahasiakan mimpinya. Perlakuan Nabi Ya'kub yang dianggap lebih mengistimewakan Yusuf, menimbulkan kecemburuan dan kedengkian saudara tiri Yusuf sehingga mereka bersekongkol melenyapkan Nabi Yusuf kecil. Dengan alasan diajak bermain, mereka meminta izin kepada ayahnya agar bisa mengajak keluar Yusuf di luar pengawasan Nabi Ya'kub. Maka terjadilah kriminalisasi pertama Nabi Yusuf oleh saudara-saudara tirinya. Nabi Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan dilaporkan ke ayahnya bahwa adik mereka dimakan srigala.

Namun Allah punya skenarionya sendiri. Yusuf ditemukan para musafir dan dijual sebagai budak. Karena ketampanannya Yusuf kecil justru dibeli oleh pejabat Mesir untuk hadiah istrinya dan dijadikan anak angkatnya. Seiring berjalannya waktu Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan dengan akhlak dan ilmu yang luar biasa tingginya. Justru kondisi inilah yang memunculkan hasrat nafsu dari istri Sang Amir untuk menaklukkan Nabi Yusuf menuruti nafsu birahi istri Sang Amir. Namun atas petunjuk dan pertolongan Allah, nabi Yusuf menolak dan berhasil keluar dari godaan istri Sang Amir.

Awalnya istri Sang Amir justru menuduh Nabi Yusuflah yang menggodanya, namun fakta menunjukkan bahwa baju Nabi Yusuf robek bagian belakangnya karena ditarik paksa istri Sang Amir, sehingga Sang Amir menyatakan istrinyalah yang bersalah. Namun agar tidak dipermalukan, istri Sang Amir membuat siasat. Diundanglah para perempuan istri-istri pejabat Mesir ke rumahnya. Mereka disediakan hidangan buah-buahan dan pisau pemotong. Di tengah kesibukan mereka memotong buah, diperintahkannya Yusuf berjalan ditengah ibu-ibu pejabat dan sosialita itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat ketampanan Nabi Yusuf, terpesonalah mereka sehingga tanpa sadar pisau yang dipegangnya mengiris jari-jari mereka. Mereka baru sadar setelah Nabi Yusuf keluar dari ruang pertemuan. Dengan memanfaatkan keadaan itu, istri Sang Amir memprovokasi mereka bahwa Yusuflah yang bersalah karena ketampanannya menyebabkan dirinya tidak berdaya menahan nafsu birahinya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya Yusuflah yang dimasukkan ke dalam penjara, karena ketampanannya akan membuat kehebohan dan ketidak stabilan negara Mesir. Akhirnya, atas desakan para istri pejabat Mesir, dipenjaralah Nabi Yusuf tanpa melalui persidangan pengadilan yang benar dan adil. Bagi Yusuf, lebih baik dirinya dipenjara daripada harus menuruti hawa nafsu istri Sang Amir.

Demikianlah nasib Nabi Yusuf yang akhirnya masuk penjara akibat dikriminalisasi oleh istri Sang Amir. Namun, Allah tetaplah sebaik pembuat skenario. Ketika Raja Mesir bermimpi menyaksikan tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus, serta tujuh tangkai gandung yang padat berisi bersama tujuh tangkai gandum yang kosong, tak ada satupun yang bisa menakwilkan mimpi tersebut dengan tepat, hingga kemudian ada seorang pelayan yang dulu pernah dipenjara bersama Nabi Yusuf teringat bahwa ada temannya dipenjara yang sangat pandai menakwilkan mimpi.

Maka dipanggillah Nabi Yusuf menghadap Raja Mesir dan dengan sangat tepat menjelaskan apa yang menjadi mimpi Raja tersebut. Menurut Nabi Yusuf, nanti akan datang waktu dimana Mesir akan mengalami masa berlimpahnya hasil pertanian sehingga Mesir akan mengalami kemakmuran selama tujuh tahun. Selanjutnya, masa itu akan berganti dengan munculnya paceklik dan kekeringan sehingga menimbulkan kesulitan bagi Mesir. Oleh karena itu Nabi Yusuf menyarankan agar Mesir punya strategi untuk menghadapi kedua masa tersebut. Nabi Yusuf menawarkan dirinya sanggup mengelola negara Mesir menghadapi keadaan tersebut.

Sang Raja pun sangat kagum dengan penjelasan takwil mimpi Nabi Yusuf. Beliau kemudian memberi kepercayaan kepada Nabi Yusuf untuk mengelola Negara Mesir, menjadi Bendahara Negara Mesir. Singkat cerita, karena keahliannya Nabi Yusuf pun sanggup membawa Negara Mesir melewati masa paceklik sehingga Mesir tetap selamat dan sejahtera. Rupanya keadaan inilah yang membuat saudara-saudara tiri Nabi Yusuf menuju ke Mesir untuk meminta bantuan.

Berangkatlah mereka ke Mesir dan menemui Nabi Yusuf. Mereka tidak mengetahui bahwa bendaharawan Mesir itu adalah adik tiri mereka yang dulu pernah mereka kriminalisasi, namun Nabi Yusuf mengetahui mereka semua. Maka, oleh Nabi Yusuf mereka diberi bahan pangan yang melimpah, dan mengembalikan barang yang ingin mereka tukarkan, dengan satu syarat mereka harus kembali dengan mengajak adik tiri mereka yang bernama Bunyamin.

Ketika mereka menyampaikan permintaan Nabi Yusf agar mereka membawa Bunyamin, Nabi Ya'kub teringat kembali kejadian yang menimpa atas kakak Bunyamin, Nabi Yusuf. Tapi akhirnya Nabi Ya'kub membolehkan Bunyamin dibawa saudara-saudara tirinya setelah mereka mengangkat sumpah. Sesampainya di Mesir, Nabi Yusuf kembali memberi mereka bahan makanan yang berlimpah.

Namun ketika mereka pulang kembali meninggalkan Mesir, secara diam-diam Nabi Yusuf memasukkan piala takaran ke dalam bekal yang dibawa adik kandungnya Bunyamin. Akibatnya disaat diperiksa di perbatasan Mesir, Bunyamin ditahan karena dianggap mengambil piala takaran milik negara. Maka disanderalah Bunyamin di Mesir dan tidak diperbolehkan pulang kembali ke rumah Nabi Ya'kub.

Sepulangnya mereka ke rumah Nabi Ya'kub, mereka memohon ampun karena ternyata adik mereka harus disandera karena mengambil piala takaran milik negara Mesir. Nabi Ya'kub tidak percaya kepada mereka dan menyangka mereka kembali memperlakukan adiknya Bunyamin seperti apa yang pernah mereka lakukan kepada Yusuf dahulu.

Maka mereka pun kembali ke Mesir menemui Nabi Yusuf. Saat itulah Nabi Yusuf mengingatkan kembali kepada mereka siapa sebenarnya dirinya. Barulah mereka sadar bahwa Bendahara Mesir itu adalah Nabi Yusuf adik tiri mereka. Lalu dibawalah baju Nabi Yusuf dan diusapkan ke muka Nabi Ya'kub sehingga Nabi Ya'kub sembuh dari butanya. Maka dibawalah Nabi Ya'kub menuju Mesir agar mereka bertemu kembali dengan Nabi Yusuf. Saat bertemu Nabi Yusuf, seketika itu bersujudlah mereka kepada Nabi Yusuf dan memohon ampun atas kesalahan mereka. Akhirnya terkuaklah tabir mimpi Nabi Yusuf waktu kecil, yaitu ada sebelas bintang, matahari, dan bulan yang bersujud di hadapannya. Nabi Ya'kub pun bergembira dan mereka akhirnya hidup bersama di Mesir dengan penuh kebahagiaan.

Ibrah dari kisah Nabi Yusuf adalah agar kita tetap selalu istiqomah dalam prinsip perjuangan meskipun akan berhadapan dengan godaan dan cobaan. Tetaplah dengan jalan kebaikan dan kebenaran meskipun itu mungkin akan berakibat buruk bagi kehidupan kita. Insya Allah ketika kita bersabar, pertolongan Allah pasti akan datang. Wamakaru makarullah, wallahu khairul maakiriin. Mereka merekayasa, Allah juga merekayasa. Sesungguhnya Allahlah sebaik-baik pembuat rekayasa. Wallahu a'lam.

Muhammad Izzul Muslimin

2

Ikuti tulisan menarik Izzul Muslimin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB