x

Iklan

Rofiatul Isnaini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kearifan Lokal Nusantara

NAMA : ROFIATUL ISNAINI NIM : U20181048 KELAS : IAT 3 FAKULTAS : USHULUDDIN ADAB dan HUMANIORA MATKUL : PKN DOSEN : M ARIF M S.sos, M.sosio

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 KEARIFAN LOKAL NUSANTARA

            Kearifan lokal merupakansistem dimana sebuah komunitas mewujudkan cita-cita masyarakat tentang kohesi dan perdamaian.dan kearifan lokal sebagai sebuah sistem terdiri dari dua elemen : seperangkat nilai berprinsip dan seperangkat praktik.dan nilai-nilai itu di warisi dari nenel moyang mereka dan masih dianggap bernilai bagi generasi sekarang dan komunitas tertentu.

Kearifan lokal nusantara termanifestasikan dalam unsur-unsur kebudayaan . dengan mengambil pengertian kebudayaan universal (koentjaranningrat, 1990:2)maka unsur kebudayaan yang menjadi tempat hidup suburnya kearifan lokal yaitu:

  1. Sistem religi
  2. Sistem sosial dan organisasi kemasyarakata
  3. Sistem ilmu pengetahuan
  4. Bahasa
  5. Kesenian
  6. Sistem mata pencaharian
  7. Sistem teknologi dan peralatan.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kearifan lokal nusantara akan terwujud  dalam tiga hal yaitu :

  1. Gagasan,ide,nilai,norma,peraturan
  2. Pola perilaku , kompleks aktivitas
  3. Artefak , kebudayaan , material, benda hasil budaya

   Indonesia sangat kaya dengan berbagai kearifan lokal,yang salah satunya dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.kearifan lokal memiliki suatu tonggak yang menjadi panutan dan pegangan seluruh masyarakat indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus   sebagai modal dalam membangun peradaban yaitu pancasila.

   Dan dapat di katakan bahwa pancasila itu adalah mahkota dari hasil pemikiran seorang bapak pendiri bangsa , bung karno , yang ber sumber dari kearifan lokal bangsanya sendiri. Pancasila pula yang kemudian itu menjadi modal dasar untuk membangun karena membangun sangat membutuhkan ikatan yang kuat antara manusia dengan beragam suku bangsa dan beragam agama yang hidup secara bersama-sama dari wilayah yang sangat luas dengan penduduk yang mana saat ini telah mencapai 250 juta jiwa.

   Suku-suku di indonesia mempunyai kearifan yang sangat lokal bahkan juga kebijaksanaan lokalnya yang tinggi sebagai pelajaran hidup dalam masyarakat yang sering disebut masyarakat adat dan masyarakat tradisional.yang mana masyarakat adat mengatur kehidupannya sendiri dengan apa yang mereka pelajari  secara turun  menurun dari nenek moyang mereka dari dulu.

 Dan hal ini terjadi dengan muslim di masyarakat hindu bali telah membuat mereka beranggapan bahwasannya bali itu sebagai wilayah mereka sendiri sedangkan hindu itu sebagai “keluarga” mereka.dan pada  gilirannya hindu bali menyebut muslim sebagai nyama selam ( saudara muslim ). baik muslim (migran)maupun hindu (pribumi) dari ke dua tersebut sudah saling mempengaruhi dalam memproduksi identitas dansejarah dari mereka dengan melalui dialogdan interaksi yang terus berlanjut,. Dan hal ini juga terungkap pada kejadian di desa kalimantan yang mana sudah banyak didatangi oleh para penduduk asal banjar yang relatif lebih amandan tidak terjadi konflik.

   Begitupun masyarakat minangkabau yang juga memiliki kearifan lokal yang mana jumlahnya itu sangat banyak didalam kehidupan bermasyarakat.dan masyarakat terkenal dengan pepatahnya “dimana bumi dipijak di sana langit di junjung, di sana air di sauk (=ambil),disana pula ranting di patah,” dan ini kalok di artikan secara ringkas artinya adalah pandai membawakan dan menyesuaikan diri. Dan ada lagi kearifan lokal yang mana selama ini tidak terlalu populer dari masyarakat minangkabau karena tidak pernah di angkat sebagai pelajaran hidup dalam bermasyarakat , yani raso (rasa) dan pareso ( periksa ) .dan yang saya ketahui bahwa “ raso berjalan naik sedangkan kalau pareso berjalan turun “

            Kearifan lokal nusantara tesebar luas dalam unsur-unsur kebudayaan masyarakat di nusantara dan akan terwujud dalam tiga strata: gagasan normatif, pola perilaku , dan budaya fisik material.

 

Ikuti tulisan menarik Rofiatul Isnaini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler