Sekitar 35 Km atau 1 jam perjalanan arah ke selatan menggunakan kendaraan bermotor dari Kabupaten Pemalang terdapat daerah penghasil nanas madu yang sekarang sudah terkenal di seluruh Pulau Jawa bahkan sudah me Nasional. Daerah Belik sekarang mulai di kenal oleh pengusaha hortikultura untuk daearh tujuan bisnis mereka, penjualan nanas madu semakin meningkat karena masyarakat mulai menyukai rasa dan kesegaran dari nanas madu. Nanas madu (Ananas Comosus) ditinjau dari varietasnya merupakan golongan jenis Queen. Banyak manfaat yang di hasilkan dari buah nanas madu , selain dari manfaat kesehatan untuk dikonsumsi sehari hari, Limbah kulit nanas madu juga dapat di manfaatkan untuk dijadikan bahan pembuatan bioetanol yang juga merupakan bioenergi yaitu sumber energi baru terbarukan (EBT). Bioetanol yang mempunya kadar alkohol mencapai 95% - 99% bisa dijadikan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar yang berasal dari fosil.
Sesuai peraturan pemerintah nomor 79 tahun 2014, bioenergi merupakan salah satu energi baru terbarukan, pemerintah telah mencanangkan tahun 2025 tercapai 23% pasokan energi Indonesia di ambil dari energi baru terbarukan (EBT) : panas bumi, angin, surya, bioenergi, microhidro, laut. Negara Brasil telah sukses menggunakan bahan bakar dari bioetanol untuk menopang kebutuhan energi transportasi, keberhasilan tersebut telah dilakukan dengan kurun waktu 30 tahun lebih dengan memnfaatkan teknologi pertanian dan lahan yang luas. Bioetanol merupakan salah satu bauran energi yang berasal dari bahan baku nabati, keuntungan bahan bakar nabati ini adalah ramah lingkungan. Bahan baku dapat diperoleh dari tanaman dan buahan yang mempunyai kandungan gula reduksi sebesar 12% - 13%, singkong, pisang, coklat, jagung, nanas dan tanaman lainnya dapat dijadikan bahan bakar nabati yang hasilnya adalah etanol (C2H5OH).
Universitas Diponegoro Semarang pada bulan september 2018 sudah mencoba menerapkan teknologi yang telah dipunyai untuk mengembangkan bioetanol di daerah Belik Pemalang dengan memanfaatkan limbah kulit nanas madu sabagai bahan baku utama untuk dijadikan bioetanol. Pengembangan ini masih akan dimulai skala laboratorium untuk meneliti varietas kulit nanas madu menjadi bahan bakar bioenergi atau produk bioetanol untuk kosmetik dan lain-lain. Kepedulian ini digagas jurusan MIPA biologi Undip Semarang oleh dosen senior Dr. dra Endang Kusdiyantini DEA, merupakan program pengabdian masyarakat. Tujuan utama dari program ini adalah mengantisipasi kedepan perkembangan industri UMKM Belik Pemalang dengan pesatnya hasil pertanian nanas madu. Kedepan pastinya akan adanya diversifikasi dari industri ini, limbah kulit nanas madu merupakan hasil diversifikasi tersebut. Pada kegiatan pengabdian ini jurusan MIPA Biologi Undip Semarang telah menghibahkan alat distilasi untuk menunjang kegiatan penelitian.
Kegiatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari kegiatan UMKM pengolahan buah nanas madu di Belik Pemalang.
Dengan menyiapakan dari sekarang teknologi menjadikan limbah kulit nanas menjadi bioetanol yang nanti hasilnya akan semakin meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Persiapan telah dilakukan dengan telah membuat distilator skala laboratorium yang akan diletakan di UMKM Belik Pemalang, dan diharapkan Bulan Desember 2018 atau awal tahun 2019 sudah terlaksana kegiatan penelitian ini. Penelitian akan menggunakan proses fermentasi dan distilasi dimana bahan baku utamanya adalah kulit nanas madu yang berasal dari belik Pemalang.
Ikuti tulisan menarik Hugeng Wandono lainnya di sini.