x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tsunami Banten, BMKG dan Peringatan Alam

Intinya, segera harus dirancang pembangunan dan pembukaan jalur-jalur evakuasi ke ketingginan, ke arah timur dari ruas jalur pesisir tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jalur pesisir yang menghubungkan antara Cilegon di utara sampai Tanjung Lesung dan pantai Sumur di selatan berjarak sekitar 100 km. Hampir semua ruas jalur itu hanya berjarak sekian meter dari bibir pantai. Sebagian jalur malah bersisian dengan bibir pantai (lihat foto ilustrasi).

Karena itu, pada Ahad pagi, 23 Desember 2018, ketika BMKG (Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika) mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di pesisir, imbauan itu nyaris tak dipedulikan. Imbauan itu memberikan kesan bahwa BMKG tidak memperhitungkan geografi. Sebab para warga bertanya, kalau diimbau tidak beraktivitas di pesisir, lantas mau kemana? Jika imbauan BMKG itu dilaksanakan, maknanya warga akan mengosongkan semua ruas jalur dan permukiman di pesisir. Fakta ini yang membuat imbauan BMKG yang bermodalkan niat baik tersebut menjadi tidak praktis dan juga tidak masuk akal.

Sekedar menggambarkan, ada dua fakta geografis yang melekat di sepanjang jalur sepanjang sekitar 100 km itu:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, nyaris semua daratan (ruas jalan dan/atau permukiman) bersifat landai: daratan pantai dan badan jalan hanya setinggi 1 sampai 5 meter dari permukaan laut. Tidak aneh, tsunami yang  menerjang pada Sabtu malam itu meluap sampai ke jalan.

Kedua, di sepanjang jalur utama itu, nyaris tak terlihat jalur evakuasi ke ketinggian untuk mengantisipasi tsunami. Padahal Selat Sunda tercatat pernah dilanda mega tsunami pada tahun 1883 yang tingginya mencapai 40 meter dan ujung lidah ombaknya sampai ke Kerawang. Dahsyat.

Pengalaman tsunami Banten pada Sabtu malam 22 Desember 2018, yang hanya setinggi sekitar 1 meter (menurut BMKG) sampai 5 meter (menurut keterangan warga di Tanjung Lesung), seharusnya diposisikan semacam “peringatan alam” kepada Pemerintah Pusat dan Pemerinah Provinsi Bantan serta Kabupaten Serang dan Pandeglang untuk membenahi jalur pesisir barat Pulau Jawa itu. Intinya, segera harus dirancang pembangunan dan pembukaan jalur-jalur evakuasi ke ketingginan, ke arah timur dari ruas jalur pesisir tersebut.

Syarifuddin Abdullah | 24 Desember 2018/ 17 Rabiul-akhir 1440H

Sumber foto: diolah dari google maps.

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB