x

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membangun Komunikasi Anak dan Orang Tua dalam Sex Education

Informasi yang diberikan dalam sex education sebenarnya dapat meningkatkan wawasan anak usia dini jika tersampaikan dengan baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Membangun Komunikasi Anak dan Orang tua dalam Pemberian Sex Education

 oleh: Monica Gunawan

Sebutan sex education mungkin masih kurang dan jarang terdengar di telinga masyarakat Indonesia, mengapa? Pendidikan seks masih dianggap tabu bagi beberapa masyarakat Indonesia terutama para orang tua yang sering kali menganggap hal tersebut tidak pantas dibicarakan pada anak. Maka dari itu sebelum kita membahas lebih jauh lagi ada baik nya kita mengerti dulu apa sih itu "sex education"?

Sex education atau pendidikan seks secara luas digunakan untuk menggambarkan pendidikan tentang anatomi seksual manusia, reproduksi seksual, hubungan seksual, dan aspek lain dari perilaku seksual manusia. Informasi yang diberikan dalam seks edukasi sebenarnya dapat meningkatkan wawasan anak usia dini jika tersampaikan dengan baik. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada dasar nya sekolah menjadi salah satu tempat dimana seks edukasi diberikan pada anak usia dini, namun hal ini justru menjadi faktor yang masih sangat kurang karena masih banyak sekali sekolah-sekolah yang minim dalam pemberitahuan tentang pentingnya mengetahui Pendidikan seks.

Seks eduaksi seharusnya bukan lagi menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan oleh orang tua kepada anak, namun penyampaian materi dan pengetahuan juga harus secara perlahan, serta jangan melihat masalah atau problematika yang ada hanya pada pandangan orang tua saja. Orang tua kini harus bisa melakukan pencarian atau research tentang materi apa yang akan diajarkan kepada anak agar tidak memberikan kesan yang negatif namun memberikan pesan yang positif untuk anak. 

Komunikasi merupakan cara dasar dalam memberikan pengaruh dan peran terhadap anak-anak dalam pengetahuan Pendidikan seks. Komunikasi yang lancar dan meaningful akan memudahkan segala nya dalam proses penyampaian pengetahuan seks edukasi pada anak-anak, selain itu kuantitas juga diperlukan karena percakapan biasa nya terjadi bukan secara terencana melainkan bukan pada waktu yang telah dijadwalkan, dan biasa nya hal itu juga terjadi apabila sering bertemu dengan anak.

Bahasa yang seharusnya digunakan (komunikasi verbal) dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:

  • Kosakata

Komunikasi yang dilakukan pada anak tidak akan efektif apabila pesan yang disampaikan dengan  kata-kata yang tidak dimengerti karna itu pemelihan kosa kata menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi. Hendaknya orang tua memperhatikan pemilihan kosakata yang baik dan benar dalam penyampaian seks edukasi, agar anak juga tidak salah pengertian terhadap penjelasan apa yang diberikan.

  • Kecepatan

Komunikasi yang efektif dan baik akan terjadi dengan benar apabila kecepatan suara dapat diatur dengan baik yaitu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Orang tua harus bisa mengatur dan memperhatikan kecepatan saat berbicara agar anak bisa dengan mudah menangkap dan menyerap semua informasi yang diberikan.

  • Intonasi suara

Setiap kata yang di ucapkan memiliki pengaruh pesan dan arti, intonasi suara dapat mengubah arti yang akan disampaikan. Intonasi suara yang terlalu tinggi bisa disalah artikan seperti sedang memarahi anak, dan merupakan hambatan untuk anak dalam berkomunikasi.

  • Singkat dan jelas

Komunikasi yang efektif dalam penyampaian seks edukasi dari orang tua kepada anak ada baiknya disampaikan secara singkat namun tetap jelas pada apa yang ingin dibacarakan, atau langsung kepada pokok permasalahan yang ingin dibahas sehingga anak lebih mudah mengerti dan jelas atas apa yang disampaikan. Jangan sampai terlalu berbelit-belit karna akan membuat anak sulit menangkap makna dari informasi yang telah disampaikan oleh orang tua.

  • Waktu yang tepat

Dalam berkomunikasi waktu merupakan hal yang penting juga karena penyampai pesan (orang tua) dan penerima pesan (anak) harus dapat menyediakan waktu nya untuk mendengar atau memperhatikan apa yang telah disampaikan dalam penyampaian seks edukasi.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB