x

Iklan

Elnado Legowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Detergen Bukanlah Penyebab Utama Kali Sentiong Berbusa.

Jakarta dihebohkan oleh Kali Sentiong yang berbusa. Hal ini ditanggapi Anies yang mengatakan bahwa limbah rumah tangga yang mengandung detergen adalah penyebabnya. Apakah benar demikian?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anies Baswedan sepertinya kurang melakukan peninjauan lebih dalam saat menanggapi Kali Sentiong yang berbusa. Beliau juga terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa limbah rumah tangga yang mengandung detergen adalah penyebabnya. Selain itu dia juga menyalahkan warga yang tidak menggunakan soft detergen yang lebih ramah lingkungan.

Sedangkan menurut Ketua Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kerja Badan Air Jakarta Utara, Lambas Sigalingging, penyebab Kali Sentiong berbusa adalah karena proses operasional pompa air dalam memompa air dari Waduk Sunter Selatan 1 untuk dibuang ke Kali Sentiong. Hal itu dilakukan untuk menyedot air yang menampung lebih dari kapasitas penampungannya. Pernyataan ini berlawanan dengan pernyataan Anies.

Kesimpulan Anies tentang limbah rumah tangga yang mengandung detergen sebagai penyebab Kali Sentiong berbusa kurang tepat. Sebab, sebagian besar warga Jakarta sekarang ini sudah memiliki instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengelolahan air limbah (SPAL). Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Sedangkan tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar. Hal ini membuat air limbah rumah tangga dapat diolah menjadi air yang bersih, sehingga dapat digunakan lagi. Contohnya untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan untuk mencuci mobil.

Dari kasus ini menjelaskan bahwa air limbah rumah tangga yang dialirkan ke selokan, kali, atau sungai, tidak terlalu kotor karena sudah disaring oleh Instalasi SPAL. Tampaknya Anies perlu mencabut statementnya yang mengatakan bahwa limbah rumah tangga sebagai penyebab Kali Sentiong berbusa. Selain itu, solusinya yang ingin mengkaji standar detergen di pasar dan menerapkan soft detergen yang lebih ramah lingkungan juga kurang masuk akal dan tidak tepat.

Anies sebaiknya tidak terfokus pada masalah detergen saja. Tetapi lebih fokus bagaimana mengembangkan Instalasi SPAL agar lebih baik daripada sebelumnya. Sebab di negara tetangga seperti di Singapura, mereka sudah mengembangkan Instalasi SPAL yang lebih baik daripada Instalasi SPAL milik kita. Bahkan mereka sudah bisa mengelolah air limbah menjadi air yang bersih dan bisa diminum.

Sedangkan dengan mengkaji ulang detergen untuk menjadi lebih ramah lingkungan, tidak sepenuhnya akan berhasil. Karena baik detergen ramah lingkungan atau tidak, bila digunakan dengan kadar yang berlebihan juga akan tetap merusak lingkungan. Sebab detergen mengandung zat kimia yang kurang baik bagi lingkungan sekitar. Seperti contohnya fosfat.

Fosfat tidak memiliki daya racun, melainkan merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan makhluk hidup. Tetapi bila jumlahnya terlalu banyak, fosfat dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga menyebabkan pertumbuhan alga (fitoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Hal ini membuat populasi bakteri berlebihan dan akan mengonsumsi oksigen yang terdapat di dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air. Pada akhirnya membahayakan makhluk hidup air dan sekitarnya.

Dengan itu pada tahun 1977, Gubernur Ali Sadikin mengeluarkan surat keputusan gubernur yang melarang penggunaan detergen keras, yakni detergen yang mengandung fosfat dengan kadar yang tinggi. Keputusan itu dibuat karena pada masa itu banyaknya rumah tangga yang membuang sisa limbahnya ke sungai.

Oleh sebab itu, Anies sebaiknya mengevaluasi ulang mengenai proses operasional pompa air yang menyebabkan air bisa berbusa. Karena mungkin disebabkan oleh kesalahan teknis atau kelalaian petugas teknisi dalam memompa air di Waduk Sunter Selatan 1.

 

 

Ikuti tulisan menarik Elnado Legowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler