x

Iklan

Rofiq al Fikri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Prabowo Kalah Sebelum Bertanding di Debat ke-2

KPU Harus Waspada

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 Prabowo Kalah Sebelum Bertanding di Debat ke-2

 KPU Harus Wasapda

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Oleh : Rofiq Al Fikri (Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu / JAMMAL)

 

Debat kedua baru akan dilangsungkan pada Minggu, 17 Februari 2019, namun kubu Prabowo telah menunjukkan tanda-tanda kekalahannya. Mereka tengah mendesak KPU untuk tidak memberikan kisi-kisi soal dari moderator ke paslon serta tidak memperbolehkan adanya kertas atau tab di meja saat debat selanjutnya. Suatu hal yang benar-benar menunjukkan bahwa Prabowo telah kalah sebelum bertanding. Kenapa?

 

Pertama, masalah kisi-kisi, saat debat pertama, KPU menawarkan kisi-kisi debat justru karena tim Prabowo yang awalnya menolak adanya debat dan hanya menghendaki penyampaian visi misi saja langsung oleh capres-cawapres. Setelah adanya kisi-kisi akhirnya Tim Prabowo bersedia adanya debat, itu pun kesepakatan kedua tim baik JKW dan Prabowo.

 

Jadi, konyol jika BPN hari ini di medsos dan media gembar gembor bahwa akan mendesak KPU tidak memberikan kisi-kisi soal lagi. Dan KPU telah memutuskan setelah mendegar aspirasi rakyat, mereka tidak akan memberikan kisi-kisi soal di debat kedua.

 

Kedua, Tim Prabowo tidak mau ada kertas di meja saat debat. Sebenarnya hal itu sungguh menampar muka mereka sendiri, karena faktanya Prabowo dan Sandi lah yang membawa kertas berukuran A4 sebagai contekan di meja saat debat pertama. Sandi pun berulang kali terlihat membaca kertas itu saat menanggapi pertanyaan paslon 01.

 

Keinginan kubu Prabowo yang tidak mau ada kertas di meja saat debat kedua sangatlah tidak logis, karena bahkan di kompetisi debat pun kertas diperbolehkan ada di meja sebagai penuntun argumentasi dan penuntun data angka. Silahkan anda lihat debat parlemen di Inggris atau debat di Senat AS bahkan debat capres di AS, semua kertas itu ada di meja sang debater.

 

Lantas kenapa Prabowo mencoba mencegah adanya kertas di meja saat debat? Sederhana saja, itu karena debat kedua bertemakan ekonomi dan infrastruktur, Jokowi sebagai capres petahana tentu memiliki data angka yang valid dan lengkap terkait kinerjanya selama ini.

 

Prabowo yang terbiasa berstatement tanpa data yang valid atau terbiasa berbicara sekedar jargon, tentu akan kelabakan dan mati kutu jika berdebat dengan JKW yang memiliki banyak data angka yang valid.

 

Hal itu yang dikhawatirkan kubu Prabowo, sehingga mereka meminta KPU tidak memperbolehkan adanya kertas di meja saat debat, mereka tahu, secerdas apapun manusia di muka bumi ini, tidak akan ada yang mampu hafal secara rinci dalam menyebut ribuan atau ratusan data angka. Jika usul mereka disetujui, maka mereka akan mampu mengajak Jokowi berdebat tanpa data angka yang jelas, hal yang menjadi kelebihan Prabowo.

 

Di sini sudah jelas, bahwa apa yang dilakukan kubu Prabowo adalah gambaran mereka kalah sebelum bertempur di debat kedua. Mereka sampai meminta KPU merubah aturan agar mereka diuntungkan. Kita rakyat harus mengingatkan kepada KPU jangan sampai menuruti keinginan paslon 02 mengubah aturan, keinginan yang menggambarkan bahwa mereka telah kalah sebelum bertanding.

Ikuti tulisan menarik Rofiq al Fikri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler