x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Prof. Mr. Dr. R. Supomo

Ahli hukum, pejuang kemerdekaan, negarawan yang sekaligus seorang penari.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Prof. Mr. Dr. R Supomo

Penulis: A. T. Soegito

Tahun Terbit: 1984

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tebal: v + 111

ISBN:
Buku ini sangat menarik karena kaya dengan informasi tentang Supomo. Selain memuat tentang karier beliau di bidang hukum, akademik dan pejuang kemerdekaan, buku ini memuat sisi Supomo sebagai manusia biasa. Anak dari Raden Tumenggung Wignyodipuro ini lahir di Sukoharjo tanggal 22 Januari 1903. Sebagai anak seorang bangsawan, Supomo mendapat kesempatan untuk masuk ke sekolah Belanda. Supomo adalah seorang pekerja keras sehingga ia bisa berprestasi di sekolah.

Supomo menyelesaikan sekolah hukum tahun 1923 di Jakarta dan segera bertugas sebagai pegawai negeri di Pengadilan Sragen. Hanya setahun di Sragen ia mendapatkan tugas untuk belajar ke negeri Belanda untuk mempelajari hukum adat. Ia mencapai gelar Meester in de rechten dan doktor dalam waktu yang hampir bersamaan di Universiteit Leiden.

Di Belanda ia bergabung dengan Perhimpunan Indonesia. Seperti kita ketahui, Perhimpunan Indonesia adalah gerakan kaum pelajar di Belanda yang non kooperatif. Mereka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada mulanya memang organisasi ini kooperatif, namun kemudian menjadi organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan tidak mua bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda. Perubahan halauan ini ditandai dengan perubahan nama organisasi dari Indische Vereniging (1908) menjadi Indonesiche Vereniging atau kemudian Perhimpunan Indonesia (1922). Supomo bergabung ketika organisasi ini sudah bergerak di bidang politik. Melalui organisasi inilah rasa perjuangan Supomo untuk memerdekakan Indonesia bertumbuh.

Sebagai akademisi, Supomo sangatlah berhasil. Supomo berhasil lulus dengan nilai sangat baik di sekolah hukum dan mendapatkan gelar Meester in de rechten. Dalam waktu yang hampir sama beliau juga mendapatkan gelar doktor dengan predikat tertinggi. Beliau adalah guru besar hukum adat di sekolah hukum di jaman Belanda. Beliau juga masih mengajar setelah Indonesia merdeka. Supomo menerbitkan lebih dari 20 buku yang berhubungan dengan hukum.

Sebagai profesional Supomo mengawali kariernya sebagai pegawai negeri (Hindia Belanda) di Sragen. Sepulang dari sekolah beliau ditugaskan di Pengadilan Negeri Yogjakarta, Direktur Justisi di Jakarta dan Purwokerto. Di jaman Jepang Supomo berkarier di berbagai institusi hukum. Setelah kemerdekaan beliau menjabat sebagai Menteri Kehakiman beberapa kali.

Selain berkarya di bidang hukum, Supomo juga aktif di organisasi perjuangan kemerdekaan. Mula-mula Supomo bergabung dengan Budi Utomo dan kemudianPartai Indonesia Raya (Parindra). Supomo terpilih sebagai anggota Badan Penyelidik Urusan Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) di jaman Jepang. Dalam sidang BPUP Supomo memaparkan teori berdirinya negara berdasarkan yuridis. (Pidato lengkap di halaman 45 – 58). Dalam pembahasan rancangan UUD Supomo memberi pendapat melalui pidatonya (hal. 59-79).

Sebagai seorang ahli hukum, Supomo terpilih sebagai Ketua panitia kecil tim perancang UUD pada tanggal 11 Juli. Tim kecil ini segera bersidang dan menyelesaikan tugasnya pada tanggal 13 Juli 1945. Hasil kerja tim kecil diserahkan pada 14 Juli oleh Sukarno sebagai ketua tim perancang UUD dalam sidang BPUPK. Setelah rancangan UUD disetujui, Supomo diminta untuk menjadi tim penghalus bahasa rancangan UUD. Supomo juga adalah anggota PPKI yang pada tanggal 18 Agustus 1945 bersidang untuk pengesahan UUD.

Selain memuat karier beliau di bidang akademik, pemerintahan dan penjuangan kemerdekaan, buku ini juga menyajikan kehidupan sehari-hari Supomo. Supomo menikahi gadis ningrat Keraton Surakarta bernama Raden Ajeng Kushartati. Pasangan ini dikaruniai 6 orang anak.

Supomo adalah seorang penari. Saat bersekolah di Belanda, Supomo beberapa kali menari dalam pagelaran budaya. Beliau adalah seorang pecinta tenis dan suka bertanam bunga.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu