x

Iklan

The Conversation

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rahasia Tokek Mampu Berlari di Atas Air

Tokek berlari di air sama cepatnya seperti berlari di tanah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh Jasmine Nirody, University of Oxford

Siapa pun yang pernah melihat tokek akan tahu bahwa reptil ini dapat memanjat dinding. Namun, tidak hanya itu, kadal ini juga dapat berlari di atas permukaan air dengan kecepatan hampir sama dengan saat mereka berlari di atas permukaan tanah keras.

Kita tahu tokek menggunakan rambut kecil yang tak terhitung jumlahnya–yang disebut setae – di kaki mereka untuk dapat berjalan di permukaan vertikal halus. Namun, bagaimana tokek bisa tidak tenggelam ke dalam air lama menjadi sebuah misteri. Namun, saya dan kolega telah menyelesaikan riset yang menjelaskan bagaimana tokek menggunakan suatu kombinasi teknik untuk melakukan perjalanan yang luar biasa ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemampuan berjalan di atas air dimiliki oleh beberapa hewan bertubuh kecil seperti anggang-anggang, yang bobotnya cukup ringan ditahan oleh tegangan permukaan air, gaya di antara molukel-molekul air di permukaan. Sedangkan, dalam kasus hewan lebih besar seperti burung grebe, dapat berjalan di atas air karena mereka cukup kuat membelah permukaan air dengan kaki mereka selama mereka berjalan. Gerakan cepat mendorong air di bawah kaki, menciptakan sebuah kantong udara di sekitarnya. Kekuatan ke atas yang dihasilkan ketika kantung ini didorong ke bawah air membuat hewan itu tertahan sebentar di permukaan.

Tapi ukuran tokek tidak sekecil anggang-anggang dan tidak sebesar burung grebe. Tubuh tokek terlalu lembek sehingga permukaan air tidak dapat menahannya dan terlalu berat sehingga permukaan air pasti pecah. Namun kecepatan air relatif mereka mendekati kadal air yang terkenal lainnya, basilisk (atau “kadal Yesus”), yang memang mengandalkan teknik membelah.

Perhitungan awal mengisyaratkan dan analisis video mengkonfirmasi bahwa tidak seperti cara spesies lainnya yang bergerak di permukaan air, tokek menggunakan kombinasi beberapa teknik untuk bergerak lebih cepat di atas air daripada mereka berenang di dalam air. Berdasarkan analisis video tokek yang bergerak melintasi air, kami menemukan bahwa cara berjalan tokek mirip dengan cara berjalan basilisk. Setiap tahap melibatkan tarikan kaki ke udara, membelah permukaan dan mengayuh di bawah air.

Tapi tidak seperti basilisk yang tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan permukaan air, percobaan kami menunjukkan bahwa kecepatan dan tinggi kepala tokek berkurang setengah saat kami menambahkan deterjen ke air, yang mengurangi tekanan permukaan air. Ini menunjukkan bahwa tokek menggunakan, setidaknya gaya sebagian di antara molekul air untuk dapat bertahan di atas permukaan.

Kami juga menemukan bahwa bagi tokek sangat penting menggunakan kombinasi antara gaya hidrostatik (dorongan ke atas dari air yang dikenal sebagai daya apung) dan hidrodinamik (daya angkat dibuat oleh gerakan melintasi permukaan air seperti di perahu motor melintasi permukaan). Kedua gaya tersebut kemudian membantu tokek semakin ke atas, atau disebut dengan kondisi semi-planing atau terapung separuh.

Kibasan pada ekor

Untuk semua kecerdikan dari pendekatan multi-tasking ini, tokek hanya dapat mengangkat kepala serta tubuh bagian atasnya di atas permukaan air, sedangkan ekornya berada di bawah air. Mampu bergerak hampir secepat di darat ketika hampir setengah dari tubuh Anda berada di bawah air dan menghadapi lebih banyak hambatan dan gaya tarik adalah suatu hal yang luar biasa–tanyakan saja kepada perenang Amerika Serikat Michael Phelps.

Tokek menggunakan ekornya yang telah terbukti membantu mereka untuk bermanuver di sekitar banyak rintangan, melompat, dan menghindari serangan predator. Gambar di atas menunjukkan bahwa tokek memiliki kemiripan dengan buaya yang menggerakkan badan dan ekornya membentuk semacam ombak untuk menyeimbangkan tarikan ke dalam air.

Penelitian kami menunjukkan bahwa agar hewan bertubuh sedang dapat bergerak cepat di atas permukaan air dibutuhkan kombinasi dari mekanisme fisika yang lebih kompleks daripada yang dibutuhkan hewan bertubuh lebih kecil dan lebih besar. Teori ini dapat juga diaplikasikan untuk desain yang lebih baik untuk robot yang terinsipasi dari hewan.

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai tokek telah menginspirasi beberapa penemuan terkait “biomimetic”, mulai dari bahan perekat yang lebih baik sampai sebuah mobil robot berekor yang lincah (dan sangat menggemaskan), yang diberi nama Tailbot.

Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hewan-hewan melintasi medan yang kompleks diharapkan akan menghasilkan robot yang dapat memanfaatkan teknik-teknik ini untuk bergerak di darat dan air dengan kinerja tinggi yang terlihat pada tokek.The Conversation

Jasmine Nirody, Post-Doctoral Research Fellow in Biophysics, University of Oxford

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Ikuti tulisan menarik The Conversation lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB