x

Iklan

Mutiara Azizah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Era Jokowi: Indonesia Berdaulat di Laut, Pangan Lestari, Rakyat Sejahtera

Kebijakan pemerintahan Jokowi melakukan restorasi tiga pilar yaitu kedaulatan, keberlanjutan, kesejahteraan memberi hasil nyata dan dirasakan masyarakat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

ERA JOKOWI : INDONESIA BERDAULAT DI LAUT,

PANGAN LESTARI, RAKYAT SEJAHTERA

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh : Mutiara Azizah 

 

Dunia perikanan Indonesia patut bersyukur sebab selama empat tahun terakhir dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, sektor perikanan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mencatat prestasi yang belum pernah dicapai oleh pemerintahan pada era reformasi.  Program nawacita Presiden Jokowi dijalankan melalu tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.  Ketiga pilar tersebut dijalankan secara konsisten oleh pemerintahan Jokowi melalui berbagai kebijakan pembangunan yang membumi dan dirasakan langsung oleh masyarakat khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.

 

Penenggelaman Kapal Ikan Asing Illegal

Komitmen Presiden Jokowi menjaga dan menegakkan kedaulatan negara atas sumberdaya ikan di wilayah perairan laut ditunjukkan dengan ketegasan dan konsistensi melakukan penindakan berupa penangkapan dan penenggelaman kapal-kapal ikan illegal yang beroperasi di wilayah perairan laut Indonesia.  Selama November 2014-Agustus 2018 ada 488 kapal ikan illegal ditenggelamkan, 95% diantaranya adalah kapal ikan asing.  Kebijakan penenggelaman kapal ikan ilegal bertujuan selain menunjukkan eksistensi kedaulatan negara atas wilayah laut dan juga untuk melindungi kepentingan jutaan nelayan tradisional yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut.

 

Sumberdaya Ikan di Alam Tumbuh dan Berkembang

Ketegasan dan konsistensi pemerintah dalam membrantas praktek pencurian ikan selama empat tahun terakhir dapat memulihkan potensi lestari sumberdaya ikan di perairan laut Indonesia dari 7,31 juta ton per tahun menjadi 12,54 juta ton per tahun.  Meningkatnya potensi lestari sumberdaya ikan merupakan pertanda bahwa sumberdaya ikan di alam mengalami recovery yaitu tumbuh dan berkembang secara alamiah. Kondisi ini sangat berbeda dengan masa lalu, dimana kondisi sumberdaya ikan di beberapa wilayah perairan laut mengalami overfishing karena terjadi eksploitasi secara berlebihan, tidak bertanggungjawab oleh kapal penangkap ikan illegal yang cenderung tidak dapat dikendalikan dan dikontrol oleh pemerintah.

 

Produksi Ikan Laut Meningkat

Sejak pemerintahan Jokowi melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku tindak pidana pencurian ikan, produksi penangkapan ikan mengalami peningkatan dari 6,48 juta ton tahun 2014 meningkat menjadi 6,89 juta ton tahun 2017.  Selain itu kondisi lingkungan perairan laut pun terjaga dengan adanya perluasan kawasan konservasi perairan yaitu dari 16,4 juta Ha tahun 2014 menjadi 20,87 juta Ha tahun 2018 yang terbagi dalam 172 kawasan.  Kawasan konservasi perairan merupakan kawasan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan.  Kualitas lingkungan perairan yang terjaga dapat mendukung berkembangnya usaha budidaya perikanan.

 

Produksi Budidaya Meningkat

Prestasi yang dicapai pemerintah Jokowi dalam budidaya perikanan adalah meningkatkan produksi budidaya ikan dari 13,30 juta ton tahun 2014 menjadi 17,22 juta ton tahun 2017.  Produksi budidaya ini terdiri dari rumput laut sebesar 65% atau 10,5 juta ton dan ikan sebesar 35% atau 5,7 juta ton tahun 2017.  Pertumbuhan rata-rata produksi ikan budidaya pada Triwulan I-III Tahun 2015 – 2018, komoditas tertinggi yaitu Gurame 68,15%, Lele 56,32%, Patin 31,76%, Udang 30,02%, Nila 7,62 %.

 

Rakyat Makin Sejahtera

Keberhasilan pemerintah meningkatkan produksi perikanan diikuti dengan naiknya angka konsumsi ikan per kapita di masyarakat yaitu dari 41,11 Kg per kapita tahun 2015 menjadi 50,69 Kg per kapita tahun 2018.  Yang spektakuler adalah selama empat tahun terakhir kenaikan angka konsumsi ikan per kapita per tahun selalu melampaui target yang telah ditetapkan.  Ini menggambarkan peningkatan produksi ikan diikuti oleh naiknya daya beli dan tingginya minat masyarakat mengkonsumsi ikan.  Situasi ini juga mengindikasikan bahwa perbaikan ekosistem lingkungan, ketersediaan sumberdaya ikan, dan peningkatan produksi usaha perikanan tangkap dan budidaya berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu daya beli dan konsumsi protein ikan atau gizi tercukupi. Demikian juga nilai tukar nelayan mengalami kenaikan dari 104,63 tahun 2014 menjadi 112,88 tahun 2018.

 

Perdagangan Perikanan Surplus

Selain itu neraca perdagangan hasil perikanan (ekspor-impor) pun menunjukkan prestasi yang membanggakan. Selama empat tahun terakhir (2014-2018) Indonesia mengalami surplus perdagangan hasil perikanan rata-rata 3,88 milyar US$ per tahun. Surplus perdagangan mengalami kenaikan dari 3,26 milyar US$ tahun 2017 menjadi 3,62 milyar US$ atau tumbuh sebesar 11,2% tahun 2018.

 

Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Perikanan Meningkat

Perubahan kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan yang fundamental dapat meningkatkan kontribusi sektor perikanan yang signifikan.  Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor perikanan meningkat dari 267 milyar rupiah tahun 2014 menjadi 624 milyar rupiah tahun 2017.

 

Kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi melakukan restorasi melalu tiga pilar yaitu kedaulatan, keberlanjutan, kesejahteraan dlm pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan memberikan hasil nyata yg dirasakan oleh masyarakat perlu dipertahankan dan dilanjutkan. Harapannya kemajuan yg dicapai menjadi pondasi utk melanjutkan agenda pembangunan perikanan dan kelautan pada lima tahun kedepan yaitu membangun industri pengolahan hasil perikanan yg bernilai tambah dan berdaya saing dipasar dalam dan luar negeri. Pada akhirnya seluruh kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Jokowi adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

 

Penulis adalah Ibu Rumah Tangga, Pemerhati Masalah Sosial dan Politik

Ikuti tulisan menarik Mutiara Azizah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu