x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pengakuan - Anton Chekhov

Cerpen-cerpen Chekhov bertema korupsi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Pengakuan

Penulis: Anton Chekhov

Penterjemah: Koesalah Soebagyo Toer

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 2018 (cetakan 3)

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Tebal: xv + 140

ISBN:  978-602-424-803-1
Membaca Chekhov di saat menjelang PEMILU seperti sekarang ini sangatlah pas. Melalui cerpen-cerpennya yang jenaka kita bisa melihat kebobrokan bangsa sambal tersenyum. Meski senyumnya tentu saja senyum kecut. Betapa tidak. Chekhov mengungkapkan keboborkan masyarakat Rusia menjelang kehancurannya. Ia menguliti praktik korupsi di negerinya. Ia menunjukkan bagaimana masyarakatnya telah menyerah kepada praktik korupsi yang sepertinya menjadi sistem eknonomi alternatif.

Saya mengenal Anton Chekhov jaman masih di SMP atau SMA. Tepatnya saya lupa. Saat itu guru Bahasa Indonesia saya menjelaskan tentang cerpenis dunia. “Chekhov menulis cerpen pendek-pendek saja dan alurnya sederhana.” Itulah ingatan yang masih ada di otak saya tentang penulis Rusia yang berpendidikan kedokteran ini. Baru setelah kuliah dan punya uang, saya membaca beberapa cerpennya dari beberapa buku kumpulan cerpen Rusia dan kumpulan cerpen dunia.

Anton Chekhov adalah sastrawan yang sangat produktif. Meski berumur pendek, ia menghasilkan banyak karya. Menurut Koesalah Toer, sang penterjemah buku ini, kepengarangan Chekhov terbagi dalam tiga fase. Fase pertama adalah tahun 1880-an. Pada fase ini Chekhov menulis tulisan-tulisan jenaka di majalah humor. Meski jenaka, tulisan-tulisan Chekhov pada periode ini sudah mengecam birokrasi dan perilaku korup pejabat-pejabatnya.

Fase kedua kepengarangan Chekhov adalah tahun 1890-an. Fase ini Chekhov sangat produktif. Koesalah Toer mengatakan bahwa dalam satu tahun Chekhov bisa menghasilkan lebih dari 100 cerita pendek. Fase ketiga adalah pada tahun 1890-an, dimana ia menjadi seorang penulis yang matang, meski tidak lagi produktif.

Cerpen-cerpen Chekhov pada umumnya pendek dan dengan alur yang sederhana. Di bagian akhir cerpen sering ia memberi kejutan dahsyat yang mengecoh pembacanya. Bagian penutup cerpen adalah pandangan dia terhadap topik yang diangkatnya dalam cerpen-cerpennya.

Buku ini adalah terjemahan cerpen-cerpen Chekhov yang dipilih oleh Koesalah Toer. Ia memilih 24 cerpen yang berhubungan dengan tema korupsi. Pemilihan karya Chekhov yang sangat banyak berdasarkan tema, membuat saya bisa menikmatinya dengan lebih mudah. Saya bisa melihat kegelisahan Chekhov atas bangsanya. Meski ia menyampaikannya dengan jenaka, ia tetap keras mengkritik perilaku birokrasi. Cerpen berjudul “Lobak” menempelak sangat telak anggota dewan. Seorang anak yang lahir cacat yang bentuk kepalanya seperti lobak, sehingga dipanggil “Lobak.” Anak bodoh inilah yang akhirnya menjadi anggota dewan negara (hal. 106).

Cerpen berjudul “Pada Paku” (hal. 65) menggambarkan betapa bobroknya birokrasi, dimana seorang suami tega menyerahkan istrinya untuk bisa naik pangkat. Sementara sang suami yang mengajak makan siang teman-temannya terpaksa harus menunggu di kedai sambal mabuk. Sebab istrinya sedang mendapat kunjungan pejabat yang akan menaikkan pangkatnya.

Ia mengecam verbalisme anti korupsi. Di beberapa cerpennya iaIa juga sangat kecewa dengan masyarakat yang menganggap bahwa praktik korupsi dianggap sebagai sebuah kewajaran. Orang yang ingin sukses harus masuk dalam sistem tersebut, atau akan miskin selamanya. Misalnya dalam cerpen “Pengakuan” yang dijadikan judul dari kumpulan cerpen ini. Dikisahkan seorang pegawai jujur yang diangkat menjadi kasir. Pengangkatan ini membuat orang-orang disekitarnya berubah perilakunya. Atasannya, koleganya dan bahkan keluarganya mendekat dan memuji. Di saat yang sama semua orang ini mengecam praktik korupsi. Tetapi mereka memanfaatkan sang kasir untuk melakukan priaktik korup yang bisa dinikmatinya bersama. Sang pegawai baik jatuh dalam sistem yang korup karena masyarakat (dan keluarga) ikut mendorongnya masuk ke sana.

Demikian pun dalam cerpen “Pergi.” Istri yang sedang bercengkerama dengan suaminya mengecam praktik korupsi salah satu pejabat negara. Namun ternyata suaminya juga adalah seorang koruptor. Bahkan lebih besar dari pejabat negara yang dikritiknya. Apakah kemudian sang istri marah dan meninggalkan suaminya? Ternyata istri menjadi diam dan maklum. Bahkan di akhir cerita Chekhov menutupnya dengan sindiran yang sangat dahsyat: “Saya sampai di sini saja. Barangkali pembaca akan bertanya: “Apakah sang istri meninggalkan suaminya?” “Ya, ia pergi … ke kamar lain.” (hal. 64).

Dalam cerpen lainnya yang berjudul “Perundingan.” Seorang yang ingin menyuap untuk mengurus sesuatu dimarahi karena sang pimpinan bukan tipe yang suka disuap. Tetapi setelah bernegosiasi, ternyata permasalahannya adalah karena nilai suapnya terlalu rendah. Saat sang makelar menawarkan harga 1000 rubel dari 300 yang disodorkan, tiba-tiba di balik pintu sang pimpinan meminta 2000 rubel! (hal. 95).

Namun Chekhov masih percaya kepada beberapa orang/institusi. Misalnya press yang diharapkannya mampu mengubah praktik buruk yang bisa menghancurkan bangsa ini. Dalam cerpen “Orang Bersemangat” digambarkan seorang direktur yang sedang menulis sebuah artikel untuk memuji press. Namun saat ia membaca koran yang ternyata menyinggungnya, ia menjadi marah dan tidak jadi menulis. Ia bahkan menginstruksikan supaya menyetop langganan koran tersebut. (hal. 69).

Persoalan korupsi juga terjadi di bangsa kita. Bahkan perilaku masyarakat yang menerima praktik korupsi seperti yang digambarkan oleh Chekhov terlihat nyata. Istri-istri dan keluarga pejabat yang hidup glamour menunjukkan bahwa mereka tidak peduli kepada suaminya yang korupsi. Bahkan sering kali koruptor beraliansi untuk melawan pihak-pihak yang ingin menghancurkannya. Bukankah KPK yang dibentuk negara untuk memberantas korupsi sering mendapatkan teror?

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler