x

Iklan

Sapto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Idola Saya, Bu Ani Yudhoyono

Nama pemberian orang tuanya Kristiani Herrawati. Rupanya memiliki makna dan arti yang sangat baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya salah satu dari jutaan orang yang mengidolakan bu Ani Yudhoyono. Paras ayu dan lembut membuat siapa pun bertemu akan cepat dekat bahkan akrab.

Pertemuan saya dengan beliau baru dua kali. Sekali disaat bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat Presiden, dan kali keduanya disaat SBY sudah tidak menjabat sebagai Presiden.  

Ani Yudhoyono merupakan putri ketiga dari Sarwo Edhie Wibowo. Jika diikuti silisiah jejak hidup bu Ani (saya manggilnya demikian) pernah tinggal di rumah sederhana di Jl. Serayu, dekat Kali Code, Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari beberapa artikel tulisan yang saya baca, kala itu bangsa kita baru saja mengalami peristiwa besar. Persisnya di tanggal 27 bulan Desember di tahun 1949. Indonesia baru keluar dari kondisi pemulihan kolonial Belanda.

Di tahun tersebut tanah air baru saja mendapat pengakuan kedaulatan kemerdekaan Republik Indonesia oleh Belanda. Pada 6 Juli 1952, Ani Yudhoyono lahir dari rahim Sunarti Sri Hadiyah.

Nama pemberian orang tuanya Kristiani Herrawati. Rupanya memiliki makna dan arti yang sangat baik. Ibu Ani pernah menceritakan awal namanya tersebut di dalam buku Ani Yudhoyono—Kepak Sayap Putri Prajurit, besutan Alberthine Endah.

Nama Kristiani diilhami dari kekaguman ayah beliau Sarwi Edhie Wibowo terhadap tokoh pewayangan yang memiliki karakter baik, yakni Kresna. Karena identik dengan laki-laki. Ditambahi wati-pun terdengar lucu, Kresnowati.

Hingga akhirnya sang ayah memberi nama yang sebunyi dengan Kresna yaitu Kristiani. Sedangkan nama Herrawati dilekatkan dari penggalan kisah yang pernah diceritakan ayahnya. Herrawati memiliki makna kekuatan yang bisa menyapu bersih haling rintang saat terjadi huru-hara.

Di waktu usia kanak-kanak, ayah beliau merupakan komandan RPKAD (Kopasus). Dan sudah mengajari anak-anaknya tentang kemandirian.

Tak hanya itu, disaat belia pun bu Ani sudah diajarkan untuk berdemokrasi. Disaat para keluarga berkumpul, bapak beliau melarang menertawakan adik-adik yang lebih kecil disaat tengah berbicara. Semua sama dan layak dihormati.

Ayah yang kerap dipanggil Papi oleh bu Ani, senantiasa berpesan, “Jangan takut berbicara pada siapa pun, selama kita hormat dan santun. Tidak perlu minder, apalagi gentar. Semua manusia memiliki martabat.”

Selain itu, keluarga besarnya sudah sangat menghargai para leluhur mereka untuk mengingat silsilah sejarah keluarga hingga sekian lapis generasi. Jadi tak heran jika bu Ani mampu mendampingi SBY menjadi presiden Republik Indonesia selama sepuluh tahun (2 periode dari 2004-2014)

Dalam pepatah kuno menyebutkan, ada perempuan hebat di balik lelaki hebat, terbukti benar. Bapak bangsa SBY sadar betul akan hal itu.

Hingga saat ini, Ibu Ani masih menjalani perawatan intensif tim dokter NUH Singapura mengalami sakit blood cancer atau kanker darah.

Pak SBY dengan sabar mendampingi belahan jiwa nya tersebut untuk bertarung melawan penyakit yang dideritanya sejak 2 Februari lalu itu. Permasalahan politik pun dilupakan sejenak oleh Pepo (sapaan saying bu Ani ke pak SBY). Kesehatan Memo (sapaan akrab pak SBY ke bu Ani) lebih diutamakan saat ini.

Lekas sembuh idola ku.. semoga Allah SWT mengangkat penyakit mu bu.. Kami (rakyat) mendoakan mu di siang dan di Malam hari hanya untuk kesembuhan mu

Ikuti tulisan menarik Sapto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler