x

Iklan

Aditya Harlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kasus Narkoba Andi Arief Menurunkan Kredibilitas Prabowo

Penangkapan terhadap Andi Arief tentu saja mengganggu tim pemenangan Prabowo-Sandi dalam menghadapi Pilpres 2019.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Narkoba sudah menjadi mimpi buruk bagi para pemuda generasi penerus bangsa. Bila zat ini masuk dalam tubuh manusia, akan menimbulkan pengaruh pada kerja otak. Narkoba memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari pemakainya.

Jumlah pengguna narkoba di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Korban narkoba bukan lagi dominan orang berduit atau artis, tetapi sudah menjamah hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahaya narkoba dapat mengancam siapa saja, lintas usia, gender, bahkan profesi. Narkoba tidak hanya membelenggu mereka yang hidup di jalanan, tapi juga mereka yang bekerja di kantoran. Seniman, artis, anak sekolah, bahkan pejabat negara sekalipun, semua bisa menjadi pengonsumsi narkoba, tanpa terkecuali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang baru saja terjadi pada Minggu 3 Maret 2019 lalu. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andi Arief digerebek oleh anggota kepolisian di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat. Dia tertangkap tangan memiliki narkoba jenis sabu. Polisi juga membongkar kloset dibantu pihak hotel untuk mencari barang bukti alat isap sabu-sabu (bong). Penggerebekan tersebut menyebabkan Andi Arief ditahan Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri.

Lalu, siapa itu Andi Arif?

Ia adalah seorang politikus dan mantan aktivis asal Indonesia. Andi menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015. Ia pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Andi dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi pada masa mudanya. Aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an menyebabkannya sering bermasalah dengan rezim orde baru pada masa itu.

Penangkapan terhadap Andi Arief tentu saja mengganggu tim pemenangan Prabowo-Sandi dalam menghadapi Pilpres 2019. Elektabilitas Prabowo-Sandi diprediksi akan jatuh mengingat Andi Arief berperan sangat sentral dalam program program BPN sendiri.

Menjelang Pilpres dan Pileg yang digelar April mendatang, menyebabkan pejabat publik selalu disorot masyarakat mengingat masyarakat akan menilai siapa pemimpin yang pantas memegang ‘tongkat’ kepemimpinan bangsa indonesia.  Masyarakat tentu bisa menilai pemimpin mana yang sebenarnya pantas memimpin karena ia harus memberikan contoh yang baik bukan malah memberikan kecemasan ataupun mencontohkan perilaku buruk seperti terjerat kasus narkoba.

Kinerja aparat kepolisian dan BNN tentu juga harus diapresiasi mengingat pemberantasan narkoba tanpa pandang bulu karena hingga saat ini dampak penggunaan narkoba sangatlah buruk dan masyarakat pengguna narkoba di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.

Ikuti tulisan menarik Aditya Harlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

6 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB