x

Iklan


Bergabung Sejak: 1 Januari 1970

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Enam Manfaat Tegaknya Budaya Baca Anak-anak

Budaya baca di kalangan anak-anak kian langka. Inilah 6 manfaat budaya baca anak-anak bila dekat dengan buku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

TBM Lentera Pustaka Komit Tegakkan Budaya Baca Anak-Anak

 

Budaya baca di kalangan anak-anak kian langka, bila tak mau dibilang punah. Apalagi di era digital seperti sekarang, pemandangan anak-anak sedang membaca buku belum tentu bisa diperoleh di sekitar kita. Makin sulit kita mendapati anak-anak sedang membaca buku, sekalipun di perpustakaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Bahkan semangat orang tua untuk membacakan buku anak-anaknya pun nyaris tak ada lagi. Sungguh, budaya baca di kalangan anak-anak kian terpinggirkan. Entah, apalagi yang menjadi prioritas anak-anak. Membaca, menobton TV, bermain HP, atau les privat? Maka wajar, kebiasaan membaca anak-anak Indonesia tergolong sangat rendah. Hanya 1 dari 1.000 anak yang terbiasa membaca buku.

 

Maka untuk menyelamatkan masa depan anak-anak, suka tidak suka, tradisi baca atau budaya literasi di kalangan anak-anak harus tetap ditegakkan. Sangat dibutuhkan komitmen dan aksi nyata untuk membiasakan anak-anak tetap membaca buku. Waktu-waktu ruitn untuk membaca buku bagi anak-anak sesuatu yang harus dihadirkan kembali.

 

Kenapa anak-anak harus membaca buku?

Karena setidaknya ada beberapa manfaat yang diperoleh anak-anak saat membaca buku.

  1. Menambah kosakata baru. Dengan membaca buku, anak-anak akan memperoleh dan terbiasa dengan berbagai kosakata baru. Kata-kata baru atau diksi yang berguna bagi kemampuan komunikasi anak-anak dalam berbagai interaksi.
  2. Meningkatkan keterampilan komunikasi. Semakin banyak membaca buku dan semakin banyak jumlah kosakata yang dikuasai, maka semkain mudah pula anak-anak dalam berkomunikasi. Petut diketahui, saat ini sangat diperlukan keterampilan komunikasi yang memadai. Agar pesan dan tujuan dari komunikasi bisa tercapai.
  3. Menambah pengetahuan dan wawasan. Setiap buku pasti berisikan ilmu pengetahuan atau wawasan yang dapat memperkaya khasanah keilmuan anak-anak. Kebiasaan membaca buku pada akhirnya menjadikan anak-anak dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan anak-anak itu sendiri.
  4. Menumbuhkan budaya baca. Rendahnya minat baca anak-anak, bisa jadi akibat tidak adanya akses bacaan atau budaya membaca. Dengan membaca buku, anaka-anak akan memiliki budaya baru untuk meluangkan waktu khusus untuk membaca buku.
  5. Mendorong rasa percaya diri. Banyak anak-anak saat ini yang tidak memiliki rasa percaya diri. Hal ini terjadi karena terbatasanya pengetahuan dan wawasan anak-anak. Maka dengan membaca buku, rasa percaya diri pasti akan bertambah.
  6. Mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Melalui kegiatan membaca buku, nilai positif lain yang bisa diperoleh anak-anak adalah daya imajinasi dan kreativitas yang bertamabh. Karena dengan buku, anak-anak akan terpancing untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi.

 

Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menumbuhkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak adalah mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM). Di samping untuk memberikan kemudahan akses bacaan, TBM pun dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah. Agara anak-anak tidak hanya main, tidka hanya menonton TV atau bermain HP. Selalu ada waktu yang diluangkan untuk membaca buku.

 

Berangkat dari kondisi itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka, yang terletak di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor di Kaki Gunung Salak selalu memberi kesempatan anak-anak yang tergolong masyarakat prasejahtera untuk membaca buku. Setiap Rabu-Jumat-Minggu, sekitar 60 anak-anak TBM Lentera Pustaka secara rutin selalu membaca pada saat “jam baca” berlangsung. Setelah berjalan dua tahun, saat ini TBM Lentera Pustaka telah menjadi “tempat nongkrong” 60 anak pembaca aktif dari 100 anak yang menjadi anggota. Dengan jam baca 3X dalam seminggu, kini rata-rata tiap anak mampu “melahap” 5-8 buku per minggu. Untuk mewujudkan gairah membaca di kalangan anak-anak, TBM Lentera Pustaka selalu mengadakan kegiatan tiap bulan dan mengadirkan “tamu dari luar”. Spiritnya, tentu untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.

 

Melalui buku dan membaca, TBM Lentera Pustaka bertekad “tidak ada lagi anak yang putus sekolah” sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA.

 

Kemudahan akses membaca, itulah yang diinginkan TBM Lentera Pustaka. Karena tanpa baca, anak-anak akan merana di masa depan. Jauhnya anak-anak dari buku, sungguh akan menjadi momok yang terus melanggengkan kebodohan dan kemiskinan. Maka dari spirit inilah, TBM LENTERA PUSTAKA mengajak masyarakat dan berbagai pihak yang mampu untuk bergabung dan ikut serta berpartisipasi dalam “pengadaan buku bacaan” dan menjadi relawan di TBM Lentera Pustaka.

 

“TBM Lentera Pustaka hadir di Desa Sukaluyu untuk membangun budaya baca di kalangan anak-anak usia sekolah. Di tengah gempuran era digital, kita perlu seimbangkan aktivitas anak-anak melalui membaca buku. Mari kita selamatkan masa depan anak-anak. Agar lebih baik dari orang tuanya. Bukan malah tergilas oleh peradaban zaman” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang selalu berada di Kaki Gn. Salak setiap Sabtu-Minggu.

Marilah tegakkan budaya baca anak-anak kita. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Karena hanya dengan tradisi baca dan budaya literasi, kita dapat menyiapkanmasa depan dan sikap positif anak-anak kita, para generasi penerus bangsa…. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

5 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB