x

Iklan

Wawan Adalah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pentingnya Kesetiaan Struktural

Siapapun pemimpinnya, sekubu atau tidak, apapun jenis kelaminnya, bukan jadi alasan untuk tidak melaksanakan tugas dengan loyal dan mematuhinya lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapapun pemimpinnya, sekubu atau tidak, apapun jenis kelaminnya, bukan jadi alasan untuk tidak melaksanakan tugas dengan loyal dan mematuhinya lagi.

Mematuhi dan setia kepada pemimpin yang telah mengamanahkan tanggung jawab kerja pemerintahan sama halnya mendedikasikan diri selalu loyal kepada rakyat.

Itulah yang ingin dicontohkan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Menteri Ryamizard ingin menjelaskan secara sikap bahwa setia bukan berari mengubah diri jadi seorang "penjilat".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bulan Januari lalu, Menteri Ryamizard pernah mengucapkan kesetiannya serta dukungannya kepada Presiden Jokowi. Menteri Ryamizard beranggapan, Jokowi adalah Presiden sah terpilih sesuai hukum ketatanegaraan berlaku.

Dengan begitu, Presiden Jokowi adalah pemimpin negara yang harus dihormati dan diakui oleh siapapun. Dihormati rakyatnya, pembantu kabinetnya, negara-negara di kancah internasional. Jokowi adalah Presden yang diperoleh dari hasil konstitusional, bukan inkonstitusional.

Ketika Menteri Ryamizard diserahkan tanggung jawab dari pemimpin bangsanya untuk mengelola kinerja pertahanan negara agar semakin kuat maupun melindungi rakyat Indonesia: perintah itu adalah kewajiban dan patut setia dilaksanakannya.

Di situlah arti kesetiaan secara struktural yang diperlihatkan Menteri Ryamizard. Menteri Ryamizard adalah 'pembantu kerja pemerintahan' Presiden Jokowi. Segala hasil kerja Menteri Ryamizard jadi tanggung jawab Presiden kepada rakyat yang dipimpinnya. Tanggung jawab luhur kepada kemajuan negara.

Paham kan? Itulah mengapa penting bagi Menteri Ryamizard 'setia dan mendukung' Presiden Jokowi. Sebab juga setia kepada rakyat.

Apa mungkin Menteri Ryamizard membantah atau menyepelekan Presiden Jokowi? Sedangkan dia ditunjuk dari pemimpinnya agar bekerja sebaik-baiknya memperkuat pertahanan sehingga melindungi rakyat.

Mengabaikan perintah seperti itu sama saja menciptakan pembunuhan massal rakyat Indonesia sebab lengahnya pertahanan kita. Mudah disusupi bangsa asing atau diporak porandakan pertikaian sesama anak bangsa.

Apa mungkin Menteri Ryamizard 'setia' kepada kelompok radikalis atau teroris yang merusak bangsa Indonesia? Bukan juga pemimpin Indonesia yang terpilih konstitusional? Masa iya Menteri Ryamizard mendukung kelompok intoleran di Tanah Air?

Mereka bukan pemimpin kita. Bukan juga pemimpinnya Menteri Ryamizard. Teroris, radikalis, kaum intoleran tidak pernah memberikan mandat kepada Menteri Ryamizard untuk bekerja kepada tujuan mereka. Tidak juga menjadikan Menteri Ryamizard sebagai 'pembantunya". Lho, jadi tidak perlu juga kan harus setia dan mendukung mereka.

Begitu loh alurnya. Jadi kesetiaan, dukungan secara struktural bukan bersikap politis. Itu memang koridornya secara manajerial pemerintahan.

Kalau ada kelompok yang nyinyir, merasa paling benar, lalu menilai Menteri Ryamizard tidak etis berpolitik dukungan seperti itu: sebaiknya mereka perlu ikut dulu pelatihan manajerial dan kepemimpinan.

Ikuti tulisan menarik Wawan Adalah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler