Berapi-api setiap lontaran kata saling mengadu
Guna menggapai puja puji sebuah amanah
Wajah terombang-ambing penuh rekayasa
Sebab sang pengingat semakin mendekatkan diri pada lorong penyesalan
Saling sibuk menjatuhkan martabat sesama
Hingga lupa akan dirinya juga terjebak pada kekosongan yang sama
Berhenti sejenak mengenang kisah para penyumbang suara kemenangan
Sambil membawa segelas pemuas dahaga biar tuntas tentang celoteh hari ini
Bulir-bulir kepalsuan semakin terampung dengan rinci
Biar lebih tangguh aksinya hingga terperangkap dalam tawa
Sebab kehilangan suara masa depan semakin di pancing oleh khayalan kata
Hingga terlena pada buaian romantisme sahabat dalam kekeluargaan
Mungkin saja sahabat adalah obat mujarab yang ampuh
Sebab mendatangkan ribuan cahaya sekali kedipan manja menjamu
Lalu perlahan merangkul dengan damai
Biar kita sama-sama melangkah dengan pasti menuju kegelapan malam
...
Atambua, 09 Februari 2019
@silivester_kiik
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.