Raga berkecambuk dalam amukan sepi
menerawang rona senja dengan kehampaan rasa
tiada pemilik rindu jadi sasaran tawa
hanya perih yang menjerit dalam kekosongan kenangan
Batas kota kian menawan bagai sang permaisuri
mampu memenjarakan pandangan yang sangat membahayakan
antara himpitan sebuah harapan dan selera yang menggiurkan
lalu sirna ditelan sang kegelapan untuk dikenang dalam memori mimpi
Hari esok semoga ada goresan kisah baru
juga kasih dalam semangat khayalan nyata
biar semakin dalam menikam kalbu
untuk tergerak mencari kedamaian cinta yang absolut
...
Atambua, 13 April 2019
(Catatan Tawa Senja)
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Silivester Kiik)
Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.