x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menemukan ‘Value’ di Tengah Krisis

Di saat krisis, kita tidak selalu mampu memahami secara tepat apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Banyak hal berubah dengan cepat. Informasi datang silih berganti.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“When you face a crisis, you know who your true friends are.”
--Magic Johnson (Mantan pemain basket, 1959-...)

 

Apa yang dapat kita lakukan ketika situasi semakin genting dan bahaya mengintai? Di saat seperti itu, kita tidak selalu mampu memahami secara tepat apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Banyak hal berubah dengan cepat. Informasi datang silih berganti.

Seringkali kita berada di dalam situasi penuh tekanan karena berbagai pihak menyorongkan pendapat maupun kehendaknya. Kerap pula kita dihadapkan pada lalu lalang informasi yang tidak mudah untuk dipastikan, mana yang benar dan mana yang menyesatkan. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat lebih buruk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam situasi inilah ujian berlangsung bagi siapapun yang, terutama, berada di pucuk pimpinan—dalam bisnis maupun politik. Barangkali pemimpin ini dikelilingi oleh orang-orang tepercaya yang dapat diandalkan, walaupun bukan mustahil ada pula yang berniat mengambil kesempatan di tengah kesempitan. Dalam hidup, apapun bisa terjadi.

Pertama-tama, mengakui adanya kegentingan merupakan hal yang amat penting. Jika Anda mengakui ada kegentingan, Anda terdorong untuk bertindak secara berbeda. Ada sense of urgency (kepekaan bahwa ada sesuatu yang mendesak untuk ditangani). Jika indera Anda tidak peka terhadap situasi genting, mungkin saja Anda akan mengambil tindakan seperti dalam situasi normal.

Membuka komunikasi dengan para stakeholder merupakan langkah untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Dalam situasi genting, komunikasi langsung merupakan cara terbaik untuk mengatasi distorsi dan gangguan seperti penunggangan kepentingan ataupun penyesatan informasi. Melalui komunikasi langsung, Anda juga dapat meredakan ketegangan ataupun memperoleh dukungan yang diperlukan.

Banyak orang arif mengatakan, di dalam setiap krisis selalu ada mutiara ataupun peluang bagi perbaikan. Soalnya ialah kita tidak bisa mengambil mutiara itu dari situasi genting apabila krisis tidak bisa dikendalikan lebih dulu. Sebagai pemimpin, Anda harus mengambil inisiatif. Jangan biarkan orang lain yang melakukannya atau Anda akan bergantung kepada skenario yang kita tidak tahu kemana arahnya. Komunikasi adalah cara untuk mengetahui kemana angin berembus, tetap prakarsa haruslah Anda—sebagai pemimpin—yang menentukan.

Mendengarkan saran-saran pandangan yang independen dapat membantu kita untuk memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh, dari berbagai sudut, dan mudah-mudahan dapat lebih meyakinkan kita untuk mengambil keputusan tertentu. Sebagai contoh, ikhtiar Presiden Jokowi mengundang tim independen, meskipun sudah mempunyai Wantimpres, merupakan cara untuk menyiasati situasi yang didominasi oleh pandangan tertentu.

Berpegang kepada prinsip merupakan tindakan penting ketika angin berembus dari berbagai arah. Lantaran presiden merupakan jabatan amanah rakyat, maka tak ada pilihan lain kecuali Pak Jokowi mendengarkan suara rakyat dan berpegang kepada amanah itu. Memang tidak mudah, tapi dalam situasi genting, berpegang pada prinsip dasar seperti itu merupakan cara terbaik agar tidak terombang-ambing oleh tekanan kepentingan berbagai pihak.

Apabila nanti situasi genting telah terkendali, jangan biarkan krisis lewat tanpa kita menemukan mutiara di dalamnya. Krisis merupakan peluang bagi kita untuk memeriksa kembali keyakinan, asumsi, maupun praktik dan kelaziman yang berlaku selama ini. Misalnya, Pak Jokowi mesti menata kembali hubungannya dengan partai-partai pendukung maupun elite politik-bisnis yang dulu menyokongnya. Pak Jokowi harus bisa lebih mandiri dan bertindak sebagai kepala negara yang bersandar dan mengayomi rakyat.

Bagi para pemimpin, krisis atau kegentingan adalah kesempatan untuk melakukan perubahan yang ingin Anda lakukan. Ini peluang untuk melakukan hal-hal yang bahkan tidak dapat dilakukan sebelumnya atau tidak dapat dikerjakan dalam situasi normal. Tentu saja, perubahan hanya dapat dimulai bila krisis dapat dikendalikan lebih dulu.

Krisis memang mengandung bahaya, tapi krisis dapat pula dilihat dengan cara berpikir yang lain, yakni sebagai peluang untuk melihat situasi dengan pandangan baru, kesempatan untuk melakukan perubahan dan perbaikan, serta memetik pelajaran berharga yang niscaya berguna di kemudian hari. Bila mampu melewati krisis, seorang pemimpin akan jadi lebih matang. (Ilustrasi: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB