x

Iklan

Asep Rizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Warga Padakembang Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan

Warga Padakembang tanam ratusan pohon pisang di jalan rusak sepanjang hampir 5 kilometer di wilayah Kecamatan Singaparna-Padakembang-Sukaratu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Photo; Ratusan Pohon Pisang dan Bunga-bunga ditanami warga Kecamatan Padakembang dijalan Cisinga(doc/pri).

Hampir genap hitungan hari “semingguan”  ini warga Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat,Tanami jalan Raya Cisinga (Ciawi-Singaparna) dengan Ratusan Tangkai Pohon Pisang.

Penanaman Ratusan pohon pisang itu terlihat disepanjang jalan “yang Hancur” dari mulai titik jalan batas wilayah Kecamatan Singaparna-Padakembang-Sukaratu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Hampir 4-5 Kilometr titik jalan yang telah hancur itu dan sampai kini belum diperbaiki oleh Pemerintah!” ucapan itu terlontar dari seorang Warga Desa Cisaruni Kecamatan setempat.

Gerakan menanam pohon pisang disepanjang jalan “Buruk” dititik jalan Cisinga itu dilakukan sekelompok warga yang juga didukung oleh seluruh lapisan warga masyarakat yang biasa melakukan aktifitasnya melewati jalan tersebut , merekapun sangat mendukung aksi Warga Padakembang yang melakukan hal tersebut ,

 “Kami mendukung gerakan warga masyarakat yang Tanami pohon pisang disepanjang titik jalan yang telah hancur aspal Hotmix-nya ini ,mungkin sama pemikiran warga dengan pikiran saya ini kita protes atas sikap pemerintah yang membiarkan jalan butut ini karena berlarut-larut tanpa pernah ada penanganan yang serius dan bertindak cepat memperbaiki jalan ini” lontaran kata dukungan itu terdengar dari seorang warga Singaparna yang mengaku bahwa setiap hari menggunakan jalan itu sebagai bagian aktifitas kesehariannya.

Sekilas pandang;

Jalan yang  akrab dinamai “Jalan Cisinga”  itu adalah merupakan jalan bukaan baru yang rencana proyek pembukaan jalan tersebut terus-menerus menuai kontroversi warga masyarakat  Tasikmalaya pada khususnya.

Karena Proyek jalan sepanjang 25 Kilometer itu sampai saat ini belum juga selesai setelah perencanaaan  sampai kepembukaan tahapan proyek  awal telah masuk ditahun kesepuluh (+-10 tahun) ini.

Seorang warga Kecamatan Padakembang menamakan Proyek jalan Cisinga itu adalah “Proyek terlama didunia”  karena menurutnya jalan itu tidak pernah Kelar dan Pemborong/Pengusaha yang ditunjuk oleh Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut   belum sama sekali menyelesaikan tahapan phinishing (akhirnya)  ,diapun sempat memaparkan bahwa jalan raya yang rencananya sebagai pengurai kemacetan jalan Provinsi Jawa Barat didua titik Arah (Tasikmalaya-Singaparna-Garut arah ke-wilayah Bandung *Selatan,  dan Jalan Raya Nasioanla arah jalan Tasikmalaya-Jawa Tengah & Jawa Barat jalur jalan Gentong –Ciawi ke-Arah Jalan Bandung dibagian *utara-Pen ).

Pembiayaan Proyek jalan itupun sempat terjadi Kontroversi “Saling seret tanggungjawab-Pen” antara Pihak BPJ5 (PU Binamarga Tingkat Provinsi Jawa Barat) dengan pihak Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya sebagai “Titik Pemanfaat” Proyek jalan yang menelan biaya Ratusan Miliar tersebut.

Namun karena kontroversi yang panjang “bahasannya” maka kini (katanya-Pen) anggaran penyelesaian proyek itu terkesan diserahkan kepada Pemerintahan Daerah Pemkab Tasikmalaya dengan menunggu “Dana” fhinishing proyek dari pihak Pemprov Jawa Barat,keterangan itupun diperoleh  penulis ketika sempat menyimak pembicaraan salah seorang yang dianggap competent menerangkan hal tentang jalan Cisinga pada sebuah seasion pertemuan.

Hari berganti hari ,dan tahunpun berganti sudah , dititik pengerjaan jalan didaerah tapal batas Singaparna-Padakembang-Sukaratu Kabupaten Tasikmalayapun “Kontroversi” itu terus bermunculan , karena dititik jalan tersebut , warga dan pengusaha Galian Pasir Galunggung menjadikan jalan utama titik jalan proyek cisinga tersebut sebagai bagian yang tidak bisa  terpisahkan dengan keseharian warga masyarakat di area wilayah  jalan yang kini ditanami pohon pisang oleh sebahagian warga masyarakat penggiat protes yang tadi diceritakan diatas,dan protes itupun ditujukan kepada Pemerintahan Kabupaten setempat karena belum sama sekali berbuat memperbaiki jalan yang kini hancur lebur itu.

Keseharian warga dan pengusaha galian pasir galunggung “mungkin” salah satu penyebab hancurnya jalan Cisinga dititik tapal batas (Singaparna-Padakembang-Sukaratu)  tersebut , salah seorang warga Desa Cisaruni Kecamatan Padakembang yang namanya ingin disamarkan menyatakan,” Dilematis membahas sebab dan akibat jalan rusak ini , karena warga yang terlibat pada galian pasir telah mendukung sebuah konspirasi antara izin galian yang legal dan illegal diarena jalan ini , karena alasan perut dan pendaringan warga pekerja galian maka terjadilah pengangkutan bahan galian (pasir) ini melebihi kapasitas yang telah ditetapkan yaitu aturan pengangkutan kendaraan berat sesuai aturan Dinas Perhubungan Pemkab Tasikmalaya yang diantara foint larangan itu,  jangan melebihi tonase yang telah ditentukan antara 7-8 Ton muatan truck pengangkut pasir galunggung itu!” ucapnya dengan nada datar.

Dilema ;

Memang dilematis juga “menyentuh” membahas tentang sebab dan akibat jalan hancur tersebut karena berbagai argument bermunculan.

Seorang pengusaha “Bos” Besar Galian Pasir Galunggungpun pernah melakukan “obrolan” Ringan dengan penulis pada sebuah sesi Ngobras (Ngobrol Bareng dengan thema yang asal ngobrol),

”Jangan selalu menyalahkan pihak pengusaha galian pasir galunggung atas hancurnya jalan ini , karena secara pribadi saya sebagai pengusaha telah melakukan kewajiban dasar dari upaya aturan sebuah galian C, yang harus kita pertanyakan , kenapa proyek jalan cisinga itu terkesan asal jadi?,dengan proyek yang terkesan asal jadi itu maka terjadilah kehancuran jalan dengan cepat dan belum ada solusi perbaikan dengan cepat , saya sering sampaikan kepada pihak pemerintah melalui beberapa personil yang terkait dengan pembangunan jalan diwilayah titik proyek Cisinga ini dengan mengatakan bahwa perbaikan proyek jalan itu harus dengan pengrejaan yang benar sesuai dengan juklak dan juknis proyek besar penghotmix-an” Ucap H.Endang Duta ketika menyampaikan obrolannya dengan penulis pada waktu yang telah lalu.

Kesimpulan;

Atas semua protes yang dilakukan oleh warga Kecamatan Padakembang Kabupaten setempat (pada khususnya) adalah sebuah “Suratan Nyata” yang harus segera dilakukan penyikapan yang positif dan bertindak secepatnya memperbaiki jalan hancur  itu  oleh Pemda Kabupaten Tasikmalaya. Dan juga hal itu harus segera dilakukan “rembukan”  dengan pihak Provinsi Jawa Barat yang mengarah kepada “action”  nyata dari upaya mengkondusifkan suasana yang kini kelihatan menegang.

Sikap warga Kecamatan Padakembang yang menanami badan jalan utama proyek Cisinga itu adalah sebuah protes nyata yang menyiratkan bahwa Warga Merasa telah Jengah dengan sikap  diamnya pihak pemerintahan Pusat Dan Daerah yang tidak bertindak cepat memperbaiki jalan yang dimaksud.

Tentang upaya “mensiasati” agar umur jalan bisa terawat dengan baik  diarea jalan yang biasa dilalui oleh Angkutan Pasir Galunggung “Mungkin” itu  bisa diobrolkan/dimusyawarahkan  lagi dengan baik antara Pihak Pemerintah Daerah dengan Leading Sector terkait Proyek jalan Cisinga , setelah dilakukan perbaikan jalan yang diperkirakan akan menelan Biaya kurang lebih 6 (Milyarad-an) tersebut.

Alsan-alasan clasik warga Penggiat Protes adalah merupakan alasan sisi pandang Sikap Demokratis Warga Masyarakat  dan terlihat wajar , karena warga telah mengkhawatirkan keberadaan jalan hancur itu yang diterangkan warga sekitar bahwa katanya,  “sering melihat terjadinya kecelakaan ringan”  para pengguna jalur jalan yang kini Aspal Hotmix-nya itu telah hancur berantakan.

“Mudah-mudahan setelah aksi penanaman pohon pisang diarea jalan ini Pemerintah melihat dan jangan terkesan tutup mata , kami telah tidak berdaya menyikapi keadaan ini , dan kami semua warga dan pengguna jalan telah sangat terganggu dengan keberadaan jalan yang hancur ini!” Pungkas Warga Kecamatan Padakembang yang mewanti-wanti agar nama dan identitasnya tidak dituliskan dimedia.

*Singaparna Kabupaten Tasikmalaya,Indonesiana.Tempo.co (01/02/2015).

Asep Rizal.                    

Ikuti tulisan menarik Asep Rizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB