x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bola Panas Itu Bisa Didinginkan Dengan Siraman Petuah Ibu Kita

Bicaralah Bu, negri sedang kisruh. Bola panas itu bisa Ibu siram dengam kata petuah bermakna.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kenapa  Ibu belum juga bicara.  Itulah pertanyaan khalayak.  Bukan saja pertanyaan tetapi lebih kepada harapan. "Bicaralah Bu, kami menantikan dengan amat dan sangat, kampong  kita sedang genting. Banyak maling akhir akhir ini. Banyak pengacau yang meresahkan hidup dan kehidupan khalayak" Memang sih bukan urusan Ibu, tetapi paling tidak apabila Ibu bicara,  persatuan dan kesatuan kampong bisa terhindar dari perpecahan.

Posisi sentral dan netral Ibu selama ini merupakan jaminan kedamaian. Ibu sangat dihormati seisi kampong, berkat jasa dan pengabdian selama dulu menjabat Kepala Kampong. Khalayak tidak akan lupa betapa dengan kemampuan kepemimpinan Ibu, negeri ini nyaris sejahtera walaupun  masa tugas hanya sepenggal waktu.

Kepala kampong (Pakpong)  yang baru dilantik 100 hari lalu sedang risau. Banyak tekanan yang Beliau hadapi.  Terlalu banyak kepentingan tim sukses  menagih balas jasa.  Balas jasa itu sebenarnya wajar saja selama diminta dengan santun.  Namun nampaknya paksaan itu sudah tidak wajar bahkan cendrung  keterlaluan.  Norma kepatutan telah dilupakan, dilanggar demi nafsu kekuasaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maling berkeliaran di kampong, hukum di sepelekan.  Mungkinkah semua ini terjadi karena sedang terjadi proses penunjukan Kepala Keamanan baru.  Kepala keamanan lama minta berhenti, katanya dia mau bertani. Kesempatan ini digunakan oleh para maling dan pencoleng untuk berpreman ria di kampong. Bisa jadi ketiadaan Kepala Keamanan definitif  menyebabkan para hansip ragu bertindak karena kehilangan induk komando komandan.

Pakpong dalam posisi sulit, Bak menghadapi buah simalakama. Di makan sakit perut tidak dimakan awak dilanda lapar.  Ibu tentu sangat paham, Pakpong dulu hanya sebagai Ketua RT.  Kariernya melonjak menjadi Ketua RW.  Nah  sekarang pada posisi Kepala Kampong, rasanya pengalaman RT/RW itu belum cukup berguna menghadapi persoalan multi komplek di kampong.  Kalau tidak salah pada proses pemilihan Pakpong itu Ibu restui, oleh karena itu , bantulah dia agar terlepas dari rongrongan para maling dan para pengacau kampong.

Bicara lah BU, kami percaya apabila Ibu mengeluarkan fatwa, serta merta kampong akan aman tentram tertib dan nyaman serta damai sejahtera sentosa. Berilah arahan kepada Kepala Kampong kami.  Berikan dia kiat  bagaimana cara menyelesaikan segala macam permasalahan. 

Kami yakin dengan pengalaman serta nama besar Ibu,  seluruh khalayak akan mendengarkan petuah Ibu. Petuah ibu iobarat air es sejuk  yang diyakini mampu mendinginkan bola panas di negeri kita.  Petuah itu dijamin akan dituruti oleh segenap rakyat dan sepertinya makna bicara Ibu adalah hukum tak tertulis.  Katanya petuah Ibu sangat sakti madraguna.

Bicaralah Ibu,…..

Salam salaman

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB