Kenapa Ibu belum juga bicara. Itulah pertanyaan khalayak. Bukan saja pertanyaan tetapi lebih kepada harapan. "Bicaralah Bu, kami menantikan dengan amat dan sangat, kampong kita sedang genting. Banyak maling akhir akhir ini. Banyak pengacau yang meresahkan hidup dan kehidupan khalayak" Memang sih bukan urusan Ibu, tetapi paling tidak apabila Ibu bicara, persatuan dan kesatuan kampong bisa terhindar dari perpecahan.
Posisi sentral dan netral Ibu selama ini merupakan jaminan kedamaian. Ibu sangat dihormati seisi kampong, berkat jasa dan pengabdian selama dulu menjabat Kepala Kampong. Khalayak tidak akan lupa betapa dengan kemampuan kepemimpinan Ibu, negeri ini nyaris sejahtera walaupun masa tugas hanya sepenggal waktu.
Kepala kampong (Pakpong) yang baru dilantik 100 hari lalu sedang risau. Banyak tekanan yang Beliau hadapi. Terlalu banyak kepentingan tim sukses menagih balas jasa. Balas jasa itu sebenarnya wajar saja selama diminta dengan santun. Namun nampaknya paksaan itu sudah tidak wajar bahkan cendrung keterlaluan. Norma kepatutan telah dilupakan, dilanggar demi nafsu kekuasaan.
Maling berkeliaran di kampong, hukum di sepelekan. Mungkinkah semua ini terjadi karena sedang terjadi proses penunjukan Kepala Keamanan baru. Kepala keamanan lama minta berhenti, katanya dia mau bertani. Kesempatan ini digunakan oleh para maling dan pencoleng untuk berpreman ria di kampong. Bisa jadi ketiadaan Kepala Keamanan definitif menyebabkan para hansip ragu bertindak karena kehilangan induk komando komandan.
Pakpong dalam posisi sulit, Bak menghadapi buah simalakama. Di makan sakit perut tidak dimakan awak dilanda lapar. Ibu tentu sangat paham, Pakpong dulu hanya sebagai Ketua RT. Kariernya melonjak menjadi Ketua RW. Nah sekarang pada posisi Kepala Kampong, rasanya pengalaman RT/RW itu belum cukup berguna menghadapi persoalan multi komplek di kampong. Kalau tidak salah pada proses pemilihan Pakpong itu Ibu restui, oleh karena itu , bantulah dia agar terlepas dari rongrongan para maling dan para pengacau kampong.
Bicara lah BU, kami percaya apabila Ibu mengeluarkan fatwa, serta merta kampong akan aman tentram tertib dan nyaman serta damai sejahtera sentosa. Berilah arahan kepada Kepala Kampong kami. Berikan dia kiat bagaimana cara menyelesaikan segala macam permasalahan.
Kami yakin dengan pengalaman serta nama besar Ibu, seluruh khalayak akan mendengarkan petuah Ibu. Petuah ibu iobarat air es sejuk yang diyakini mampu mendinginkan bola panas di negeri kita. Petuah itu dijamin akan dituruti oleh segenap rakyat dan sepertinya makna bicara Ibu adalah hukum tak tertulis. Katanya petuah Ibu sangat sakti madraguna.
Bicaralah Ibu,…..
Salam salaman
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.