x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bisnis Global, Bermula dari Merpati

Kegigihan Reuter dalam membangun bisnisnya terbukti sudah. Kini, Reuters sinonim dengan berita terbaru mengenai peristiwa yang mengubah dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Naluri dan penciuman dalam melihat peluang sangat melekat pada diri Paul Julius de Reuter—bukan nama pemberian orangtuanya saat ia dilahirkan pada 1816, ya hampir dua abad yang silam. Sebagai putera seorang rabbi di Cassel, Jerman, tak berarti hidup Reuter serba enak. Kerja kerasnya dimulai segera setelah ayahnya wafat saat ia berusia 13 tahun. Ia menggeluti berbagai jenis pekerjaan dan berpindah-pindah kota di Jerman untuk membantu menegakkan kehidupan ekonomi keluarganya.

Pengalaman masa kecilnya itu sangat berguna ketika ia beranjak dewasa. Mula-mula ia berkongsi dengan sejumlah orang membuka toko buku di Berlin, lalu ia mengembangkannya menjadi usaha penerbitan buku di bawah nama Reuter und Stargardt. Ia terlibat dalam penyebaran pamflet radikal menjelang Revolusi 1848 yang menentang penguasa Prusia. Ia kemudian menyingkir ke Paris dan sempat bekerja di Charles-Louis Havas, cikal bakal kantor berita Agence France Presse (AFP).

Ketika dunia usaha semakin menggeliat, naluri bisnis Reuter terpantik. Di Paris ia mendirikan keagenan kecil, Reuters, yang memasok artikel berita dan informasi mengenai harga-harga di Bursa Paris. Informasi ini dikirim melalui kereta surat ke kantor suratkabar di provinsi-provinsi di Jerman. Setelah berjalan delapan bulan, perusahaan ini terpaksa gulung tikar dikarenakan pendapatan dari para pelanggan yang tidak cukup untuk menjaga kelangsungan keagenan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanpa rasa gentar, Reuter kembali ke Jerman. Ia membuka kantor di Aachen, di perbatasan Jerman, Belgia dan Belanda, dan di ujung jalur telegraf negara Prussia. Kantor keagenannya memasok harga pasar dan bursa saham kepada para bankir dan pedagang serta menerima informasi melalui surat dari Prancis dan kota-kota lain di Eropa.

Jalur telegraf antara Paris dan Brussels belum lagi selesai, dan Reuter menyoroti kesenjangan di pasar sebagai peluang bisnis. Ia berpikir akan mampu mengalahkan perjalanan kereta-surat yang menempuh jarak 76-mil selama tujuh jam antara Aachen dan Brussels jika ia menggunakan merpati. Maka, iapun melatih merpati-merpatinya. Selama tujuh bulan, merpati-merpati Reuter dibawa setiap hari dengan kereta dari Aachen ke Brussels, dan dari sana merpati itu terbang kembali pada hari berikutnya dengan membawa pesan, mengalahkan kereta dengan keunggulan hingga lima jam.

Pada tahun 1851, dengan selesainya kabel bawah laut yang baru antara Calais dan Dover, Reuters sekali lagi pindah ke London. Kali ini kegigihan Reuter memperoleh imbalan. London adalah pusat bagi perdagangan bebas dan rumah untuk komunitas bisnis Yahudi yang besar. Reputasi Reuter semakin menjulang ketika menjadi kantor berita yang pertama melaporkan pembunuhan Abraham Lincoln di AS.

Reuter lalu membuka kantor ‘Submarine Telegraph’ di Kota dan menjalin kesepakatan kontrak dengan Bursa Saham London untuk menyediakan data harga-harga pembukaan dan penutup dari bursa-bursa di daratan Eropa bagi para pialang sebagai imbalan untuk akses kepada harga-harga London. Reuter juga mulai memasok para pedagang dengan informasi mengenai pasar dan prospek biji padi-padian di Russia.

Teknologi telegraf membantu Reuter untuk menjual gagasan mengenai jasa berita-berita umum dengan lebih cepat dan lebih akurat kepada The Times dan suratkabar Inggris lainnya. Syarat yang diberlakukan Reuter sederhana saja: suratkabar membayar lebih murah bila nama kantor keagenannya dicantumkan; bila tidak, mereka harus membayar lebih mahal.

Reuter bekerja keras bersama anak buahnya. Mereka menawarkan layanan 24 jam. Ia kerap mendatangi kantornya di tengah malam dengan menaiki delman dan mengenakan pakaian malamnya, membawa salinan pesan, dan mengirimkannya berkeliling ke kantor-kantor suratkabar. Keterbukaan sikapnya membuat Reuter mampu membangun jaringan kontak yang tak tersaingi di lingkaran tertinggi perdagangan dan bahkan istana. Penilaiannya terhadap karyawan dan korespondennya sama cerdasnya dengan penilaian komersialnya.

Kini, Reuters adalah layanan berita global yang pemasukannya berasal terutama dari pasokan informasi ke suratkabar, majalah, televisi, dan ke pasar keuangan dunia. Selama berpuluh tahun Reuters sinonim dengan berita terbaru mengenai beragam peristiwa yang mengubah dunia. Semua ini berawal dari beberapa ekor merpati di Achen, Jerman, lebih dari 1,5 abad yang lampau. ** 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB