x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengelola Stres agar Konstruktif

Sebagian orang memandang tekanan sebagai tantangan yang dapat dikelola, yang lain melihatnya sebagai ancaman yang harus dilawan atau dihindari. Mengubah pendekatan kita terhadap stres dapat menghasilkan efek positif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Jika stres membakar kalori, saya akan jadi supermodel.”
--Entah siapa

 

 

Kita hidup di tengah ketidakpastian dan perubahan. Cemas dan tegang, karena itu, jamak adanya. Stres tidak dapat dihindari, namun dampaknya terhadap diri kita dapat diperkecil bila kita mampu mengelola stres. Soalnya ialah bagaimana cara mengelola stres agar menjadi konstruktif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stres bisa jadi baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Sebagian orang memandang tekanan sebagai tantangan yang dapat dikelola, yang lain melihatnya sebagai ancaman yang harus dilawan atau dihindari. Banyak ahli bersepakat: mengubah pendekatan kita terhadap stres dapat menghasilkan efek positif.

Dalam bukunya, Better Under Pressure, Justin Menkes berbagi sejumlah prinsip cara mengelola stres.

Pertama, kenali apa yang membuat Anda khawatir. Ketegangan tubuh, detak jantung menjadi lebih cepat, mungkin juga keringat dingin adalah beberapa petunjuk adanya sesuatu yang membuat Anda tidak nyaman. Bila Anda mampu mengenali apa yang membuat Anda merasa tidak nyaman, tegang, dan tertekan, maka peluang Anda untuk dapat mengelola stres itu akan lebih besar.

Kedua, bila Anda sudah mengetahui apa penyebab stres, langkah berikutnya ialah aturlah mindset Anda. Peneliti lain menyebutkan, bagaimana Anda memandang stres, maka itu akan menentukan dampaknya terhadap diri Anda. Otak kita bekerja lebih baik dalam kondisi positif daripada negatif, netral, atau tertekan.

Tatkala Anda berpikir negatif, otak Anda akan terpasang pada mode ‘lawan atau kabur’, dan ini membatasi kemampuan Anda untuk berpikir. Jika Anda berpikir positif, otak Anda akan terpasang pada moden ‘lapangkan dan kembangkan’ yang membuat Anda mampu melihat berbagai kemungkinan.

Ketiga, fokuslah pada apa yang mampu Anda kendalikan. Ketika Anda dihadapkan pada sesuatu yang mencemaskan, ingatlah kembali apa yang dapat Anda kendalikan dan apa yang tidak. Banyak orang yang tidak sanggup berpikir ketika dihadapkan pada tantangan yang menekan.

Dalam bukunya, The Happiness Advantage, Achor memperkenalkan istilah Island Experiment. Ia menyarankan, tulislah daftar stres yang tengah Anda hadapi dan tempatkan di dalam dua lingkaran (islands). Satu pulau berisi hal-hal yang dapat Anda kendalikan, dan pulau yang satu lagi berisi hal-hal yang tidak dapat Anda kendalikan. Pusatkan perhatian Anda pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan, maka Anda secara bertahap akan mampu mengatasi stres.

Keempat, ciptakan jaringan pendukung. Seringkali kita memerlukan orang lain untuk bersandar manakala dihadapkan pada kekhawatiran atau stres. Ini semacam tempat kita menyalurkan ketegangan. Mungkin Anda tidak mau memakai pilihan ini, tetapi mengetahui bahwa ada banyak kawan tempat berbagi niscaya dapat mengurangi ketegangan Anda. Sebaiknya jangan berpaling kepada kawan yang cenderung berpikir negatif, sebab ini akan menjadikan situasi Anda semakin sulit.

Kelima, tengoklah kembali pengalaman Anda saat menangani stres. Menkes mengatakan, cara terbaik untuk belajar menangani stres ialah dengan mengalaminya. Jika Anda tidak pernah stres sebelumnya, Anda akan panik begitu dihadapkan pada situasi yang sangat menekan. Pengalaman masa lalu dapat membantu kita mengatasi ketegangan.

Pesan lainnya: janganlah mencemaskan hal-hal yang di luar jangkauan kendali Anda. Kecemasan dan kekhawatiran Anda mengenai hal itu hanya akan membuat Anda semakin tertekan, padahal Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya benar apa yang dikatakan Hans Selye, “Bukan stres yang membunuh kita, melainkan reaksi kita terhadap stres.” (sbr foto: atlasspinalcare.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler